Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adakah Pantangan Setelah Makan Daging Kambing? Ini Jawaban Ahli Gizi

ilustrasi sate kambing (pexels.com/samerdaboul)
ilustrasi sate kambing (pexels.com/samerdaboul)
Intinya sih...
  • Daging kambing bukan makanan yang harus dihindari. Pada dasarnya sama dengan sumber protein hewani lainnya seperti ayam atau sapi, selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
  • Meskipun daging kambing aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Momen Idul Adha identik dengan sajian daging kurban, termasuk daging kambing. Namun, di balik kenikmatannya, hidangan daging merah menimbulkan pertanyaan: adakah pantangan setelah makan daging kambing?

Sejumlah orang mengeluhkan panas dalam, tekanan darah naik, atau gangguan pencernaan usai menyantapnya. Fenomena ini membuat banyak orang mulai lebih waspada terhadap efek samping konsumsi daging kambing.

1. Tidak ada pantangan spesifik, asal sesuai porsi

ilustrasi daging berlemak (pexel.com/Los Muertos Crew)
Ilustrasi daging berlemak (pexel.com/Los Muertos Crew)

Menurut Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum., ahli gizi masyarakat, sebenarnya tidak ada pantangan khusus untuk konsumsi daging kambing. Ia menegaskan bahwa daging kambing pada dasarnya sama dengan sumber protein hewani lainnya seperti ayam atau sapi, selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

"Daging apa pun itu bagian dari lauk sehari-hari. Gak ada pantangan apa pun. Kambing bukan protein jahat atau yang perlu ditakuti," tegasnaya saat dihubungi IDN Times pada Selasa (3/6/2025).

Sebagai panduan praktis, Dr. Tan menyarankan untuk mengikuti pedoman "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan RI. Dalam pedoman tersebut, porsi yang dianjurkan untuk sumber protein hewani adalah sekitar dua potong sedang, atau sekitar 70 gram daging matang dalam satu kali makan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) juga menyarankan agar konsumsi daging merah dibatasi maksimal 500 gram per minggu dalam bentuk matang. Ini berarti sekitar 70–100 gram per hari, tergantung pada kebutuhan individu.

2. Tips dari ahli gizi

ilustrasi buah-buahan (freepik.com/KamranAydinov)
ilustrasi buah-buahan (freepik.com/KamranAydinov)

Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz., seorang ahli gizi, menjelaskan bahwa meskipun daging kambing aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Daging kambing tergolong daging merah berlemak tinggi dan bersifat termogenik yang bisa meningkatkan suhu tubuh dan mempercepat metabolisme. Kondisi ini bisa memicu ketidaknyamanan, terutama jika konsumsinya dalam jumlah banyak.

Beberapa pantangan yang disarankan oleh Dr. Arif setelah mengonsumsi daging kambing antara lain:

  • Hindari makanan berminyak, pedas, atau tinggi kolesterol setelah makan kambing. Hal ini bisa memperberat kerja sistem pencernaan dan meningkatkan risiko gangguan lambung.

  • Jangan langsung tidur setelah makan banyak daging. Ini karena posisi berbaring bisa memicu refluks asam lambung yang menyebabkan rasa perih dan panas di dada (heartburn).

3. Rekomendasi untuk membantu tubuh mencerna daging kambing

ilustrasi jalan kaki (pexels.com/Daniel Reche)
ilustrasi jalan kaki (pexels.com/Daniel Reche)

Untuk menyeimbangkan konsumsi daging kambing, Arif juga memberikan tips praktis yang bisa diterapkan, yaitu:

  • Konsumsi sayuran berserat tinggi seperti timun, tomat, atau daun mint yang bisa membantu melancarkan proses pencernaan serta mendinginkan tubuh.

  • Minum air hangat dengan perasan jeruk nipis atau teh hijau. Ini berfungsi membantu memecah lemak, mengurangi rasa eneg, serta memberikan efek detoksifikasi ringan.

"Lakukan aktivitas ringan setelah makan, seperti berjalan kaki 15–30 menit, untuk membantu metabolisme," tambahnya.

Daging kambing bukan makanan yang harus dihindari. Namun, bijak dalam mengonsumsinya dengan memperhatikan porsi menjadi kunci untuk menjaga kesehatan tetap prima. Kamu teta bisa menikmati hidangan khas kurban tanpa melupakan pola makan seimbang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us