Sebelum Mendaki, Kenali Dulu Risiko Acute Mountain Sickness

- Gejala acute mountain sickness (AMS) bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa, termasuk kesulitan tidur, pusing, dan sesak napas.
- AMS disebabkan oleh kadar oksigen rendah dan tekanan udara menurun di tempat tinggi serta aktivitas fisik yang berlebihan.
- Risiko AMS meningkat bagi mereka yang tinggal di dataran rendah, bepergian ke tempat tinggi, memiliki penyakit tertentu, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Bayangkan kamu sedang mendaki gunung yang tinggi, udara makin dingin, pemandangan luar biasa terbentang di depan mata. Namun, tiba-tiba, kepala mulai pusing, mual menyerang, dan napas terasa berat, ini bisa jadi tanda kamu mengalami acute mountain sickness (AMS). Kondisi ini sering dialami oleh pendaki atau pelancong yang naik ke tempat tinggi terlalu cepat tanpa waktu adaptasi yang cukup.
Meski terlihat sepele, tetapi AMS bisa berkembang menjadi masalah serius jika tidak ditangani. Ketahui hal-hal penting tentang AMS, gejala yang perlu diwaspadai, serta langkah-langkah untuk mencegahnya agar petualanganmu tetap aman dan menyenangkan.
1. Gejala
Gejala yang muncul bergantung pada kecepatan pendakian dan seberapa keras kamu memaksakan diri. Gejalanya berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa, serta dapat memengaruhi sistem saraf, paru-paru, otot, dan jantung.
Dalam sebagian besar kasus, gejalanya ringan, yang dapat meliputi:
Kesulitan tidur.
Pusing atau sakit kepala ringan.
Kelelahan.
Sakit kepala.
Kehilangan nafsu makan.
Mual atau muntah.
Detak jantung cepat.
Kesulitan bernapas saat beraktivitas.
Gejala yang lebih parah meliputi:
Warna biru pada kulit (sianosis).
Sesak atau kongesti dada.
Kebingungan.
Batuk.
Batuk berdarah.
Kesadaran menurun .
Kulit abu-abu atau pucat.
Ketidakmampuan untuk berjalan lurus.
Sesak napas meskipun sedang beristirahat.
2. Penyebab
Tempat yang lebih tinggi memiliki kadar oksigen yang lebih rendah dan tekanan udara yang menurun. Saat kamu sedang naik pesawat, mendaki gunung, bermain ski, atau berkendara di tempat tinggi, tubuh mungkin tidak punya cukup waktu untuk menyesuaikan diri. Hal ini dapat mengakibatkan AMS.
Tingkat aktivitas fisik juga berperan. Misalnya, memaksakan diri untuk mendaki gunung dengan cepat dapat menyebabkan mabuk perjalanan akut.
3. Siapa yang berisiko mengalami AMS?

Risiko mengalami AMS meningkat jika kamu tinggal di dekat laut dan tidak terbiasa dengan dataran tinggi. Faktor risiko lainnya, meliputi:
Bergerak terlalu cepat ke tempat yang lebih tinggi.
Bepergian ke tempat yang sangat tinggi.
Jumlah sel darah merah rendah karena anemia.
Memiliki penyakit jantung atau paru-paru.
Mengonsumsi obat-obatan seperti pil tidur, obat pereda nyeri narkotik, atau obat penenang yang dapat menurunkan laju pernapasan.
Memiliki riwayat mabuk perjalanan akut.
Jika kamu berencana bepergian ke dataran tinggi dan memiliki salah satu kondisi di atas atau mengonsumsi salah satu obat di atas, bicarakan dengan dokter tentang cara terbaik untuk menghindari AMS.
4. Pengobatan
Pengobatan AMS bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, biasanya meliputi:
Pemberian obat-obatan, seperti asetazolamid, obat tekanan darah, inhaler paru-paru, deksametason, dan aspirin.
Kembali ke ketinggian yang lebih rendah.
Beristirahat setidaknya selama satu hari sebelum pindah ke ketinggian yang lebih tinggi.
Banyak minum air.
5. Pencegahan
Berikut beberapa strategi untuk mencegah AMS:
Persiapan: Periksa ke dokter sebelum melakukan pendakian agar dokter dapat memeriksa status kesehatanmu dan memberi saran untuk meningkatkan kebugaran.
Pendakian bertahap: Jika memungkinkan, perkemahan pertama tidak boleh lebih tinggi dari 2.400 meter. Naiklah tidak lebih dari 300 hingga 500 meter per hari.
Tingkat latihan yang sesuai: Sebelum mulai pendakian, pastikan kamu sudah berolahragalah dengan cukup dan waspadalah terhadap sesak napas dan gejala kelelahan.
Hidrasi: Untuk mengimbangi peningkatan kehilangan cairan di dataran tinggi, tetaplah terhidrasi dengan baik.
Evakuasi: Hentikan pendakian jika muncul gejala AMS hingga gejala mereda.
Acute mountain sickness bukanlah hal yang bisa dianggap remeh, terutama bagi kamu yang gemar menjelajah alam di dataran tinggi. Dengan memahami gejalanya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa menikmati keindahan gunung tanpa mengorbankan kesehatan. Jadi, sebelum mendaki, pastikan tubuhmu siap dan perjalananmu direncanakan dengan matang karena keselamatan tetap harus jadi prioritas utama.
Referensi
"Avoid Acute Mountain Sickness: How to Prevent and Recognize It." Esprit Montagne. Diakses pada Juli 2025.
"Acute Mountain Sickness." Healthline. Diakses pada Juli 2025.
"Acute Mountain Sickness." MedlinePlus. Diakses pada Juli 2025.
"Acute Mountain Sickness: Recognition and Prevention." Scouting.org." Diakses pada Juli 2025.