7 Penyebab Kanker Kepala dan Leher, Bisa Dihindari!

- Penggunaan tembakau adalah faktor risiko utama kanker kepala dan leher.
- Infeksi HPV juga berperan dalam kanker kepala dan leher, terutama pada orofaring. Jenis HPV yang paling sering dikaitkan dengan kanker adalah HPV 16 dan 18.
- Konsumsi alkohol, paparan zat berbahaya di tempat kerja, penyakit tertentu, dan terapi radiasi ke kepala dan leher juga dapat meningkatkan risiko kanker kepala dan leher.
Kanker merupakan kondisi di mana sel-sel tubuh berkembang di luar kendali. Kanker kepala dan leher merupakan jenis kanker yang dimulai di sekitar kepala dan tenggorokan. Peluang seseorang mengembangkan jenis kanker ini meningkat dengan adanya berbagai faktor risiko.
Faktor risiko ialah apa pun yang meningkatkan peluang terkena kanker. Faktor risiko biasanya tidak langsung menyebabkan kanker, tetapi memengaruhi perkembangan kanker. Mengetahui faktor risiko kanker kepala dan leher dapat membantu kamu membuat pilihan gaya hidup dan perawatan kesehatan yang lebih tepat.
1. Tembakau

Penggunaan tembakau dengan cara apa pun, termasuk merokok, cerutu, pipa, kunyah, merupakan faktor risiko tunggal terbesar untuk kanker kepala dan leher.
Diperkirakan antara 70 hingga 80 persen kanker kepala dan leher terkait dengan penggunaan tembakau. Jumlah penggunaan tembakau dapat memengaruhi prognosis, yaitu kemungkinan sembuh. Juga, menjadi perokok pasif meningkatkan risiko terkena kanker kepala dan leher.
2. Human papillomavirus (HPV)
Ada kaitan kuat antara infeksi HPV dan kanker kepala dan leher, khususnya berkaitan erat dengan kanker yang bermula di orofaring (bagian tengah tenggorokan).
Risiko terkena kanker orofaring yang positif HPV sebagian bergantung pada jenis HPV yang dimiliki. Misalnya, beberapa jenis menyebabkan kutil pada kulit, mulut, atau alat kelamin tetapi jarang, bahkan mungkin tidak pernah, menyebabkan kanker. Jenis lain memiliki risiko lebih tinggi. Jenis ini memiliki kaitan yang lebih besar dengan kanker. Jenis yang paling sering dikaitkan dengan kanker kepala dan leher adalah HPV 16 dan, yang lebih jarang, HPV 18.
Kabar baiknya, bagi kebanyakan orang, termasuk mereka yang memiliki HPV risiko tinggi, tubuh akan menyingkirkan infeksi tersebut dengan sendirinya. Sayangnya, tidak ada cara untuk memprediksi siapa di antara mereka yang memiliki HPV 16 atau 18 yang akan mengembangkan kanker.
3. Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol dikaitkan dengan kanker mulut dan kanker tenggorokan. Makin banyak dan lama seseorang minum alkohol, makin tinggi risiko orang tersebut terkena kanker kepala dan leher.
Risiko mengembangkan kanker kepala dan leher jauh meningkat jika seseorang merokok dan minum alkohol. Orang yang merokok dan minum alkohol dalam jumlah banyak selama beberapa tahun memiliki risiko tertinggi terkena kanker kepala dan leher.
4. Paparan pekerjaan
Paparan zat tertentu saat bekerja juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker di nasofaring. Ini paling mungkin dialami oleh orang yang bekerja di industri konstruksi, tekstil, keramik, penebangan kayu, dan pengolahan makanan.
Bekerja dalam ndustri tersebut dapat menyebabkan orang terpapar zat-zat seperti debu kayu, formaldehida, asbes, nikel, dan bahan kimia lainnya. Ini semua meningkatkan risiko kanker nasofaring.
5. Adanya penyakit tertentu

Beberapa penyakit meningkatkan risiko terkena kanker kepala dan leher. Virus Epstein-Barr (EBV), anemia Fanconi, dan dyskeratosis congenita dikaitkan dengan kanker kepala dan leher.
EBV, virus penyebab mononukleosis, merupakan faktor risiko kanker nasofaring dan kanker kelenjar ludah. Anemia Fanconi dapat meningkatkan risiko berkembangnya lesi prakanker dan kanker tertentu pada individu berusia lebih muda.
6. Terapi radiasi
Terapi radiasi dosis tinggi ke kepala dan leher meningkatkan risiko berkembangnya kanker jenis ini. Paparan radiasi meningkatkan risiko kanker kelenjar ludah.
Anak-anak yang menerima terapi radiasi untuk retinoblastoma herediter memiliki peningkatan risiko kanker rongga hidung.
7. Kesehatan mulut yang buruk

Orang dengan kesehatan mulut yang buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker mulut. Beberapa kondisi yang menjngkatkan risiko, seperti kehilangan beberapa gigi, gusi berdarah, dan penyakit gusi.
Ini diperparah dengan tidak mengunjungi dokter gigi secara teratur, sehingga masalah tetap dibiarkan tanpa pengobatan. Penggunaan gigi palsu yang tidak pas juga meningkatkan risiko terkena kanker mulut.
Kanker kepala dan leher memang tidak dapat sepenuhnya dicegah. Namun, kamu bisa meminimalkan risikonya risikonya dengan menjauhi semua faktor risiko di atas.
Referensi
"What Causes Cancers of the Head and Neck?" Head and Neck Cancer Alliance. Diakses Februari 2025.
"Tobacco Use in Cancer Survivorship." American Head and Neck Society. Diakses Februari 2025.
"Prevention, Causes, and Risk Factors for Head and Neck Cancer." Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Diakses Februari 2025.
"Head and neck cancer." Macmillan Cancer Support. Diakses Februari 2025.
"Head and Neck Cancers Basics." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Februari 2025.
"Head and Neck Cancer Facts." City of Hope. Diakses Februari 2025.