Mampir ke Warung Roekoen Pasar Senen, Viral Serba Rp20 Ribuan

Siang itu langit Jakarta tak seterik biasanya, murung tapi tentu saja tetap gerah. Meski begitu, berbekal informasi dari konten TikTok, perburuan kuliner hits Pasar Senen yang lagi ramai bersliweran tetap dijalankan. Namanya Warung Roekoen, banyak yang menyebut sebagai tempat makan tersembunyi karena lokasinya ada di perumahan padat penduduk dan tertutup pagar dengan tanaman rambat yang sudah tinggi.
Begitu sampai, memang tidak tampak seperti restoran melainkan rumah biasa. Dan kalau saja tak muncul tukang parkir sambil menyeret pagar geser di salah satu sisinya, pasti rasanya ingin putar balik karena dikira salah lokasi. Benar saja, begitu masuk ke dalam Warung Roekoen, siapa pun yang hadir akan dibuat lupa kalau tempat ini masih di Jakarta.
1. Hidden gems dekat Stasiun Pasar Senen

Warung Roekoen beralamat lengkap di Jalan Kramat Pulo Dalam 1 Nomor B72, RT 2/RW 4, Kramat, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jaraknya cukup dekat dengan Stasiun Pasae Senen, kurang lebih cuma 1 KM atau 15 menit jalan kaki. Namun harus ekstra jeli mencari lokasi tepatnya karena agak masuk dalam gang dan berkamuflase dengan rumah penduduk lain.
Selain itu, kekurangan dari Warung Roekoen ini minim lahan parkir yang tersedia. Apalagi buat roda empat, harus parkir di pinggiran jalan karena tak bisa masuk area dalam. Sedangkan buat motor, kalau keadaan restoran sedang ramai pun harus ikhlas parkir di area luar yang kalau panas pasti bikin jok panas dan jika hujan pasti kuyup kehujanan.
Karena itu, lebih disarankan buat menggunakan transportasi umum seperti Trans Jakarta atau JakLingko meski setelahnya tetap harus jalan kaki sedikit buat sampai ke Warung Roekoen. Hitung-hitung olahraga sebelum isi perut, kan?
2. Mengusung konsep vintage bak di rumah nenek tapi versi estetik

Warung Roekoen tidak seperti tempat makan kebanyakan di Jakarta yang berusaha tampil modern atau kekinian. Mereka berusaha menghadirkan kesan seperti di rumah nenek yang lawas lewat barang-barang antik yang dijadikan hiasan. Ada piring keramik, guci, komik edisi lama, patung-patung bernuansa Chinese, hingga rimbunnya tanaman yang membuatnya sejuk.
Ornamen khas Tionghoa juga cukup kental di area semi outdoor mereka. Namun beberapa hiasan seperti sepeda mahal yang digantung di tembok, TV layar lebar, juga keberadaan poster berbahasa Inggris malah mengurangi kesan vintage oriental yang ingin disampaikan.
Bicara soal pelayananan, mereka ramah meski kala itu sedang ramai reservasi. Alur pemesannannya mudah saja, pelanggan yang baru datang akan diantar ke meja kosong, diberi teh tawar dingin sebagai welcome drink, lalu diberikan buku menu. Pelayan akan menunggu sampai pelanggan selesai memilih makanan dan minumannya, dan mereka mencatat dalam sebuah kertas.
Nah, baru setelahnya kamu akan diajak kembali ke meja kasir buat langsung membayar pesanannya. Menurut pendapat pribadi, di momen ini yang terasa membingungkan karena seperti harus bolak-balik. Kenapa tidak makan dulu lalu bayar seperti pada umumnya atau pelayan akan mengantarkan nota beserta kode pembayaran sehingga pelanggan gak perlu keluar-masuk meja?Entah lah, mungkin tujuannya supaya tak ada pelanggan yang sudah makan tapi enggan bayar, ya.
3. Serba Rp20.000 untuk makanan yang comforting

Salah satu hal yang banyak dibahas oleh para pengunjung yang pernah mampir ke Warung Roekoen adalah harganya yang serba Rp20.000. Dan ini bukan gimmick, kok! Makan berat seperti mi instan dan nasi goreng, kudapan laiknya dimsum dan roti bakar, hingga minuman jus sampai susu juga dipukul rata Rp20.000.
Penulis berkesempatan memesan nasi goreng dan nasi putih sambal ijo dengan ayam popcorn, semua terasa aman di lidah meski bukan sesuatu yang istimewa. Susu strawberry natta decoco juga menyegarkan dan gak terlalu manis. Cocok banget dipesan di cuaca Jakarta yang lagi gerah-gerahnya.
Kalau ditanya apakah worth it untuk mencoba Warung Roekoen? Tentu saja jawabannya ya. Tempatnya yang manis dan instagenic, bisa jadi referensi melipir mencari suasana baru sekaligus isi perut dengan harga terjangkau di tengah ibu kota. Bagaimana menurutmu, berminat berkunjung juga ke sini dalam waktu dekat? Atau, kamu sendiri sudah pernah mengunjunginya? Share pengalamanmu di kolom komentar ya.

















