ilustrasi makanan pedas (pixabay.com/jeontaeil)
Divertikulitis adalah suatu kondisi menyakitkan yang dapat terjadi ketika kantong kecil yang disebut divertikula terbentuk di lapisan usus besar. Ketika divertikulitis meradang atau sedang kambuh, ini menjadi sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan diare, sembelit, serta masalah pencernaan lainnya.
Meskipun dokter telah meresepkan obat-obatan selama kambuh untuk mengatasi kondisi divertikulitis, tetapi penting juga untuk memperhatikan makanan yang dimakan.Diet terbaik untuk divertikulitis bersifat pribadi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perubahan drastis. Dan pastikan tidak ada hal lain yang terjadi pada kesehatan yang menyebabkan penyakit lainnya.
Meskipun demikian, beberapa makanan tampaknya membuat kambuh dan iritasi menjadi lebih umum. Mengubah pola makan untuk menghilangkan makanan ini dapat membantu mengurangi peradangan dan iritasi, sehingga membuat divertikulitis menjadi lebih baik.
Makanan pedas bisa mengiritasi sistem pencernaan siapa pun, orang yang sehat ataupun tidak. Melansir Evidation, seseorang yang rentan terhadap divertikulitis, saus pedas, cabai, wasabi, dan hidangan kari adalah makanan yang membuat kambuh.
Mengapa makanan pedas berisiko membuat divertikulitis kambuh? Capsaicin dapat mengiritasi lapisan usus besar, yang menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan secara keseluruhan. Peradangan ini selanjutnya dapat memperburuk gejala divertikulitis.
Selain mempelajari makanan apa saja yang tidak boleh dimakan orang yang menderita divertikulitis, ada baiknya juga mempelajari makanan apa saja yang baik untuk dimakan.
Pertama, pastikan untuk mendapatkan banyak air setiap hari. Air melunakkan tinja dan mengurangi risiko sembelit, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko berkembangnya divertikulitis.
Kedua, pelajari pemicunya. Jika sudah tahu bahwa makanan pedas dapat membuat divertikulitisnya kambuh, berusahalah untuk menghindarinya.
Terakhir, luangkan waktu untuk belajar memasak. Selain itu, konsumsi makanan yang dimasak sendiri. Alih-alih makanan buatan rumah sering kali mengandung lebih sedikit bahan pengawet, lemak tidak sehat, dan gula rafinasi dibandingkan makanan dari restoran cepat saji.