Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sate Madura dan Sate Ponorogo, Apa Bedanya?

ilustrasi sate Madura dan sate Ponorogo (commons.wikimedia.org/Crisco 1492)

Sate adalah salah satu kuliner paling ikonik di Indonesia yang punya banyak ragam tergantung dari daerah asalnya. Dua jenis sate yang paling populer dan sering dibandingkan adalah sate Madura dan sate Ponorogo. Keduanya sama-sama menggunakan daging ayam sebagai bahan utama, disajikan dengan bumbu kacang yang menggugah selera, dan dimasak dengan cara dibakar. Namun, meskipun terlihat mirip, ada banyak perbedaan mencolok di antara keduanya.

Perbedaan ini gak cuma soal bumbu dan cara penyajian, tapi juga mencerminkan budaya kuliner dari daerah asal masing-masing. Sate Madura berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur, sedangkan sate Ponorogo berasal dari Kabupaten Ponorogo yang juga ada di Jawa Timur. Keduanya punya ciri khas yang bikin masing-masing punya penggemar setia. Yuk, simak lima perbedaan utama antara sate Madura dan sate Ponorogo berikut ini!

1. Bumbu kacangnya beda tekstur dan rasa

ilustrasi bumbu kacang yang kental (youtube.com/ Ade Koerniawan)
ilustrasi bumbu kacang yang kental (youtube.com/ Ade Koerniawan)

Hal pertama yang langsung terasa berbeda dari kedua jenis sate ini adalah bumbu kacangnya. Sate Madura terkenal dengan bumbu kacang yang kental, pekat, dan sedikit manis. Bumbu ini biasanya dibuat dari kacang tanah goreng yang dihaluskan, dicampur dengan bawang putih, gula merah, kemiri, garam, serta sedikit petis udang untuk menambah cita rasa khas Madura. Kadang, bumbu ini juga diberi kecap manis sebelum disiram ke atas sate.

Sebaliknya, sate Ponorogo memiliki bumbu kacang yang lebih halus, encer, dan terasa lebih gurih dibandingkan sate Madura. Kacang yang digunakan biasanya ditumbuk halus, dicampur dengan bawang merah, bawang putih, cabai, dan kadang santan untuk menambah kekayaan rasa. Kecap manis tetap digunakan, tapi gak mendominasi rasa seperti pada sate Madura.

Dengan perbedaan ini, kamu bisa merasakan bahwa sate Madura lebih "berat" dan legit, sementara sate Ponorogo terasa lebih ringan dan gurih di lidah. Dua-duanya enak, tinggal selera kamu aja yang menentukan!

2. Cara memasak daging sebelum dibakar

ilustrasi tusuk daging (commons.wikimedia.org/D.W. Fisher-Freberg)
ilustrasi tusuk daging (commons.wikimedia.org/D.W. Fisher-Freberg)

Kalau kamu perhatikan, sate Madura biasanya langsung dibakar setelah dagingnya ditusuk. Daging ayam dipotong kecil-kecil dan diberi bumbu sederhana sebelum proses pembakaran. Ini bikin rasa bakarannya lebih dominan dan bumbunya menyatu saat disiram di atas sate yang sudah matang.

Sementara itu, sate Ponorogo punya teknik khas yang unik, yaitu melalui proses bacem atau marinasi terlebih dahulu sebelum dibakar. Potongan daging ayam yang biasanya lebih besar ini direndam dalam campuran bumbu manis gurih, termasuk kecap, bawang putih, dan ketumbar. Proses ini bikin bumbu meresap sampai ke dalam dan rasa ayamnya lebih kaya meski tanpa banyak bumbu tambahan setelah dibakar.

Proses bacem ini jadi ciri khas sate Ponorogo yang bikin tekstur dagingnya lebih juicy dan rasa gurihnya merata. Jadi, sate ini gak cuma mengandalkan bumbu siraman, tapi juga rasa yang sudah masuk dari dalam.

3. Potongan dan ukuran daging yang digunakan

ilustrasi potong daging (freepik.com/freepik)
ilustrasi potong daging (freepik.com/freepik)

Sate Madura biasanya dibuat dari potongan daging yang kecil-kecil dan ditusuk rapat-rapat. Dalam satu tusuk bisa berisi 4–5 potong daging, bahkan kadang dicampur dengan kulit atau lemak ayam untuk menambah cita rasa. Tusukan satenya pendek dan dagingnya cepat matang saat dibakar.

Sebaliknya, sate Ponorogo punya ciri khas dengan potongan daging yang lebih panjang dan lebar. Dalam satu tusuk biasanya hanya ada satu potong daging besar yang dilipat menyerupai kipas. Karena potongannya besar, waktu memasaknya pun lebih lama, tapi hasilnya lebih empuk dan berisi.

Perbedaan potongan ini bikin pengalaman makan jadi beda juga. Kalau kamu suka sate dengan potongan mungil dan sensasi kriuk dari lemak, sate Madura bisa jadi pilihan. Tapi kalau lebih suka daging yang tebal dan juicy, sate Ponorogo bisa bikin kamu ketagihan.

4. Penyajian dan pelengkapnya

Ilustrasi sate Ponorogo (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)
Ilustrasi sate Ponorogo (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Soal penyajian, sate Madura biasanya disajikan dengan siraman bumbu kacang dan kecap manis, dilengkapi dengan lontong atau nasi, serta taburan bawang goreng dan sambal rawit. Kadang juga ditambah perasan jeruk limau untuk menambah kesegaran dan aroma.

Sementara itu, sate Ponorogo disajikan lebih sederhana dan fokus pada rasa daging yang sudah dibacem. Biasanya hanya diberi sedikit bumbu kacang, kecap, dan irisan bawang merah mentah. Pelengkapnya berupa lontong atau nasi, dan sambal cabai yang pedasnya lebih menonjol dibanding sate Madura.

Sate Ponorogo juga dikenal dengan teknik penyajian "dibalik", di mana sate ditaruh di bawah dan bumbu atau pelengkap di atasnya. Sedangkan sate Madura cenderung disajikan dengan bumbu kacang menyelimuti seluruh tusukan sate dari atas.

5. Asal daerah dan persebarannya

ilustrasi Ikon Madura dan Ponorogo (commons.wikimedia.org/SERGEANTPICTURE)

Meski sama-sama berasal dari Jawa Timur, sate Madura lebih populer dan tersebar luas di seluruh Indonesia. Kamu bisa menemukannya dengan mudah di pinggir jalan atau warung tenda malam, bahkan di kota-kota besar di luar Jawa. Cita rasanya yang manis gurih dan harga yang terjangkau bikin sate Madura jadi pilihan favorit banyak orang.

Sebaliknya, sate Ponorogo lebih lekat dengan budaya kuliner lokal dan cenderung disajikan di rumah makan khas Jawa Timur. Di kota asalnya, kamu bisa menemukan banyak warung sate Ponorogo legendaris yang tetap mempertahankan resep turun-temurun. Meski gak sepopuler sate Madura secara nasional, sate ini punya tempat spesial di hati pecinta kuliner tradisional.

Kedua jenis sate ini sama-sama layak dicoba karena mencerminkan kekayaan rasa dan tradisi kuliner yang berbeda. Masing-masing punya karakter kuat yang bisa bikin kamu jatuh cinta sejak gigitan pertama.

Jadi, kamu tim sate Madura yang manis dan berbumbu tebal, atau tim sate Ponorogo yang gurih dan meresap? Apa pun pilihanmu, keduanya sama-sama juara dan pantas disebut warisan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Jangan lupa cobain dua-duanya, ya, biar kamu bisa bandingin langsung di lidahmu sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us