Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memasak daging (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Gunakan nanas atau daun pepaya untuk melunakkan daging qurban secara alami, tapi jangan terlalu lama merendamnya.
  • Rebus daging dengan rempah aromatik dan tambahan cuka atau jeruk nipis untuk menghilangkan bau prengus dan membuat daging lebih empuk.
  • Marinasi dengan bumbu halus selama minimal 1 jam atau gunakan teknik memasak lambat untuk hasil daging qurban yang lezat dan empuk.

Hari Raya Idul Adha identik dengan daging qurban. Berbagai olahan daging mulai dari sate, rendang, gulai, sampai tongseng, semua jadi sajian favorit keluarga. Tapi, satu hal yang jadi tantangan saat mengolah daging qurban adalah bau prengus yang khas dan tekstur daging yang alot.

Perlu teknik masak yang tepat biar daging qurban bisa empuk dan lezat. Nah, biar proses masak daging qurban tahun ini makin menyenangkan, berikut lima tips jitu mengolah daging qurban biar empuk dan gak bau prengus. Yuk, simak sampai habis!

1. Rendam dengan nanas parut atau daun pepaya

ilustrasi dengan nanas (freepik.com/8photo)

Ini cara yang paling klasik tapi ampuh membuat daging qurban jadi lebih empuk. Kamu bisa menggunakan parutan nanas atau balut daging dengan daun pepaya. Enzim alami dalam nanas dan daun pepaya punya fungsi sebagai pelunak daging alami.

Tapi, jangan terlalu lama ya! Rendam sekitar 30 menit aja, karena kalau kelamaan, tekstur daging jadi terlalu lembek dan hancur saat dimasak. Setelah direndam, cuci bersih dan daging siap diolah jadi berbagai menu. 

2. Rebus dengan rempah anti prengus

Ilustrasi marinasi dengan bumbu sebelum di masak (pexels.com/Avraami Barri)

Bau prengus pada daging kambing atau sapi bisa bikin selera makan turun. Nah, solusinya rebus dulu dengan rempah-rempah aromatik, seperti jahe, daun salam, serai, lengkuas, dan daun jeruk. Tambah sedikit cuka atau perasan jeruk nipis untuk menetralisir bau yang menyengat.

Rebus daging sekitar 30–45 menit, sesuai potongan dan jenis dagingnya. Selain bisa menghilangkan bau, proses ini bikin daging lebih empuk. Air rebusannya bisa dibuang atau digunakan sebagai kuah gulai. 

3. Marinasi dengan bumbu sebelum dimasak

Ilustrasi membuat sate dari daging sapi (pexels.com/Saeed Khokhar)

Proses marinasi membuat bumbu daging lebih meresap dan meminimalisir bau prengus. Campur bumbu halus seperti bawang putih, bawang merah, ketumbar, kunyit, dan sedikit minyak goreng atau yogurt. Bisa juga ditambah cabe rawit buat kamu yang suka pedas. 

Marinasi minimal 1 jam, tapi lebih baik diamkan semalaman di kulkas. Selain menyerap rasa, proses ini bantu untuk mengempukkan daging secara alami. Cocok banget buat olahan seperti sate atau daging panggang.

4. Gunakan teknik slow cooking atau presto

ilustrasi dengan presto (freepik.com/bublikhaus)

Kalau punya waktu lebih kamu bisa coba teknik memasak lambat. Daging qurban, apalagi bagian serat yang kasar seperti iga atau kaki, bisa lebih lembut kalau dimasak dalam waktu lama dengan suhu rendah.

Masak daging dengan santan dan berbagai rempah selama beberapa jam untuk hasil rendang atau gulai yang empuk, wangi, dan punya cita rasa yang otentik. Kalau pakai panci presto, cukup 30–40 menit, daging langsung bisa langsung empuk.

5. Olah jadi hidangan favorit keluarga

ilustrasi krengsengan daging (freepik.com/freepik)

Jangan ragu untuk berkreasi dengan menu favorit keluarga. Kadang, cara terbaik buat menghilangkan bau prengus bukan dari teknik masak, tapi dari bumbu yang melimpah.

Masak jadi tongseng pedas, tengkleng, atau semur manis bisa jadi trik yang ampuh. Bumbu yang pekat dan proses masak yang lama biasanya bisa menghilangkan aroma tak sedap dan berubah jadi rasa lezat yang maksimal.

Mengolah daging qurban butuh trik khusus, tapi gak susah, kok. Selamat menikmati hasil masakanmu bareng keluarga tercinta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team