TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konsumsi Minyak Kelapa, Benarkah Sehat? Ini 4 Hasil Riset Para Ahli!

Sempat heboh dibicarakan, karena dikabarkan tidak sehat

unsplash.com/chrisliverani

Sepekan lalu, mereka yang memperhatikan kesehatan dan alam dikejutkan akan adanya video di YouTube. Video tersebut datang dari dosen Harvard asal Jerman bernama Karin Michels yang sekaligus menjadi direktur Institute for Prevention and Tumor Epidemiology di Universitas Freiburg. Video 50 menit itu menjelaskan bagaimana minyak kelapa (atau lebih dikenal dengan istilah virgin coconut oil/vco) sangatlah tidak sehat, malahan bisa digolongkan sebagai racun di tubuh manusia.

Judul video tersebut bernama Coconut Oil and other Nutritional Errors. Di dalam video itu Michels memamparkan bagaimana beberapa pakar diet telah salah dalam mengajukan bahan makanan yang cocok, yaitu minyak kelapa. Apakah benar seperti itu? Sebenarnya bagaimana sih hasil risetnya? Yuk, kita lihat!

1. Mengandung asam lemak jenuh

unsplash.com/@mfgonz

Sampai sejauh ini belum ada studi yang berhasil menemukan keuntungan dari mengonsumsi minyak kelapa. Malahan menurut Michels, minyak kelapa banyak mengandung asam lemak jenuh di mana 80 persen komposisi kelapa adalah lemak tak jenuh itu sendiri.

Itu dua kali lebih banyak daripada yang terkandung di minyak babi dan 60 persen lebih banyak dari kaldu daging sapi. Hal itu berbahaya karena menurutnya mampu menghambat arteri koroner dan menyebabkan serangan jantung, stroke ataupun lainnya. 

Baca Juga: 5 Makanan Ini Wajib Kamu Konsumsi Saat Flu Datang Melanda

2. Banyak yang menggunakannya karena percaya itu lebih sehat

unsplash.com/@wadeaustinellis

Di Amerika sana, sepertiga penduduknya menggunakan minyak kelapa karena mengira itu sehat, namun hanya sebanyak 37 persen ahli gizi yang setuju dengan hal itu. Kepopuleran penggunaan minyak kelapa itu memiliki sanggahan bahwa persepsi tersebut digunakan untuk meningkatkan penjualan minyak kelapa. Berdasarkan hitungan Spins, pada 2015 penjualan minyak kelapa di Amerika mencapai US$229 juta (sekitar Rp3,3 trilyun).

3. Hasil riset yang berbenturan

unsplash.com/@jaronnix

Sebenarnya menarik melihat hasil riset mengenai bahaya asam lemak jenuh karena hasilnya sedikit berbeda dari yang dikemukakan Michels. Dalam American Journal of Clinical Nutrition terdapat hasil studi yang menunjukkan jika orang-orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh itu tidaklah beresiko tinggi untuk terkena serangan jantung, stroke atau penyakit lainnya. Sedangkan di sisi lain, terdapat studi yang menunjukkan tingginya konsumsi lemak dan rendahnya karbohidrat hanyalah memberikan angka 23 persen untuk mendapat resiko kematian.

Baca Juga: Mengkonsumsi 7 Makanan Ini Bisa Bikin Kamu Hidup Lebih Lama

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya