TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polusi Udara Pengaruhi Manfaat Olahraga? Ini Faktanya

Apakah kualitas udara buruk membahayakan aktivitas fisik?

ilustrasi olahraga dan polusi udara (pixabay.com/ResproPolska)

Manusia hidup berdampingan dengan polusi udara. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, sebanyak 99 persen masyarakat dunia menghirup udara yang tidak sesuai dengan pedoman kualitas udara WHO.

Meski begitu, tidak sedikit dari kita yang tetap mengupayakan hidup sehat. Salah satunya dengan rutin olahraga. Pertanyaannya, apakah buruknya kualitas udara dapat membahayakan aktivitas fisik manusia? Inilah beberapa pertimbangannya!

1. Apa penyebab polusi udara?

ilustrasi polusi udara (needpix.com)

Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), ada berbagai sumber polusi luar ruangan (outdoor), dari emisi kendaraan, asap industri, kebakaran hutan, atau pembakaran sampah. Selain itu, beberapa polutan umum yang beredar di udara adalah:

  • PM2.5
  • Ozon
  • Sulfur dioksida
  • Nitrogen dioksida
  • Karbon monoksida
  • Timbal

Semua kadar polutan ini bisa kamu lihat dari indeks kualitas udara (AQI). Terlepas dari anggapan umum, beberapa temuan justru memperingatkan kalau polusi udara ternyata amat pekat pada udara pagi hari.

ilustrasi polusi dalam ruangan (roofandfloor.thehindu.com)

Jika tingkat polusi outdoor sedang menjadi-jadi, kamu disarankan untuk berolahraga indoor. Akan tetapi, sering kali kualitas udara indoor bisa lebih buruk daripada outdoor. Selain polutan dari luar yang masuk ke dalam ruangan, polutan indoor juga bisa datang dari:

  • Pembakaran sampah
  • Gas dari furnitur dan bahan bangunan
  • Produk pembersih
  • Asap rokok
  • Asap dapur
  • Pendingin ruangan
  • Alergen (debu, bulu hewan peliharaan, dan spora jamur)

Selain itu, polusi indoor juga bisa terdiri dari gas dan partikel halus. Menurut Environmental Protection Agency (EPA), polutan-polutan yang umum beredar di udara dalam ruangan tersebut adalah:

  • Asbes
  • Karbon monoksida
  • Formaldehida
  • Timbal
  • Nitrogen dioksida
  • Radon
  • PM2.5
  • Senyawa organik volatil (VOC)

Baca Juga: Gambaran Kondisi Nyata Udara, yuk Pahami Apa Itu Indeks Kualitas Udara

2. Bagaimana polusi udara memengaruhi pernapasan saat berolahraga?

ilustrasi berolahraga di tengah polusi udara (shape.com)

Saat berolahraga, kamu bernapas makin dalam dan cepat serta menghirup udara lebih dibanding saat tidak berolahraga. Akan tetapi, prinsip ini juga berlaku saat kamu berolahraga di lingkungan padat polusi udara.

Selain itu, saat berolahraga, kita umumnya bernapas melalui mulut, bukan hidung. Sementara saluran hidung yang berambut bisa menyaring partikel polutan sebelum masuk ke paru-paru, mulut kita tak bisa melakukan hal yang sama.

Itulah kenapa polutan berpotensi masuk lebih banyak saat berolahraga di tengah kualitas udara yang sedang buruk, baik indoor dan outdoor. Akibatnya, kita menghirup polutan secara masif.

3. Berolahraga saat kualitas udara sedang buruk bisa membahayakan kesehatan

ilustrasi polusi udara (ccacoalition.org)

Sejak masyarakat dunia makin sadar akan pengaruh buruk polusi udara, dampaknya tidak hanya pada pernapasan. National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS) memaparkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan berbagai komplikasi, dari penyakit jantung, diabetes, kanker, masalah kulit, hingga gangguan reproduksi dan saraf.

Bahkan, berolahraga saat polusi udara sedang tinggi-tingginya dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Hal ini dibuktikan oleh penelitian di Korea Selatan yang dimuat dalam European Heart Journal pada 2021. Olahraga di lingkungan berpolusi malah menambah risiko penyakit kardiovaskular hingga 33 persen!

Selain itu, berbicara mengenai dampak jangka pendek, polusi udara dapat menyebabkan berbagai komplikasi ringan. EPA memperingatkan kalau polusi udara dapat menyebabkan:

  • Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Gejala asma berat

4. Jangan terlalu khawatir, olahraga tetap mendatangkan manfaat

ilustrasi joging (unsplash.com/Kate Trifo)

Jadi, dengan mengetahui risiko-risiko yang disebutkan di atas tadi, apakah berarti kita harus mengurungkan niat untuk berolahraga? Tentu tidak!

Penelitian di Korea Selatan tersebut mengingatkan bahwa bahaya yang tidak kalah fatal mengintai mereka yang tidak berolahraga terlepas dari kadar polutan di udara.

Sebuah riset di Hong Kong yang dimuat dalam jurnal Circulation pada Juli 2020 merekrut 140.072 partisipan dewasa untuk melihat kaitan antara olahraga, hipertensi, dan PM2.5.

Sementara polusi udara memang bisa memicu hipertensi, ternyata aktivitas fisik dapat mengurangi risiko tersebut dibanding mereka yang tidak berolahraga sama sekali.

Menurut riset di Hong Kong tersebut, polusi udara diprakirakan meningkatkan risiko hipertensi hingga 38 persen. Namun, dengan aktivitas fisik, risiko tersebut bisa dipangkas hingga 13 persen.

Baca Juga: Hati-hati, Ini 10 Risiko Kesehatan akibat Paparan Polusi Udara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya