TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Sehat Memberi Makan untuk Bayi hingga Balita

Jangan asal kasih makan anak ya, Mom, Dad...

parents com

Setiap orang tua menginginkan anaknya sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Untuk kebaikan itu, semua hal baik akan diupayakan sejak si anak masih bayi. Termasuk makanan.

Namun, masih banyak orang tua yang belum memiliki banyak pengetahuan tentang hal penting dalam pemberian makanan. Akibatnya, hal-hal di luar harapan terjadi sehingga bingung untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hal-hal sederhana berikut dalam pemberian asupan gizi kepada si kecil. Tips ini pun sebaiknya dimulai sedini mungkin, agar tidak kebablasan.

1. Jangan kebanyakan memberi makanan manis dengan pemanis buatan

unsplash.com/heftiba

Umumnya manusia menyukai makanan manis. Termasuk bayi. Hal itu lumrah. Namun, menjadi tidak lumrah jika kadarnya berlebihan atau tidak pada waktu yang tepat.

Bagi bayi hingga ia tumbuh menjadi balita, makanan dengan pemanis buatan tidak begitu diperlukan bagi tubuhnya, karena sedikit sekali kandungan vitaminnya.

Apa lagi, makanan dengan pemanis buatan seperti gula akan menyebabkan ketagihan. Akibatnya, anak tak selera makan makanan yang bergizi, bahkan untuk mengonsumsi ASI.

Baca Juga: 5 Manfaat Kolostrum, Tetes ASI Pertama yang Menakjubkan untuk Bayi

2. Hindari pemberian micin atau penyedap buatan, serta sedikit sekali garam

thecheaplazyvegan.com

Sebenarnya, MSG atau yang kita kenal dengan micin juga terdapat pada ASI. Itulah yang membuat bayi suka dan mau mengonsumsi ASI.

Namun, bila MSG yang ada pada makanan lain dikonsumsi oleh anak, akan ada dampak tertentu yang bermunculan. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun bisa mendapatkan risiko.

Jika micin diberi saat usia bayi, anak menjadi sangat dini mengenalnya dan bisa lebih cepat mengalami kecanduan. Bila sudah kecanduan dan sulit dihindari, akan berdampak pada kesehatan.

Begitu juga dengan garam, sebagai elemen perasa makanan. Bila diberikan banyak, rasa yang terekam oleh anak adalah rasa asin. Bila terbiasa dengan makanan asin dengan makanan asin sampai dewasa, maka akan ada dampak kelebihan garam dalam tubuh.

3. Biasakan memakan sayuran dan buah-buahan

pexels.com/Trang Doan

Makan buah-buahan dan sayuran sejak dini akan memberikan manfaat banyak bagi pertumbuhan dan kesehatan anak.

Di antara kandungannya adalah vitamin C yang berasal dari buah berasa asam seperti strawberry dan jeruk. Khasiatnya adalah memberi kekebalan tubuh pada anak. Selain itu, vitamin A pada wortel untuk kesehatan mata, dan zat besi pada bayam untuk mencegah anemia.

Selain itu, mengonsumsi buah-buahan dan sayuran dapat mencegah obesitas pada anak, karena kandungan seratnya yang rendah lemak dan kalori.

4. Biasakan memakan ikan ketimbang lauk lainnya

jamieoliver.com

Ikan mengandung protein dan lemak yang baik untuk pertumbuhan serta kesehatan anak. Selain itu ikan juga mengandung omega 3 dan omega 6 yang dibutuhkan untuk perkembangan sel otak. Dengan demikian, mengonsumsi ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak.

Selain bagus untuk sel otak, kandungan pada ikan dapat mencegah gangguan tidur pada anak. Itu pula yang menambah peningkatan kecerdasan anak.

5. Jangan paksa anak untuk memulai makan

todaysparent.com

Seorang ahli gizi bernama Leona Victoria menjelaskan bahwa memaksa anak makan akan membuatnya takut berlebihan pada makanan. Anak harus menikmati makanannya, bahkan punya hubungan yang baik. Tujuannya agar tidak terjadi gangguan makan. Gangguan makan harus dihindari karena dapat berpengaruh pada emosi, psikis dan fisik anak.

Selain itu, bila anak makan terpaksa, maka dia akan makan dengan emosi. Bila hal itu terjadi, maka anak akan berpeluang mengalami obesitas.

6. Jangan paksa anak habiskan makanan

breastfeedingbasic.com

Seorang dokter anak Dr. dr. Conny Tanjung Sp.A(K) mengatakan jika anak tidak dapat menghabiskan makanannya dalam setengah jam, sebaiknya jangan memaksanya untuk melanjutkan. Alasannya, durasi makan yang lama akan berpengaruh pada level gula darah.

Banyak kasus menyebutkan bahwa anak makan hingga dua jam, bisa karena tidak suka atau kekenyangan sementara orang tua memaksa agar makanan itu habis. Namun, saat itu pula terjadi peningkatan gula darah akibat proses pengolahan makanan yang masih berlanjut.

Selain itu, memaksa makanan dihabiskan juga berdampak pada psikologis. Lama-lama, anak menilai bahwa makan itu tidak menyenangkan.

Baca Juga: 5 Tips Untuk Mama Muda, Menenangkan Bayi Saat Tengah Menangis

Verified Writer

Afif Permana

Hobi menulis, Menggambar, dan Desain Grafis.Twitter: @afif_permana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya