TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penjelasan Ilmiah Mengenai Kelakuan Toxic Para Pemain MOBA

Ada kaitannya dengan fenomena online disinhibition effect

www.superevilmegacorp.com

Apa persamaan dari Mobile Legends, Arena of Valor, dan DotA 2? Yup, ketiga permainan tersebut termasuk dalam Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), yaitu jenis permainan yang bergantung pada strategi dan kekompakan kelompok. Akan tetapi, tidak jarang strategi yang justru penting dalam permainan malah menjadi hancur karena ulah satu atau lebih pemain yang toxic. Ternyata, penelitian mengenai sifat toxic para pemain MOBA games ini telah banyak dilakukan, lho. Berikut adalah ulasannya.

1. Ini tipe-tipe sifat toxic MOBA players

Pixabay/Chanzj

Ada lima tipe sifat toxic yang sering dilakukan oleh pemain MOBA games

  1. flaming, yaitu mengirim chat yang bersifat ofensif;
  2. griefing, yaitu membuat pemain lain kesal dengan sengaja;
  3. cheating, yaitu menggunakan perangkat lunak secara ilegal demi keuntungan pribadi;
  4. scamming, yaitu menipu transaksi barang dalam game demi keuntungan pribadi; dan
  5. cyberbullying, yaitu mengganggu pemain lain secara berulang-ulang.

Tentu, pemain-pemain toxic bisa dilaporkan dan diberi hukuman berupa ban dalam jangka waktu tertentu. Dari kelima sifat toxic tersebut, flaming paling sering dilaporkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kwak dkk. (2015), tim lawan akan lebih terdorong untuk melaporkan pemain toxic walaupun pemain toxic itu menguntungkannya jika ada permintaan dari luar, misalnya dari tim sekutu pemain toxic itu sendiri. So, ayo kita sama-sama laporkan pemain toxic demi pengalaman gaming yang lebih baik! 

2. Berhubungan erat dengan online disinhibition effect

Unsplash/Sean Do

Menurut Suler (2004), online disinhibition effect adalah perilaku tertentu yang hanya diperlihatkan seseorang di dunia maya dan tidak diperlihatkan di dunia nyata. Ada dua jenis online disinhibition effectbenign disinhibition dan toxic disinhibition. Jenis yang pertama ada pada orang yang suka berbuat baik kepada orang lain secara online, contohnya saat menyemangati teman di sosial media saat dia sedang sedih. Nah, sifat toxic pemain MOBA games adalah contoh jenis yang kedua.

Internet yang serba "anonim", keinginan untuk membuat persona yang berbeda dari dunia nyata, dan dunia game yang minim peraturan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan munculnya toxic disinhibition pada pemain MOBA games. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lapidot-Lefler dan Barak (2012), kurangnya kontak mata dengan orang lain juga merupakan faktor terbesar seseorang melakukan flaming.

Baca Juga: Penggemar Game MOBA? Coba Kuis Ini dan Temukan Tipe Hero Paling Cocok Untukmu!

3. Banyak dari mereka yang berusia muda

Freepik/freepik

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mattinen dan Macey (2018), hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi mental anak yang belum matang. Pemain berusia muda kebanyakan kurang memiliki self-control, merespon makian dengan lebih agresif, dan/atau memiliki kecenderungan besar untuk meniru lingkungan sekitar, termasuk lingkungan penuh flaming dalam MOBA games. Oleh karena itu, mungkin saja para pemain "bocah" ini tidak menganggap sifat mereka toxic karena mereka beranggapan hanya meniru lingkungan sekitarnya.

4. Sifat kompetitif yang berlebihan

Freepik/freepik

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik, termasuk jiwa kompetitif. Berdasarkan penelitian Shores dkk. (2014), pemain yang sering memainkan mode permainan yang kompetitif (ranked mode) cenderung lebih bersifat toxic dibandingkan dengan yang tidak (classic mode). Penelitian lain dari Martens dkk. (2015) menunjukkan bahwa sifat toxic ini juga lebih sering muncul saat peristiwa kill terjadi, di mana pemain yang terkena kill biasanya akan menyalahkan timnya sendiri atas nasibnya.

Baca Juga: Khusus Gamers, 5 Smartphone Murah Berkualitas yang Pas untuk Game MOBA

Verified Writer

Arifa H.

Dreaming with eyes open

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya