TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Pemberian Air pada Bayi di Bawah 6 Bulan, Awas Bisa Keracunan!

Air putih tidak bisa diberikan sembarangan kepada bayi

ilustrasi bayi yang sang diperiksa (pexels.com/Karolina Grabowska)

Air putih menjadi kebutuhan penting bagi semua orang dan harus dipenuhi. Selain menyehatkan, air merupakan cairan yang memang dibutuhkan oleh tubuh dan bisa berdampak negatif bila tubuh sampai kekurangan.

Meski begitu, meskipun air putih dibutuhkan oleh tubuh, tetapi bukan berarti boleh diminum oleh usia berapa pun. Bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan ternyata tidak dianjurkan bahkan tidak diperbolehkan minum air putih. Bayi yang baru lahir hanya boleh diberi susu sebagai sumber makanannya serta untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. 

Dirangkum dari Insider, Reuters, dan Healthline, berikut ini hal-hal penting yang perlu diketahui tentang pemberian air kepada bayi yang usianya masih di bawah 6 bulan.

1. ASI adalah kebutuhan utama bayi

ilustrasi menyusui bayi (pexels.com/Mart Production)

Pada bayi baru lahir sampai usia paling tidak 6 bulan, air susu ibu (ASI) atau susu formula adalah satu-satunya nutrisi sekaligus penghilang dahaga bagi bayi. 

Meskipun air putih baik dan menyehatkan bagi kebanyakan orang, tetapi ini tidak berlaku untuk bayi sampai setidaknya ia menginjak usia 6 bulan.

Baca Juga: 12 Pilihan Makanan Penambah Berat Badan Bayi dan Balita

2. Gangguan nutrisi

ilustrasi ibu memberi bayinya minum (pexels.com/Kampus Production)

Dilansir Healthline, bayi yang baru lahir tentunya memiliki ukuran perut yang masih kecil. Ukuran tersebut kira-kira hanya bisa menampung cairan sebanyak 2 sendok teh, atau setara dengan 5–10 mililiter (ml). Meskipun sedikit, tetapi perut bayi juga cepat kosong. Oleh sebab itu, bayi selalu membutuhkan makanannya yang dalam hal ini adalah ASI atau susu formula selama periode 24 jam.

Itulah alasan mengapa pemberian air bisa mengganggu asupan nutrisi pada bayi. Perut bayi yang kecil tidak mungkin bisa menampung begitu banyak cairan yang masuk ke dalam perutnya jika kapasitas yang sedikit tersebut sudah diisi oleh air yang tidak bernutrisi seperti ASI atau susu formula.

3. Keracunan

ilustrasi bayi minum susu formula (unsplash.com/Lucy Wolski)

Air adalah kebutuhan esensial manusia. Mengonsumsinya dalam jumlah cukup tentu penting untuk fungsi tubuh. Akan tetapi, ini tidak berlaku untuk semua orang, misalnya pada orang-orang dengan penyakit ginjal serta bayi baru lahir hingga usia tertentu.

Saat air masuk ke dalam tubuh dan ternyata tidak bisa ditangani oleh ginjal, mungkin ini karena jumlahnya yang terlalu besar atau karena ginjal masih kecil pada bayi, maka air bisa berakhir di aliran darah. Hal ini membuat darah menjadi encer dan elektrolit penting dalam darah seperti natrium menjadi turun kadar konsentrasinya. Kondisi ini disebut hiponatremia.

Pada bayi yang kehilangan natrium atau kadar natriumnya rendah, ini dapat mengganggu aktivitas dan memunculkan gejala keracunan seperti mengantuk, muntah, kejang, menangis dan sulit untuk ditenangkan, atau bayi menjadi lesu.

4. Pembengkakan otak

ilustrasi bayi dibedong (pexels.com/Ceyda Nur Varol)

Saat bayi yang usianya di bawah 6 bulan diberikan air dalam jumlah yang tidak sedikit, atau sedang makan, dampak yang bisa muncul adalah keracunan hingga hiponatremia. Bila air yang dikonsumsi makin banyak, ini bisa meningkatkan risiko terjadinya pembengkakan otak bahkan bisa sampai terjadi kematian.

Seperti halnya ginjal bayi yang masih belum berfungsi secara matang dan belum bisa menerima banyak cairan, otak bayi pun demikian, yaitu masih berkembang. Saat bayi mengalami hiponatremia, maka pembengkakan lebih mudah terjadi.

Baca Juga: Mengenal Apgar Score, Tes untuk Menilai Kondisi Bayi yang Baru Lahir

Verified Writer

Diah Amelia

lets try and try again!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya