Olahraga Rutin 30 Menit Redakan Depresi? Ini Faktanya!

Merasa gejala depresi muncul? Usir dengan olahraga

Bukan isapan jempol atau melebih-lebihkan, depresi adalah gangguan psikis nyata. Jika tidak ditangani, depresi bisa mengganggu kesehatan fisik, bahkan bisa berujung pada kematian. Oleh karena itu, depresi harus ditangani dengan cepat dan tepat.

Selain dengan terapi dan obat, ada berbagai cara alami untuk meringankan gejala depresi. Salah satunya adalah olahraga. Memang benar-benar bisa? Menurut studi terbaru, ternyata memang bisa. Yuk, simak fakta selengkapnya berikut ini!

1. Libatkan pasien depresi

Olahraga Rutin 30 Menit Redakan Depresi? Ini Faktanya!ilustrasi depresi (pexels.com/Engin Akyurt)

Pada awalnya, hubungan antara gangguan depresi dan olahraga masih belum ditelusuri lebih dalam. Dimuat dalam jurnal Psychology of Sport and Exercise pada 22 Maret 2022, para peneliti Amerika Serikat (AS) pada September 2021 ingin mencari tahu manfaat olahraga terhadap risiko depresi.

Dipimpin oleh tim peneliti dari Iowa State University, penelitian bertajuk "Magnitude, timing and duration of mood state and cognitive effects of acute moderate exercise in major depressive disorder" ini merekrut 30 partisipan dewasa dengan gangguan depresi, yang mayoritas (21 jiwa) adalah perempuan.

"Kami melakukan studi ini untuk mengerti lebih baik mengenai efek jangka pendek olahraga dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya untuk orang dewasa dengan depresi," ujar kepala penelitian tersebut, Jacob Meyer.

2. Pengukuran depresi dan olahraga

Para partisipan diminta untuk berolahraga sepeda dengan intensitas sedang selama 30 menit. Mereka yang bersepeda pertama kali, datang ke laboratorium untuk mengulangi program olahraga. Namun, mereka diminta untuk duduk 30 menit terlebih dulu.

Rutinitas tersebut diulangi selama 8 minggu. Untuk memantau kondisi mental, para partisipan mengisi survei elektronik secara berkala selama berolahraga, yaitu:

  • Saat 15 menit selama olahraga.
  • Setelah 30 menit berolahraga.
  • Setelah berolahraga selama 25 menit.
  • Setelah berolahraga selama 50 menit.
  • Setelah berolahraga selama 75 menit.

Baca Juga: Studi: Olahraga Outdoor Cegah Depresi saat Pandemik COVID-19

3. Hasil: Olahraga meringankan gejala depresi lebih dari 1 jam

Olahraga Rutin 30 Menit Redakan Depresi? Ini Faktanya!ilustrasi pasien depresi bersepeda (pexels.com/Blue Bird)

Survei elektronik tersebut melacak perubahan pada tiga karakteristik yang ditunjukkan oleh pasien dengan depresi, yaitu:

  • Kondisi mood depresi.
  • Kesulitan merasakan kebahagiaan dari aktivitas yang dulunya digemari (anhedonia).
  • Berkurangnya fungsi kognitif.

Para peneliti melihat bahwa selama eksperimen tersebut, kondisi mood dan anhedonia para partisipan membaik 30 menit setelah olahraga. Bahkan, efek tersebut terlihat selama 75 menit setelahnya. Meski efek tersebut menurun setelah 75 menit, setidaknya ini lebih baik daripada pasien depresi yang tidak olahraga sama sekali.

Selain itu, para partisipan yang bersepeda mencetak skor dalam tes depresi yang lebih baik 15 menit di tengah sesi olahraga. Namun, hasil tersebut berubah 25 dan 50 menit setelahnya dibanding mereka yang beristirahat dulu baru bersepeda.

"Kami tak yakin mengenai efek jangka panjangnya. Namun, temuan bahwa keadaan mood meningkat sampai 75 menit setelah olahraga (dan kemungkinan lebih lama lagi) amat melegakan," ujar Jacob.

4. Ampuh dilakukan sebelum terapi

Sesudah penelitian tersebut, Jacob dan timnya mengadakan studi pilot yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Psychiatry pada Januari 2022. Studi pada Oktober 2021 ini melibatkan 10 partisipan dengan depresi. Selama 8 minggu, sebelum menjalani terapi perilaku kognitif (CBT), para partisipan dibagi menjadi dua kelompok:

  • Sebanyak 5 partisipan berolahraga (bersepeda, joging, atau lari) selama 1 jam sebelum CBT tiap minggu.
  • Sebanyak 5 partisipan melakukan aktivitas sehari-hari seminggu sebelum terapi.

Pada akhir penelitian yang memakan waktu 8 minggu tersebut, para partisipan menunjukkan kemajuan dari kondisi depresi mereka. Namun, para peneliti melihat bahwa mereka yang berolahraga sebelum menjalani CBT menunjukkan pengurangan gejala depresi yang lebih signifikan.

Selain itu, para partisipan yang berolahraga juga lebih terbuka dengan psikolog atau psikiater mereka. Oleh karena itu, para peneliti menduga bahwa olahraga memicu kinerja otak, sehingga bisa menjadi lebih efektif.

5. Bisa "mengatur ulang" otak?

Olahraga Rutin 30 Menit Redakan Depresi? Ini Faktanya!ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selain menerapkan gaya hidup sehat lainnya, olahraga rutin memang sering dikaitkan dengan peningkatan kualitas psikis. Dilansir Healthline, olahraga bisa meningkatkan aliran darah ke otak dan memicu pertumbuhan neuron baru, sehingga memperbarui otak dari kondisi depresi.

Lalu, aliran darah berisi oksigen yang lancar ke otak bisa memengaruhi neurotransmiter dan senyawa-senyawa yang mengendalikan rasa awas, cemas, bahagia, dan sakit dalam otak. Olahraga juga meningkatkan rasa percaya diri, membawa pasien lebih sering ke lingkungan luar, dan memicu sosialisasi.

Meski begitu, olahraga pertama kalinya bagi pasien depresi pastinya tidak mudah dan tak terasa nyaman. Oleh karena itu, pasien depresi diperbolehkan memanjakan diri setelah olahraga dan mencoba berbagai latihan baru.

Jadi, itulah manfaat olahraga selama 30 menit sehari untuk para pasien dengan depresi. Pastikan kamu sudah berkonsultasi dulu sebelum mencoba olahraga yang baru dan intensitasnya berat. Pelan-pelan melangkah, ayo, kamu pasti bisa!

Baca Juga: Kesehatan Mental Itu Penting, 7 Pekerjaan Ini Rentan terhadap Depresi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya