Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kanker yang dimulai di tenggorokan bagian atas

Nasofaring adalah bagian atas tenggorokan (faring). Ini adalah lorong berotot berbentuk kotak di belakang hidung, tepat di atas langit-langit mulut. Nasofaring memungkinkan udara mengalir dari hidung ke tenggorokan dan akhirnya ke paru-paru.

Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang dimulai di tenggorokan bagian atas (faring), di belakang hidung (naso), tepat di atas langit-langit mulut. Ini merupakan jenis kanker yang relatif jarang. Mengutip laporan dalam jurnal Cureus tahun 2020, secara global angka kejadian kanker nasofaring sedikit kurang dari 1 per 100.000 penduduk setiap tahunnya.

Apa itu kanker nasofaring? Apa saja gejala dan penyebabnya? Simak terus informasinya berikut ini.

1. Sekilas tentang nasofaring

Dilansir Cedars-Sinai, faring adalah area leher dan tenggorokan yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  • Nasofaring adalah bagian atas.
  • Orofaring adalah bagian tengah.
  • Hipofaring adalah bagian terendah.

Nasofaring adalah ruang di atas langit-langit lunak (atap mulut) di bagian belakang hidung. Ini menghubungkan hidung ke bagian belakang mulut dan memungkinkan kita untuk bernapas melalui hidung.

Jaringan di area nasofaring adalah selaput lendir, yang menghasilkan cairan agar tetap lembap. Mereka juga terus-menerus terpapar racun lingkungan dan kuman menular, seperti virus dan bakteri. Apa pun yang dihirup melewati area ini.

2. Jenis

Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi area nasofaring (macmillan.org.uk)

Kanker daerah nasofaring biasanya adalah karsinoma sel skuamosa yang tidak berperilaku seperti kanker kepala dan leher lainnya, dilansir City of Hope.

Jenis yang paling umum disebut karsinoma nasofaring atau nasopharyngeal carcinoma (NPC), yang muncul dari sel-sel yang melapisi nasofaring. Berdasarkan tampilannya di bawah mikroskop, dokter mengategorikan karsinoma nasofaring menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Karsinoma tak berdiferensiasi non-keratin/non-keratinizing undifferentiated carcinoma.
  • Karsinoma sel skuamosa keratinisasi/keratinizing squamous cell carcinoma. Ini Paling sering dikaitkan dengan infeksi virus Esptein-Barr—70 persen hingga 80 persen dari waktu, menurut StatPearls.
  • Karsinoma berdiferensiasi non-keratin/non-keratinizing differentiated carcinoma—juga terkait dengan virus Esptein-Barr.

Selain NPC, ada dua kanker langka yang mungkin berkembang di nasofaring:

  • Limfoma dapat berkembang dari sel darah putih yang menumpuk di area nasofaring.
  • Adenokarsinoma dapat berkembang dari kelenjar ludah atau mukosa yang melapisi nasofaring, meskipun lebih sering terjadi di hidung dan mulut.

3. Penyebab

Seperti banyak kanker lainnya, penyebab kanker nasofaring tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor risiko tertentu bisa meningkatkan risiko kamu terkena kanker nasofaring. Menurut Cleveland Clinic, ini termasuk:

  • Virus Epstein-Barr: Ini adalah virus yang sama yang menyebabkan mononukleosis. Virus ini umum terjadi pada orang yang didiagnosis dengan kanker nasofaring. Meski hubungan antara kedua kondisi tersebut diketahui secara luas, tetapi tidak semua orang yang pernah terdampak virus Esptein-Barr akan mengembangkan kanker nasofaring.
  • Makanan yang diawetkan dengan garam (salt-cured): Orang dengan pola makan tinggi daging dan ikan yang diawetkan dengan garam memiliki peluang lebih tinggi terkena kanker nasofaring.
  • Penggunaan alkohol dan tembakau: Perokok atau peminum alkohol berat mengalami peningkatan risiko kanker nasofaring.
  • Usia: Meskipun kanker nasofaring dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi penyakit ini paling sering didiagnosis pada orang berusia antara 30 dan 50 tahun.
  • Ras: Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di Asia Tenggara, China selatan, dan Afrika utara. Orang yang berimigrasi ke Amerika Serikat dari Asia juga memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang Asia kelahiran Amerika.
  • Jenis kelamin: Laki-laki sekitar tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker nasofaring.
  • Riwayat keluarga: Jika memiliki anggota keluarga dengan kanker nasofaring, kamu lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut.

Baca Juga: Kanker Kepala dan Leher: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Gejala

Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi telinga berdenging (freepik.com/Stockking)

Orang dengan kanker nasofaring (NPC) mungkin mengalami beberapa tanda dan gejala, walaupun kadang beberapa orang tidak mengalaminya. Dijelaskan dalam laman American Society of Clinical Oncology, berikut ini tanda dan gejala kanker nasofaring yang paling umum:

  • Benjolan di leher, yang merupakan gejala paling umum.
  • Hidung tersumbat.
  • Gangguan pendengaran.
  • Rasa penuh atau nyeri pada telinga yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada telinga tengah, terutama jika tidak kunjung hilang dan terjadi pada satu telinga.
  • Nyeri dan telinga berdenging.
  • Sakit tenggorokan yang sepertinya tidak kunjung sembuh.
  • Kesulitan bernapas atau berbicara
  • Sering mimisan.
  • Nyeri, mati rasa, atau kelumpuhan pada wajah.
  • Sering sakit kepala
  • Kesulitan membuka mulut.
  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Kelelahan.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

5. Diagnosis

Ada banyak tes yang digunakan untuk mendiagnosis kanker nasofaring. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis kanker yang dicurigai, tanda dan gejala, serta usia dan status kesehatan secara umum, serta hasil tes medis sebelumnya saat memilih tes diagnostik. Beberapa tes ini bisa digunakan untuk mendiagnosis kanker nasofaring:

  • Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah: Selama pemeriksaan fisik, dokter akan merasakan adanya benjolan di leher, bibir, gusi, dan pipi. Dokter akan mencari kelainan pada hidung, mulut, tenggorokan, dan lidah, sering kali menggunakan lampu dan/atau cermin untuk mendapatkan pandangan yang lebih jelas. Tes darah untuk memeriksa antibodi terhadap virus Esptein-Barr dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan.
  • Endoskopi: Endoskopi memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam tubuh dengan tabung tipis, terang, dan fleksibel yang disebut endoskop. Kamu mungkin dibius saat selang dimasukkan melalui mulut atau hidung untuk memeriksa area kepala dan leher. Ketika endoskopi dilakukan untuk melihat ke dalam nasofaring, itu disebut nasofaringoskopi.
  • Biopsi: Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop. Tes lain dapat menunjukkan adanya kanker, tetapi hanya biopsi yang dapat membuat diagnosis pasti. Seorang ahli patologi kemudian menganalisis sampel. Jenis biopsi yang dilakukan akan tergantung pada lokasi kanker. Selama aspirasi jarum halus, sel diangkat menggunakan jarum tipis yang dimasukkan langsung ke dalam tumor. Sel-sel diperiksa di bawah mikroskop selama pemeriksaan sitologi untuk tanda-tanda kanker. Biopsi dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal atau anestesi umum.
  • Sinar-X: Sinar-X adalah cara untuk membuat gambar struktur di dalam tubuh menggunakan sedikit radiasi. Kadang, menelan barium mungkin diperlukan sebelum melakukan rontgen. Barium melapisi mulut dan tenggorokan untuk meningkatkan citra pada sinar-X. Sinar-X tengkorak dan dada mungkin diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang tingkat kanker nasofaring.
  • Pemindaian tomografi komputer (CT atau CAT): Pemindaian CT mengambil gambar bagian dalam tubuh menggunakan sinar-X yang diambil dari berbagai sudut. Komputer menggabungkan gambar-gambar ini menjadi gambar 3 dimensi terperinci yang menunjukkan kelainan atau tumor apa pun. CT dapat digunakan untuk mengukur ukuran tumor. Terkadang, pewarna khusus yang disebut media kontras diberikan sebelum pemindaian untuk memberikan detail gambar yang lebih baik. Pewarna ini dapat disuntikkan ke pembuluh darah atau diberikan sebagai pil atau cairan untuk ditelan.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI): MRI menggunakan medan magnet, bukan sinar-X, untuk menghasilkan gambar detail tubuh, terutama gambar jaringan lunak seperti amandel dan pangkal lidah. MRI lebih sensitif daripada CT dalam mendeteksi tumor nasofaring dan kemungkinan penyebaran ke jaringan terdekat atau kelenjar getah bening. MRI dapat digunakan untuk mengukur ukuran tumor. Media kontras diberikan sebelum pemindaian untuk membuat gambar yang lebih jelas. Pewarna ini dapat disuntikkan ke pembuluh darah atau diberikan sebagai pil atau cairan untuk ditelan.
  • USG: Ultrasonografi menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar organ dalam.
  • Pemindaian tulang: Pemindaian tulang menggunakan pelacak radioaktif untuk melihat bagian dalam tulang. Pelacak disuntikkan ke pembuluh darah. Itu terkumpul di area tulang dan terdeteksi oleh kamera khusus. Tulang yang sehat tampak lebih ringan di depan kamera, dan area cedera, seperti yang disebabkan oleh kanker, akan menonjol pada gambar.
  • Tes neurologis: Dokter menguji fungsi saraf, terutama indra peraba di wajah dan fungsi motorik saraf tertentu di daerah kepala dan leher.
  • Tes pendengaran: Ini bisa dilakukan jika  Dokter mungkin melakukan tes pendengaran jika tampaknya ada cairan di telinga tengah.
  • Tomografi emisi positron (PET) atau pemindaian PET-CT: Pemindaian PET biasanya digabungkan dengan pemindaian CT, yang disebut pemindaian PET-CT. Namun, dokter mungkin menyebut prosedur ini sebagai pemindaian PET. Pemindaian PET digunakan untuk membuat gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Sejumlah kecil zat gula radioaktif disuntikkan ke tubuh. Zat gula ini diserap oleh sel-sel yang paling banyak menggunakan energi. Karena kanker cenderung menggunakan energi secara aktif, ia menyerap lebih banyak zat radioaktif. Namun, jumlah radiasi dalam zat tersebut terlalu rendah untuk berbahaya. Pemindai kemudian mendeteksi zat ini untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh.

6. Pengobatan

Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengobatan spesifik tergantung pada stadium kanker. Ini dapat meliputi:

  • Terapi radiasi: Perawatan ini menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk memperlambat atau membunuh sel kanker. Kanker nasofaring sangat sensitif terhadap radiasi sehingga jenis terapi ini sering digunakan.
  • Kemoterapi: Obat antikanker diberikan baik secara oral atau intravena. Karena kemoterapi berjalan melalui aliran darah, ini berguna untuk kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh yang lain.
  • Kemoradiasi: Dalam banyak kasus kanker nasofaring, kemoterapi digunakan dalam kombinasi dengan terapi radiasi. Ini dapat membuat efek radiasi lebih kuat, tetapi juga bisa memiliki lebih banyak efek samping.
  • Operasi: Dalam beberapa kasus, tumor dapat diangkat melalui pembedahan. Namun, karena nasofaring merupakan area yang sulit untuk dioperasi, pembedahan biasanya bukan pilihan pengobatan utama. Namun, pembedahan kadang digunakan untuk mengangkat kelenjar getah bening di leher yang tidak merespons pengobatan lain.
  • Terapi obat yang ditargetkan: Beberapa obat dapat menargetkan jenis kanker tertentu. Orang dengan kanker nasofaring bisa mendapat manfaat dari injeksi cetuximab. Cetuximab adalah versi sintetis dari protein sistem kekebalan tubuh. Terapi obat yang ditargetkan paling sering dikombinasikan dengan kemoterapi atau terapi radiasi.
  • Imunoterapi: Perawatan ini meningkatkan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk membantu mendeteksi dan melawan sel kanker. Pilihan pengobatan kanker ini sebagian besar bersifat eksperimental.

7. Tingkat kelangsungan hidup

Tingkat kelangsungan hidup untuk kanker umumnya ditentukan oleh tahapan. Dalam basis data tingkat kelangsungan hidup National Cancer Institute yang disebut Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) Program, tahapan ini dikategorikan sebagai lokal, regional, dan jauh.

  • Kanker lokal berada di dalam jaringan tempat mereka berkembang.
  • Kanker stadium regional telah menyebar ke daerah terdekat.
  • Kanker stadium jauh telah menyebar ke bagian tubuh yang jauh.

Lima tahun setelah diagnosis, 85 persen pasien yang didiagnosis dengan kanker nasofaring lokal bertahan hidup, menurut American Cancer Society. Untuk diagnosis stadium regional, jumlahnya 71 persen. Jika kanker nasofaring telah menyebar dan didiagnosis "jauh", tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 49 persen. Rata-rata, tingkat kelangsungan hidup kanker nasofaring adalah 61 persen.

Angka-angka ini mewakili kasus yang didiagnosis sebelum tahun 2016, karena belum ada tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kasus yang didiagnosis setelah waktu tersebut.

Tingkat kelangsungan hidup kanker nasofaring mungkin meningkat dengan pilihan pengobatan baru. Dan seperti halnya setiap kanker, pendekatan baru sedang diuji sepanjang waktu dalam uji klinis. Secara umum, tingkat kelangsungan hidup telah meningkat dalam dekade terakhir karena pengobatan baru dan deteksi dini.

Sebagian besar faktor risiko untuk kanker nasofaring tidak bisa dikontrol sehingga dalam kebanyakan kasus kanker ini tidak bisa dicegah. Namun, karena merokok dan minum alkohol merupakan faktor risiko untuk banyak jenis kanker, menghindarinya bisa berdampak baik buat kesehatan dan bisa mengurangi risiko kanker nasofaring.

Didiagnosis dengan kanker nasofaring bisa sangat menakutkan. Kabar baiknya, ada beberapa perawatan yang tersedia. Bicarakan dengan dokter tentang opsi perawatan yang ada dan hal lainnya yang kamu butuhkan.

Baca Juga: 7 Penyebab Kanker Kepala dan Leher, Bisa Dihindari!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya