TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Prinsip Perubahan Gaya Hidup untuk Diabetesi

Perubahan gaya hidup untuk melawan diabetes

ilustrasi diabetes (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Intinya Sih...

  • Perubahan gaya hidup dapat membantu mengontrol diabetes, termasuk mengontrol berat badan, mempraktikkan prinsip pola makan 3J, serta rutin berolahraga.
  • Mengelola berat badan penting untuk menurunkan deposit lemak di area perut yang dapat mengganggu kerja hormon insulin.
  • Jauhi gaya hidup malas gerak atau sedenter jika kamu didiagnosis dengan diabetes.

Diabetes merupakan salah satu silent killer, yang artinya penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun pada awalnya. Makin cepat diabetes terdeteksi dan mendapat pengobatan, maka makin besar peluang untuk terhindar dari komplikasi berbahaya.

Diabetes tipe 2, bentuk diabetes yang paling umum, ditandai dengan kondisi gula darah tinggi (hiperglikemia) yang persisten. Penyakit ini didefinisikan sebagai penyakit metabolik yang tidak dapat disembuhkan.

Dokter biasanya akan menyarankan perubahan gaya hidup sejak kamu didiagnosis dengan diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan gula darah bisa kembali stabil mencapai 80 persen apabila perubahan gaya hidup dilakukan pada lima tahun pertama.

Berikut ini prinsip perubahan gaya hidup untuk diabetesi atau pasien diabetes.

1. Mengontrol berat badan

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/SHVETS production)

Mengatur berat badan menjadi salah satu kunci penting dalam manajemen diabetes, terutama pada diabetesi yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Penurunan berat badan ditujukan untuk mengurangi deposit lemak yang berada di area perut. Ini karena lemak di area perut mengindikasikan adanya lemak di sekitar organ hati dan pankreas, yang dapat mengganggu kerja hormon insulin yang mengatur gula darah.

Diabetesi yang mengalami kelebihan berat badan disarankan untuk dapat menurunkan berat badan sebanyak 5–10 persen dari berat badan awal.

2. Mengatur pola makan

ilustrasi makanan (pexels.com/Dana Tentis)

Diabetesi mungkin mengenal istilah "3J": tepat jadwal makan, tepat jumlah makanan, dan tepat jenis bahan makanan.

J yang pertama adalah jadwal, yang artinya mengikuti jadwal makan yang tepat atau teratur untuk menjaga waktu makan sesuai jam yang ditentukan. Misalnya sarapan jam 7 pagi, snack pagi jam 10, makan siang jam 12, snack sore jam 3, makan malam jam 7 malam, serta snack malam jam 9 malam (jika diperlukan).

Tujuan makan teratur adalah untuk mengurangi beban kerja tubuh agar tidak terlalu berat dalam mencerna atau menyerap zat-zat gizi. Pengaturan waktu makan pada jam-jam tertentu akan melatih lambung diabetes untuk “lapar” pada waktu makan yang telah ditentukan.

J yang kedua adalah jumlah, yang artinya mengatur porsi makanan setiap waktu makan. Porsinya harus dihitung dari jumlah kalori dan kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, serta zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.

Makin aktif diabetesi, maka akan makin banyak kalori yang dibutuhkan sehingga membutuhkan porsi makanan yang lebih banyak.

Diabetesi juga harus memperhatikan porsi dari setiap jenis makanan yang dikonsumsi karena kadar gula darah akan meningkat dratis setelah mengonsumsi makanan tertentu.

J yang ketiga adalah jenis, yang artinya memilih jenis bahan makanan yang tepat agar dapat membiasakan diabetesi mengonsumsi makanan beraneka ragam dan memiliki kebiasaan pola makan yang baik.

Makin beragam makanan yang dikonsumsi oleh diabetesi, maka akan makin baik. Ini karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi, sehingga kekurangan zat gizi tersebut akan ditutupi oleh jenis makanan lain.

Jenis makanan yang dianjurkan seperti makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah, serta susu. Sementara itu, jenis makanan yang tidak dianjurkan yaitu makanan/minuman manis, berlemak, dan mengandung pengawet.

Diabetesi dikatakan telah memiliki pola makan yang baik apabila telah membatasi asupan karbohidrat, mengurangi makanan tinggi lemak jenuh/kolesterol, membatasi konsumsi gula dan garam, serta mengkonsumsi tinggi serat.

Untuk perencanaan pola makan yang lebih spesifik sesuai kondisi, diskusikan dengan dokter yang merawat dan ahli gizi.

Baca Juga: Meski Makan Sehat, Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Diabetes

3. Melawan mager

ilustrasi olahraga untuk orang dengan obesitas (freepik.com/freepik)

Mager atau malas gerak menjadi salah satu musuh utama bagi diabetesi. Malas gerak atau gaya hidup sedenter membuat otot tubuh tidak bekerja maksimal. Padahal, ototlah yang akan menggunakan gula darah di dalam tubuh.

Diabetesi disarankan untuk berolahraga total 150 menit per minggu. Untuk mendapatkan kontrol gula darah optimal, diabetesi dapat memadukan latihan beban dan olahraga aerobik, seperti berjalan, berlari, dan bersepeda, dengan frekuensi 2–7 kali per minggu.

Apabila penderita diabetesi adalah pekerja yang kegiatan sehari-harinya banyak dudu, maka perlu bergerak setiap 30 menit.

Kegiatan yang dapat dilakukan meliputi mengubah posisi dari duduk ke berdiri, berjalan, menaiki tangga, maupun peregangan ringan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya