7 Fakta Soal Lupus yang Banyak Belum Diketahui Orang Awam

Dalam imunologi atau ilmu kekebalan tubuh, penyakit lupus justru kebalikan dari kanker atau HIV/AIDS. Untuk penderita lupus, produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan, sehingga antibodi itu tidak lagi berfungsi menyerang virus, kuman, dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh, tetapi justru menyerang sel dan jaringan tubuh penderitanya. Satu perbedaan utama dengan HIV/AIDS, penyakit lupus tidak menular.

Lupus bukan penyakit yang disebabkan oleh virus, kuman, atau bakteri. Faktor genetik sering disebut sebagai penyebab lupus, namun beberapa riset juga menemukan faktor-faktor eksternal seperti infeksi, penggunaan obat antibiotik, obat-obat keras, sinar ultraviolet baik dari cahaya matahari maupun lampu, hingga stres dapat memicu lupus.

Penyakit lupus bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Namun, perempuan pada usia produktif berisiko 10 kali lebih besar menderita lupus dibanding laki-laki.

Penyanyi tenar Hollywood yang pernah dilaporkan mengidap lupus adalah Selena Gomez. Tahun 2017, mantan pacar Justin Bieber itu bahkan mesti mendapatkan transplantasi ginjal, karena salah satu ginjalnya terserang lupus.

"Penyakit seribu wajah" dan "Si peniru ulung" adalah julukan yang sering digunakan untuk menggambarkan penyakit lupus. Alasan mengapa dikenal seperti itu karena gejalanya sama dengan gejala penyakit manapun pada umumnya. Hal itu membuat tim medis akan sulit mengenali lupus dan butuh waktu serta tes untuk mendiagnosa.

Gejala lupus yang lebih jelas adalah ditandai dengan rambut rontok, jari-jari yang memucat ketika dingin, sariawan di mulut, sensitif terhadap cahaya matahari, hingga ruam kemerahan pada bagian pipi dan hidung yang membentuk pola seperti kupu-kupu.

Setiap harinya, dicatat oleh WHO lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia berjuang dan hidup melawan lupus. Laporan dari Kementerian Kesehatan, di Indonesia prevalensi penyakit lupus sebesar 0,5 persen atau sekitar 1,25 juta jiwa. Namun, hanya 12 persen dari jumlah itu yang dilaporkan.

Jumlah penderita lupus dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online pada 2014, tercatat hanya 543 rumah sakit yang melaporkan menangani lupus. Angka tersebut terus meningkat menjadi 621 rumah sakit pada 2015 dan 858 rumah sakit pada 2016. 

Simbol kupu-kupu lekat dengan penyakit lupus, karena salah satu penampakan lupus yang jelas terlihat adalah ruam merah simetris pada wajah berbentuk siluet kupu-kupu. Perubahan dari telur, ulat, kepompong dan berakhir menjadi kupu-kupu adalah analogi manis, sekaligus menggambarkan harapan bagi para penderita lupus.

Hingga sekarang memang masih belum ditemukan obat yang bisa mengobati lupus sepenuhnya. Penderita lupus yang kehilangan semangat dan merasa frustrasi atau depresi pada kondisinya akan berpengaruh buruk pada kesehatannya. Namun dengan perawatan dan terapi yang tepat, para penderitanya bisa menjalani hidup selayaknya orang normal.

Kita tidak pernah tahu penyakit apa yang mungkin datang menyerang kita. Untuk mencegah penyakit lupus, ada saran-saran tertentu untuk mencegahnya. Salah satunya dengan pola hidup sehat seperti pola makan teratur, jauhi rokok, cukup tidur, lindungi kulit dari paparan sinar ultra violet, kelola stress, dan olahraga rutin.

Itulah fakta yang perlu kita ketahui untuk memperingati Hari Lupus Sedunia. Semoga bermanfaat.