Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kondisi tinja berlemak saat buang air besar

Saat buang air besar, bentuk dan warna tinja dapat menunjukkan kondisi kesehatan seseorang. Jika diperhatikan, ada berbagai kelainan yang bisa terjadi pada kondisi tinja atau feses, salah satunya tinja berlemak atau steatorrhea.

Steatorrhea biasanya ditandai dengan feses yang lengket dan tampak berminyak. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Untuk mengetahui tentang kondisi ini lebih lanjut, simak ulasan di bawah ini sampai selesai, ya!

1. Apa itu steatorrhea?

Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi toilet (freepik.com/lifeforstock)

Dilansir Healthline, steatorrhea adalah kondisi ketika terlalu banyak kandungan lemak pada tinja. Kondisi ini dapat menjadi tanda malabsorpsi, yang berarti tubuh tidak menyerap nutrisi dengan baik ataupun tidak memproduksi enzim atau empedu untuk mencerna makanan secara efektif.

Di dalam feses atau kotoran, umumnya terdapat air, lemak, serat, lendir, protein, garam, bakteri, dan berbagai lapisan sel. Namun, pada steatorrhea, terdapat kelebihan lemak dalam feses.

2. Gejala

Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sakit perut (pixabay.com/Nastya_gepp)

Saat buang air besar, feses pada steatorrhea berwarna lebih pucat, lebih besar, dan disertai bau yang menyengat. Feses juga cenderung mengambang karena kandungan gas di dalamnya yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi ini ditandai dengan feses yang tertutupi lapisan minyak atau terlihat tetesan minyak di air dalam toilet dan sulit untuk disiram.

Steatorrhea merupakan salah satu dari beberapa gejala malabsorpsi. Gejala lain yang juga dapat dialami seperti kram perut, diare, kembung, gangguan pencernaan, penurunan berat badan, nyeri ringan pada otot, dan kelelahan.

Baca Juga: 7 Tipe Feses Menurut Bristol Stool Chart, Mana yang Paling Sehat?

3. Penyebab

Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sakit perut (freepik.com/diana.grytsku)

Dirangkum berbagai sumber, steatorrhea sementara bisa terjadi setelah kamu mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak tinggi. Namun, steartorrhea dengan gejala yang parah dan berkepanjangan dapat menjadi tanda dari penyakit tertentu, seperti penyakit yang menyerang saluran empedu, pankreas, atau usus.

Terlalu banyak lemak di feses menunjukkan bahwa sistem pencernaan tidak mencerna makanan secara optimal dan tubuh tidak menyerap bagian penting atau nutrisi dari makanan, termasuk lemak. Beberapa kemungkinan penyebab kondisi ini di antaranya:

  • Fibrosis kistik atau cystic fibrosis: merupakan kondisi turunan yang memengaruhi kelenjar mukosa dan keringat serta organ tubuh lainnya. Penyakit ini menyebabkan lendir menjadi lengket dan kental, yang dapat menghalangi saluran di tubuh, termasuk saluran yang membawa enzim pencernaan dari pankreas ke usus halus. Akibatnya, tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik dan membuat feses kelebihan lemak.

  • Pankreatitis kronis: kondisi peradangan pada pankreas. Pankreas berfungsi untuk memproduksi enzim yang membantu mencerna lemak, protein, dan karbohidrat di usus halus.

  • Insufisiensi eksokrin pankreas atau exocrine pancreatic insufficiency: kondisi di mana pankreas tidak memproduksi enzim yang diperlukan untuk membantu sistem pencernaan mencerna makanan dan menyerap nutrisi. Pada kondisi ini, steatorrhea terjadi ketika sistem pencernaan membuang terlalu banyak lemak daripada menyerapnya.

  • Atresia bilier: penyumbatan di saluran yang membawa empedu dari hati ke kantung empedu. Empedu merupakan cairan yang membantu sistem pencernaan dan membuang zat sisa.

  • Kondisi lainnya yang memengaruhi sistem pencernaan: seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, intoleransi laktosa, dan penyakit Whipple.

4. Diagnosis

Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Bila setelah buang air besar kamu mendapati tinja mengapung dan tampak berminyak, pucat, dan berbau tidak sedap, konsultasikanlah ke dokter. Khususnya bila ada gejala malabsorpsi lainnya, seperti penurunan berat badan atau kram.

Selain meninjau riwayat dan gejala, dokter mungkin akan memesan dua tes umum untuk steatorrhea, yaitu tes kualitatif lemak tinja dan tes kuantitatif lemak tinja.

  • Tes kualitatif: mengukur jumlah butiran lemak (tetes) dalam satu sampel tinja. Tingkat tipikal adalah kurang dari 50 butiran lemak netral dan kurang dari 100 butiran lemak asam lemak. Keduanya terlihat di bawah mikroskop.

  • Tes kuantitatif: sampel tinjak dikumpulkan selama 2 hingga 4 hari. Semua sampel kemudian dipelajari untuk menentukan jumlah total lemak dalam tinja setiap hari. Hasil tes rata-rata akan menunjukkan 2 hingga 7 gram per 24 jam untuk orang dewasa, dengan lemak membentuk kurang dari 20 persen dari sampel tinja padat. Untuk bayi, harus ada kurang dari 1 gram per 24 jam. Untuk bayi yang diberi susu botol, lemak harus membentuk 30 hingga 50 persen dari sampel tinja. Untuk bayi yang disusui, hasil normal berkisar antara 10 hingga 40 persen.

  • Tes D-xylose: dokter mungkin akan merekomendasikan tes penyerapan D-xylose bila malabsorpsi dicurigai. D-xylose adalah sejenis gula. Tes ini mengukur kadar D-xylose dalam darah atau urine.

Dokter mungkin memesan tes lain untuk membuat diagnosis. Misalnya, bila pasien mengalami gejala setelah makan gandum, dokter dapat melakukan tes khusus untuk memeriksa penyakit celiac. Hal yang sama berlaku untuk intoleransi laktosa dan penyebab potensial lainnya.

5. Pengobatan

Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk menentukan diagnosis, dokter akan melakukan serangkaian tes dan pemeriksaan. Penanganan steatorrhea akan disesuaikan dengan penyebab atau kondisi yang mendasarinya.

Jika penyebabnya berkaitan dengan makanan tertentu, maka pasien perlu menghindari konsumsi makanan yang menjadi pemicu gejala. Contohnya, orang dengan intoleransi laktosa disarankan untuk menghindari konsumsi produk olahan susu atau mungkin membatasinya. Hal ini bergantung dari tingkat keparahan kondisi yang dialami.

Sementara itu, orang dengan penyakit celiac disarankan untuk menghindari gandum dan makanan lain yang mengandung gluten.

Untuk penyakit lainnya yang menyebabkan feses berlemak, penanganan steatorrhea biasanya meliputi pemberian obat-obatan, suplemen nutrisi, dan perubahan pola makan. Rencana perawatan juga akan menyesuaikan dengan gejala dan penyebabnya.

6. Perawatan yang dapat dilakukan di rumah

Steatorrhea:  Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi minum air putih (pexels.com/Daria Shevtsova)

Dilansir Medical News Today, selain pengobatan dari dokter, beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu meringankan gejala steatorrhea meliputi:

  • Tetap terhidrasi dengan mencukupi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya.
  • Mengurangi konsumsi makanan berlemak.
  • Berhenti merokok.
  • Menghindari konsumsi alkohol.
  • Memenuhi kebutuhan vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A,D, E, dan K.
  • Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral lainnya, seperti vitamin B12, asam folat, zat besi, magnesium, dan kalsium.

Itulah beberapa hal seputar steatorrhea atau kelebihan lemak pada tinja. Bila kamu mengalaminya, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapat penanganan yang sesuai, terlebih bila ini terjadi terus-menerus dan disertai gejala tak biasa lainnya.

Baca Juga: Ada Busa di Feses? Ini 5 Penyebab BAB Berbusa yang Perlu Diwaspadai

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya