Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Problem-Solving Therapy: Teknik, Manfaat, Pertimbangan

ilustrasi penerapan terapi problem solving (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi penerapan terapi problem solving (pexels.com/Alex Green)

Problem-solving therapy atau terapi pemecahan masalah adalah bentuk psikoterapi yang dapat membantu mengembangkan keterampilan dalam mengatasi pengalaman hidup yang mengecewakan. Terapi ini membekali seseorang untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah akibat stresor kehidupan, dari ringan hingga berat.

Problem-solving therapy bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Gagasan terapi ini berfokus pada masalah saat ini untuk kemudian menetapkan strategi pemecahannya. Problem-solving therapy juga dikenal sebagai terapi jangka pendek, pengobatan pemecahan masalah, dan pemecahan masalah terstruktur.

1. Teknik

ilustrasi pengidap masalah kesehatan mental depresi (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi pengidap masalah kesehatan mental depresi (pexels.com/cottonbro)

Problem-solving therapy (PST) menitikberatkan pada model yang memperhitungkan pentingnya pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, kunci mengelola kehidupan yang penuh tekanan adalah mengetahui solusi terhadap permasalahan tersebut.

Beberapa teknik dalam terapi ini dapat melibatkan:

  • Mendefinisikan dan memformulasikan masalah: Melibatkan identifikasi masalah pada kehidupan nyata yang perlu dipecahkan dan merumuskan cara untuk menghasilkan solusi potensial.
  • Mempertimbangkan solusi alternatif: Tujuan dalam teknik ini adalah untuk melakukan brainstorming secara kreatif mengatasi stresor.
  • Strategi pengambilan keputusan: Pembahasan berbagai strategi untuk membuat keputusan dan menemukan hambatan yang mungkin menghalangi pemecahan masalah.
  • Mengimplementasikan dan verifikasi solusi: Penerapan solusi yang dipilih kemudian diperiksa apakah benar-benar efektif dalam mengatasi masalah.

Teknik lain yang mungkin akan dilakukan terapis adalah multitasking pemecahan masalah, SSTA (stop, slow down, think, and act) agar menjadi lebih sadar secara emosional, serta pemikiran dan citra yang sehat melalui self-talk positif.

2. Kegunaan

ilustrasi klien dan terapis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi klien dan terapis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

PST umumnya digunakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan stres kehidupan. Pendekatan ini dapat diterapkan untuk membantu menangani masalah terkait berbagai gejala psikologis dan fisiologis.

Secara spesifik, PST dapat membantu mengatasi masalah kesehatan fisik maupun mental, seperti:

  • Depresi.
  • Kecemasan.
  • Stres kronis.
  • Tekanan emosional.
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD).
  • Komplikasi terkait cedera otak traumatis.
  • Masalah terkait penyakit kronis, misalnya kanker, penyakit jantung, atau diabetes.

PST juga dapat membantu mengatasi masalah kehidupan tertentu, seperti yang berhubungan dengan kematian orang yang dicintai, perceraian, masalah keluarga, masalah finansial, dan konflik dalam hubungan romantisme.

3. Manfaat

ilustrasi pasangan suami istri saling memberi dukungan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi pasangan suami istri saling memberi dukungan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Keterampilan yang dipelajari dalam PST membantu mengelola hampir dalam setiap aspek kehidupan. Menurut studi dalam Australian Family Physician, manfaat PST mencakup:

  • Membantu mengidentifikasi stresor yang memicu emosi negatif.
  • Meyakinkan seseorang bahwa masalah dapat ditangani dengan optimal.
  • Memiliki pendekatan sistematis untuk menghadapi masalah hidup. 
  • Meningkatkan kepercayaan diri dengan menemukan solusi yang kreatif.
  • Membantu mengelola emosi.
  • Mengurangi penghindaran dan meningkatkan tindakan klien.
  • Mengoptimalkan penerimaan masalah hidup, pembuatan keputusan yang efektif, dan pengembangan kesabaran.

4. Efektivitas

ilustrasi menghadiri sesi konseling (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi menghadiri sesi konseling (pexels.com/Gustavo Fring)

Pada awalnya, PST dikembangkan untuk membantu menghalau stres. Seiring waktu, sudah banyak penelitian yang telah menguak mengenai efektivitas PST, seperti:

  • Studi dalam International Journal of Geriatric Psychiatry yang berfokus pada orang dewasa yang lebih tua menunjukkan efek progresif terhadap terapi pemecahan masalah.
  • Studi lain yang termuat dalam Journal of Consulting and Clinical Psychology meneliti orang yang menghadapi penyakit serius (seperti kanker payudara) memiliki efek positif dengan terapi pemecahan masalah.
  • Terapi pemecahan masalah juga dinilai cukup efektif sebagai pengobatan tambahan untuk depresi. Hal ini didukung oleh penelitian dalam International Journal of Psychiatry in Medicine.

5. Pertimbangan

ilustrasi perempuan sedang berdiskusi dengan terapis (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi perempuan sedang berdiskusi dengan terapis (pexels.com/Polina Zimmerman)

Perlu dipahami bahwa PST tidak selalu cocok untuk semua orang. Terapi ini tidak bisa mengatasi masalah yang kurang memiliki solusi jelas, seperti mencari makna atau tujuan hidup. Singkatnya, PST dimaksudkan untuk mengobati masalah tertentu, bukan pola pikir atau kebiasaan umum yang berlalu-lalang di masyarakat.

PST umumnya tidak dijadikan pengobatan utama untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Apabila seseorang didiagnosis masalah kesehatan mental serius, maka pengobatan utama cenderung melibatkan pemberian obat-obatan. 

Problem-solving therapy adalah salah satu bentuk dari psikoterapi. Sebelum mengikuti sesi terapi ini, diskusikan dulu dengan penyedia layanan kesehatan (dokter, psikolog, atau psikiater). Mereka akan membantu memberi saran mengenai korelasi masalah klien dan pengaruhnya dengan terapi pemecahan masalah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us