TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Kenapa Stres Dampak Stres pada Laki-Laki Lebih Parah

Salah satunya karena laki-laki terlalu gengsi untuk curhat

pexels.com/Inzmam Khan

Stres adalah masalah umum yang terjadi di masyarakat. Bahkan, hasil riset Gallup 2018 Global Emotions Report menunjukkan bahwa sepertiga populasi dunia mengalami stres. Kamu termasuk?

Kamu tahu tidak, ada laporan yang menyebut bahwa rumah sakit jiwa lebih banyak diisi kaum adam. Kok, bisa? Padahal, menurut statistik dari organisasi Health and Safety Executive Inggris, perempuanlah yang cenderung lebih mudah mengalami stres ketimbang laki-laki.

Namun, meski perempuan lebih mudah stres, tapi ternyata dampak stres pada laki-laki bisa lebih parah. Kenapa? Yuk, simak penjelasannya!

1. Laki-laki tidak terbiasa mengalami stres

unsplash.com/Francisco Moreno

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, perempuan memang lebih gampang mengalami stres daripada laki-laki. Namun, karena itulah perempuan jadi lebih adaptif dan responsif terhadap stres yang dialami, dalam arti lebih tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Beda dengan perempuan, laki-laki memang lebih jarang mengalami stres. Ini membuat mereka tidak terbiasa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat dilanda stres. Akibatnya, sekalinya stres, itu bisa berlangsung lebih lama dan bisa memburuk bila tidak diatasi dengan benar.

Baca Juga: Kamu Mulai Merasa Stres? Coba 6 Teknik Yoga Ini untuk Mengatasinya 

2. Laki-laki terlalu jaga image

unsplash.com/Toa Heftiba

Berdasarkan hasil penelitian tahun 2010 dari Universitas Wake Forest, Amerika Serikat (AS), ditemukan bahwa perempuan lebih mudah mengekspresikan emosi dalam dirinya ketimbang laki-laki.

Kaum hawa mudah membagi keluh kesahnya dengan sahabatnya. Tidak seperti perempuan, laki-laki bukan makhluk ekspresif. Laki-laki kurang pandai dan cenderung malu mengekspresikan kondisi psikologisnya secara terang-terangan, seperti curhat atau menangis ke sahabatnya.
 
Karena perempuan cenderung lebih mahir bersosialisasi dan membuka pembicaraan tentang masalah yang tengah dihadapi, ini adalah langkah awal yang baik dalam mengusir stres.
 
Ketika stres, laki-laki umumnya lebih memilih untuk diam dan 'berperang' seorang diri. Mungkin, sebagian besar menganggap bahwa menangis atau curhat adalah sebuah kekalahan dan memalukan (tidak jantan).
 
Bagi laki-laki, menangis atau curhat dianggap sebagai sebuah kekalahan dan itu memalukan (tidak jantan). Hal ini tertuang dalam buku "The Male Brain" karya Dr. Louann Brizendine, seorang ilmuwah, neuropsikiatris, dan peneliti dari AS.
 
Padahal, perempuan dan laki-laki sama-sama makhluk sosial yang butuh bantuan orang lain. Tidak hanya itu, motivasi dari orang lain juga merupakan hal positif yang dapat mencegah stres berkepanjangan pemicu depresi.

3. Gejala stres pada laki-laki sulit dideteksi

unsplash.com/jakobowens1

Menurut sebuah studi di Ottawa, Kanada, laki-laki dilaporkan cenderung ingin lebih unggul dari orang lain. Karena tak ingin dicap cengeng atau lemah, masalahnya justru ditutupi. Mereka bisa melampiaskannya dengan aktivitas seperti main gim, merokok, atau minum alkohol yang malah bisa memperburuk stres yang dialami.

Teman, keluarga, bahkan dokter pun mungkin akan kesulitan untuk mendeteksinya. Sehingga, kondisi stres tersebut berlangsung lama dan berujung pada depresi yang lebih sulit diatasi.

4. Stres yang kronis berkaitan dengan zat adiktif

freepik.com/jcomp
Dilansir dari laman Psychology Today, stres adalah faktor risiko utama penyebab kecanduan atau penggunaan zat penenang.
 
Dalam menghadapi stres, laki-laki cenderung menggunakan solusi jangka pendek untuk mengalihkan dirinya dari stres yang dihadapi. Padahal, stres tersebut tidak hilang, malah makin parah.
 
Salah satu bentuk dari solusi jangka pendek ini adalah kecenderungan minum minuman beralkohol dengan jumlah yang banyak, atau bisa juga penggunaan obat-obatan terlarang sebagai penghibur diri. Tak cuma stres bisa memburuk, masalah lain pun bisa bermunculan.

5. Stres yang berat cenderung diekspresikan dengan kemarahan

pexels.com/Andrea Piacquadio

Seperti dikutip dari buku "The Male Brain", laki-laki sebetulnya lebih emosional dari perempuan, tapi mereka lebih mampu menyembunyikannya. 

Ketika stresnya memuncak dan ditambah dengan adanya berbagai masalah lain, laki-laki cenderung melakukan kekerasan untuk meluapkan emosinya yang terpendam. Hal ini tak hanya bisa merugikan dirinya, tapi juga orang lain.
 
Bahkan, amarah jadi gampang tersulut oleh hal-hal kecil bila laki-laki sedang dalam keadaan stres berat. Misalnya dengan membentak, menggebrak meja, dan lain-lain. Pada masa ini, laki-laki akan sangat ekspresif terhadap emosinya dan jadi sangat sensitif. 

Baca Juga: 5 Gejala Fisik Pertanda Kamu Depresi, Ini Gak Cuma Masalah Mental

Writer

Ahlul Aqdi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya