Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi laki-laki menikmati alam (pexels.com/Oziel Gómez)

Adventure therapy (terapi petualangan) merupakan bentuk psikoterapi yang menggabungkan aktivitas fisik dan interaksi dengan alam untuk tujuan terapi. Terapi ini menggunakan pendekatan pengalaman terapi kelompok yang melibatkan tugas kooperatif untuk membantu meningkatkan kesehatan klien. Kesehatan yang dimaksud dapat berupa peningkatan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial, sampai spiritual. 

Terdapat berbagai jenis praktik adventure therapy yang bisa diterapkan. Ini termasuk kegiatan konseling berbasis petualangan, terapi di hutan belantara, atau berkemah di suatu tempat.

Adventure therapy termasuk program yang berfokus pada kekuatan dan sumber daya individu maupun kelompok yang dijadikan sebagai solusi. Gagasan mengenai adventure therapy juga sering dikaitkan dengan dengan bidang rekreasi terapeutik dan layanan pendidikan luar ruangan.

1. Sejarah singkat

ilustrasi sekelompok orang melakukan pendakian gunung (pexels.com/Eric Sanman)

Penggunaan aktivitas berbasis kelompok sebagai metode perubahan psikologis bersinggungan dengan kemunculan inovasi psikodrama. Psikodrama atau permainan bermain peran berkembang pada tahun 1920-an yang dipelopori oleh psikiater bernama Dr. Jacob Levi Moreno.

Beberapa pendekatan dalam psikoterapi modern memberi penekanan pada basis kegiatan, seperti terapi seni, terapi musik, dan terapi bermain. Di samping itu, efek terapeutik melalui pengaturan alam telah terbukti membantu meningkatkan kesehatan. Kasus demikian tercatat pada tahun 1930-an dalam program berkemah.

Seiring berjalannya waktu, Kurt Hahn pada tahun 1940-an menginisiasikan program experiential learning bertajuk outward bound (sekarang dikenal dengan sebutan outbound). Prinsip-prinsip experiential learning kemudian diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa organisasi berbasis project adventure di Amerika Serikat (AS).

Saat ini, prinsip terapi petualangan telah termanifestasi ke dalam berbagai program. Program tersebut mencakup pengayaan pribadi dalam setting kurikulum di sekolah, pelatihan dan upaya membangun tim di tempat kerja, program penanggulangan praktik residivisme bagi remaja, perawatan penyalahgunaan zat, serta konseling kesehatan mental.

2. Tipe

ilustrasi pasangan menikmati keindahan alam (pexels.com/cottonbro)

Terdapat tiga jenis adventure therapy yang sering diaplikasikan dalam kehidupan para klien. Ini melibatkan terapi hutan belantara (wilderness therapy), terapi berbasis petualangan (adventure-based therapy), dan berkemah ala perumahan jangka panjang (long-term residential camping). Penting untuk dipahami bahwa ketiga jenis adventure therapy mungkin berbeda secara strukturnya namun memiliki tujuan yang sama. Berikut adalah penjelasannya:

  • Terapi hutan belantara (wilderness therapy): Program ini biasanya ditetapkan dengan melibatkan pengaturan hutan belantara dan kelompok kecil. Selama proses terapi berlangsung, anggota kelompok tetap sama kecuali jika ada yang keluar. Terapi hutan belantara sering diaplikasikan setelah outward bound.
  • Terapi berbasis petualangan: Program ini lebih sering diselenggarakan di lingkungan dekat tempat klien dirawat. Biasanya ditujukan bagi individu yang sedang menjalani program rawat jalan intensif atau perawatan residensial. Wujud kegiatan cenderung dibentuk sedemikian rupa, misalnya panjat tebing untuk tujuan terapeutik ketimbang berbaur dengan "alam liar".
  • Berkemah ala perumahan jangka panjang: Menempatkan beberapa orang di kamp luar ruangan. Kegiatan yang mungkin akan dilakukan misalnya belajar berlayar di kapal dalam waktu yang cukup lama. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah mengajari klien mengembangkan pertemanan yang positif, memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta memberi kesadaran akan konsekuensi alami dari suatu tindakan.

3. Teknik

ilustrasi perempuan tersenyum bahagia (pexels.com/Djordje Petrovic)

Adventure therapy didasarkan pada tujuh prinsip inti yang meliputi:

  • Terapi berpusat pada tindakan: Terapi petualangan mengajak orang keluar, bepergian, dan menempatkannya di lingkungan yang lebih holistik di mana bahasa tubuh juga dapat diamati.
  • Lingkungan yang tidak dikenal: Membawa para klien keluar ke suatu lingkungan agar lebih mudah mengambil perspektif yang berbeda.
  • Iklim perubahan: Salah satu tujuan adventure therapy adalah memperkenalkan stres yang baik sebagai bukti bahwa para klien ternyata mampu mengubah sikap dan perilaku.
  • Kemampuan penilaian: Dengan mengamati aktivitas klien di habitat alami membantu terapis mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi klien.
  • Pengembangan kelompok kecil: Membantu klien mengembangkan komunitas, mempertimbangkan kebutuhan orang lain, serta dapat menjadi ajang dalam menunjukkan keberhasilan.
  • Fokus pada perilaku yang berhasil daripada perilaku disfungsional: Menitikberatkan pada kekuatan klien yang dapat dilakukannya dengan lebih baik.
  • Perubahan peran terapis: Melibatkan peran terapis untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang sama.

4. Manfaat

ilustrasi dua wanita berada di dekat api unggun (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Kajian dalam Evaluation and Program Planning tahun 2016 menjabarkan manfaat praktis adventure therapy. Secara umum, adventure therapy dapat membantu mengelola berbagai kondisi, seperti kecemasan, depresi, trauma, skizofrenia, gangguan makan, gangguan penyalahgunaan zat, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), serta duka dan kehilangan.

Manfaat lain adventure therapy dari kacamata studi ilmiah, yakni:

  • Studi dalam Acta Psychiatrica Scandinavica tahun 2012 mengungkap, penerapan adventure therapy dengan mendaki gunung dapat membantu menurunkan keinginan untuk bunuh diri.
  • Studi meta analisis yang temuat dalam The Open Psychology Journal tahun 2013 menjelaskan, perawatan berbasis adventure therapy jangka pendek mampu mempertahankan perubahan positif jangka panjang.
  • Studi yang lebih lama dalam Women & Therapy tahun 1994 pun telah mengaitkan hubungan antara adventure therapy dengan perbaikan citra tubuh meskipun tidak masif.

5. Pertimbangan

ilustrasi merasakan kedamaian melalui alam (pexels.com/Robert Forever Ago)

Pada intinya, orang yang mempraktikkan adventure therapy terbukti menunjukkan peningkatan terhadap harga diri, kesejahteraan fisik, sosial, maupun psikologis secara menyeluruh. Akan tetapi, adventure therapy cenderung membutuhkan lebih banyak dana bagi setiap programnya. Selain itu, masing-masing orang yang terlibat tidak semuanya dapat meluangkan waktu secara konsisten karena berbagai tuntutan hidup (misalnya sekolah atau bekerja).

Adventure therapy acap kali menjadi bagian dari program rawat jalan intensif atau perawatan residensial. Program yang lebih lama pada tingkat perawatan lebih tinggi ini menjadi modalitas yang nampaknya sulit tersedia untuk rawat jalan reguler.

Adventure therapy bisa menjadi opsi untuk membantu meningkatkan kesehatan seseorang. Namun, akan ada usaha ekstra yang harus dikerahkan, baik dari segi pengeluaran dana maupun waktu yang dibutuhkan. Kendati demikian, adventure therapy dapat menjadi kesempatan unik terlebih bagi mereka yang memang tertarik pada program berbasis aktivitas petualangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team