ilustrasi tuna (pexels.com/RDNEStockproject)
Feses sebagian besar terdiri dari air, bersama dengan serat, bakteri, protein, lendir, garam, lapisan sel, dan lemak. Steatorrhea terjadi ketika terdapat terlalu banyak lemak dalam feses, yang umumnya terjadi setelah makan makanan yang mengandung banyak lemak.
Kotoran berlemak juga bisa menjadi tanda malabsorpsi. Malabsorpsi dapat terjadi jika tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik, atau produksi enzim dan empedu yang diperlukan untuk mencerna makanan tidak mencukupi.
Kondisi umum yang dapat menyebabkan malabsorpsi adalah fibrosis kistik, penyakit Whipple, penyakit Crohn, intoleransi laktosa, pankreatitis kronis, penyakit celiac, atresia bilier, kegagalan ginjal, gagal hati, penyakit Gaucher, penyakit Tay-Sachs. Kemudian, hipoparatiroid, kanker, operasi bypass lambung, amiloidosis, gagal jantung kongestif, diabetes, mengonsumsi obat kolesterol, infeksi HIV.
Penyebab yang mendasari feses berlemak harus didiagnosis untuk mengatasi kondisi tersebut. Steatorrhea yang parah atau kronis dapat menyebabkan malabsorpsi dan dehidrasi, tanda dan gejala dari steatorrhea adalah penurunan berat badan.
Kram perut, kotoran encer, kembung, kelelahan, sakit otot, gangguan pencernaan, anemia, demam, pertumbuhan terhambat (pada anak-anak), masalah penglihatan, masalah neurologis, osteoporosis. Kemudian, ruam kulit kering dan bersisik, mudah memar atau lebam yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Steatorrhea dapat terjadi setelah makan makanan tinggi lemak yang tidak dapat dicerna, kalium oksalat, dan serat. Melansir i Cliniq, makanan yang dapat menyebabkan masalah ini yaitu ikan berminyak, seperti tuna.
Untuk mengobati steatorrhea, penyebab utamanya harus diidentifikasi dan diobati. Karena malabsorpsi dapat disebabkan oleh banyak kemungkinan, penting untuk mendiagnosis penyebabnya. Jika makanan tertentu menjadi pemicunya, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah menghindarinya.
Jika feses mengambang, terlihat berminyak, berwarna pucat, berbau tidak sedap, dan gejala malabsorpsi lainnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Setelah mengambil riwayat kesehatan lengkap, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes kualitatif, tes kuantitatif, tes D-Xylose, dan tes lainnya jika diperlukan seperti tes untuk memeriksa penyakit celiac, serta intoleransi laktosa.