Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keju Padat Tertua Ditemukan di Mesir!

SmithSonianMag.com
SmithSonianMag.com

Kita pasti pernah mendengar ada makanan yang berumur sangat tua dan sepuh. Salah satunya keju yang dklaim paling tua di dunia. Para arkeolog yang menemukannya sempat dibuat bingung dengan temuan benda berbentuk tabung dengan isi yang memiliki sisa-sisa massa kandungan dari zat padat berwarna putih.

Antara tahun 2013 dan 2014 lalu, para arkeolog dari Universitas Kairo, Mesir telah menemukan benda tersebut setelah mengelilingi kuburan di salah satu tempat yang diketahui sebagai ibukota pada zaman Mesir kuno abad ke-13 SM. Benda tersebut ditemukan beserta dengan sebuah kain kanvas yang diduga digunakan sebagai penutup tabung untuk melindungi keutuhan isiannya, sebagaimana dihimpun dari BBC News.

1. Sudah berusia lebih dari 3.000 tahun

https://twitter.com/abcnews
https://twitter.com/abcnews

Untuk mengungkap sifat massa yang dikandungnya, para peneliti yang dipimpin Enrico Greco, seorang ilmuwan kimia dari Universitas Catania, Italia telah melarutkan subtansi dan menganalisa identitas kandungannya. Setelah melewati proses identifikasi, zat tersebut diketahui sebagai keju padat. Temuan tim arkeologi tersebut diketahui merupakan keju padat yang berusia sekitar 3.200 tahun. Temuan mereka telah diterbitkan di Jurnal Analytical Chemistry pada bulan Juli lalu.

2. Terbuat dari tiga campuran susu

Pexels
Pexels

Tim peneliti, Enrico Greco, mengatakan bahwa hasil identitas zat itu ditetapkan setelah timnya melarutkan kandungan sampel dengan cara memurnikan kandungan protein dan memisahkan molekul yang larut, serta memanfaatkan spektrometri yang mengukur massa di dalam kandungannya. Hasilnya, bahan penyusun dari temuan ini dideteksi sebagai produk keju paling kuno di dunia. Berdasarkan karakteristiknya, keju ini terbuat dari campuran susu domba, kambing, dan sapi.

3. Namun sayang, tidak baik untuk dikonsumsi

Barnstable County Health
Barnstable County Health

Apabilia kita berpikir untuk mencoba rasanya, tampaknya harus berpikir ulang. Meski termasuk ke dalam produk keju, tim peneliti menyebutkan bahwa keju tersebut sebenarnya tidak cocok untuk dikonsumsi. Pasalnya, tim peneliti justru menemukan jejak bakteri mikroba brucellosis yang bisa menyebabkan manusia terinfeksi penyakit.

4. Hal itu karena keju tidak melewati proses pasteurisasi lebih dulu

Pexels
Pexels

Kandungan tersebut tidaklah mengejutkan. Hal ini dikarenakan keju berusia 3.200 tahun itu belum melewati proses pasteurisasi, atau pemanasan makanan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan organisme mikroba yang merugikan—termasuk bakteri—secara optimal. Pasteuriasasi pertama kali diperkenalkan oleh penemunya, seorang ilmuwan asal Perancis, Louis Pasteur pada tahun 1869. Ini tentu jauh jika melihat rentang waktu keju di zaman Mesir kuno tersebut dibandingkan dengan temuan dari tes pasteurisasi itu sendiri.

Nah, temuan ini tampaknya menunjukkan setidaknya dua hal, yakni keju sebenarnya sudah memiliki jejak dari ribuan tahun silam. Namun, kesalahannya terdapat pada proses pemurnian agar aman untuk dikonsumsi. Keju, dalam hal ini kita tahu sangat dipengaruhi oleh proses fermentasi selama waktu pembuatannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us