Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Tidak Hanya Terpaku pada Berat Badan saat Diet

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/SHVETS Production)

Sering kali kita menjadikan angka di timbangan sebagai patokan utama saat diet. Tak jarang banyak orang terobsesi untuk mengukur berat badan dengan timbangan setiap hari. Selain karena tak bermanfaat, ini justru sangat beracun bagi kesehatan mental.

Faktanya, berat badan tak bisa dijadikan satu-satunya indikator untuk menilai efektivitas program diet. Sebab, berat badan dipengaruhi banyak faktor yang membuat hasilnya tidak bisa diandalkan. Inilah alasan mengapa kamu tidak boleh hanya terpaku pada berat badan selama menjalani diet. Simak sampai habis, ya!

1. Berat badan tidak hanya menggambarkan jumlah lemak tubuh

ilustrasi mengukur lingkar pinggang (pexels.com/Andres Aryton)

Banyak orang mengira bahwa berat badan hanya menggambarkan banyaknya lemak dalam tubuh. Padahal, faktanya tidak demikian. Tubuh manusia terdiri atas banyak komponen. Jaringan lemak tentu bukan satu-satunya komponen dalam tubuh. 

Ketika jarum di timbangan bergeser ke kiri, kita berharap jaringan lemaklah yang terhempas. Namun, belum tentu seperti itu. Untuk mengukur kadar lemak tubuh, kita memerlukan alat khusus, seperti bioelectrical impedance analysis (BIA).

Dilansir Healthline, alat ini bekerja menggunakan elektroda yang terpancar ke seluruh tubuh. Selain persentase massa lemak, BIA juga memberikan data komposisi tubuh lainnya seperti persentase massa otot, total kadar air tubuh, basal metabolic rate (BMR), dan usia metabolisme tubuh.

2. Berat badan dipengaruhi jumlah cairan yang dikonsumsi

ilustrasi minum (pexels.com/Mauricio Mascaro)

Sekitar 60 persen tubuh manusia dewasa terdiri atas air. Jumlah cairan dalam tubuh juga berfluktuasi, tergantung frekuensi minum, jumlah urine yang dikeluarkan, dan banyaknya keringat. Perubahan kecil pada konsentrasi cairan tubuh tentunya berpengaruh pada hasil pengukuran berat badan. 

Saat mengalami dehidrasi atau berpuasa, berat badan mungkin akan terjun bebas. Akan tetapi, ketika kehausan dan banyak minum sepanjang hari, berat badan akan naik secara signifikan. Oleh karena itu, menimbang badan setiap saat sangat tidak disarankan sebab hasilnya akan berubah mengikuti kondisi hidrasi tubuh.

3. Berat badan bisa meningkat saat massa otot naik

ilustrasi latihan angkat beban (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Massa otot merupakan salah satu komponen yang membentuk tubuh. Biasanya massa otot terbentuk melalui olahraga beban. Saat massa otot meningkat, berat badan pun akan terpengaruh. Namun, peningkatan berat badan karena kenaikan massa otot tentulah bukan merupakan sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Sebuah studi dalam jurnal Adipocytes tahun 2013 melaporkan bahwa peningkatan massa otot dapat meningkatkan laju metabolisme tubuh, sehingga kalori lebih cepat terbakar. Jadi, jangan menghindari latihan beban jika ingin punya berat badan ideal, ya!

4. Berat badan naik setelah makan

ilustrasi orang makan (unsplash.com/Louis Hansel)

Selain komposisi tubuh yang telah disebutkan pada poin-poin sebelumnya, berat badan juga dipengaruhi oleh kondisi saluran cerna. Setelah makan, saluran pencernaan akan dipenuhi makanan yang mengantre untuk dicerna.

Karenanya, berat badan pasti meningkat selama 2 hingga 4 jam ke depan. Namun, angka timbangan akan berangsur menurun setelahnya, terutama usai buang air besar. Inilah mengapa kita tak perlu pusing dan khawatir saat melihat angka timbangan naik usai makan. Sebab, itu merupakan hal yang normal.

5. Berat badan fluktuatif sepanjang hari

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kesimpulannya, ada banyak hal yang memengaruhi berat badan seseorang. Mulai dari jumlah cairan, persentase massa lemak, massa otot, densitas tulang, hingga kondisi saluran pencernaannya. Jika terdapat perubahan dalam satu komponen, maka berat badan secara otomatis berubah.

Sayangnya, kita tak bisa mengetahui komponen mana yang menyebabkan perubahan berat badan. Oleh karena itu, alih-alih mengukur berat badan, lebih baik kita menganalisis tiap komponen tubuh. Dengan demikian, kita mendapat gambaran yang lebih jelas dan akurat mengenai komposisi tubuh.

Itulah alasan kenapa kamu tidak boleh hanya terpaku pada berat badan saat menjalani diet. Ingat, berat badan bukanlah segalanya. Indikator lain yang seharusnya kamu perhatikan ialah persentase massa lemak dan otot. Upayakan agar rasio antara keduanya seimbang. Dengan begitu, tubuh akan menjadi lebih sehat dan ideal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Aditya Suryanto
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us