TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Upaya Intervensi Jempolan untuk Mengurangi Stunting

#MillennialBEST Ternyata stunting bahaya lho guys

isyf.or.id

Stunting atau balita pendek menjadi sebuah perhatian khusus baik bagi para ibu maupun pemerhati kesehatan. Kementrian Komunikasi dan Informatika sebagai koordinator kampanye nasional penanganan stunting mendorong komunikasi fokus dan integratif, melalui berbagai kanal komunitas seperti IDN Times dalam menanggulangi stunting di Indonesia.

Hal ini dilakukan agar #MillennialBEST lebih ‘melek’ terhadap stunting dan bahayanya di sekitar mereka. Menurut Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, terdapat beberapa langkah intervensi dalam mengurangi tingginya angka stunting pada anak. Diantaranya adalah.

1. Pada ibu hamil

Pixabay/StockSnap

Memperbaiki asupan gizi pada ibu hamil merupakan langkah terbaik dalam pencegahan stunting. Jika ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan asupan gizi tambahan. Selain itu, ibu hamil juga perlu mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. Kemudian yang paling penting adalah mencegah ibu hamil dari sakit agar janin tidak terganggu.

Baca Juga: Program Keluarga Harapan, Jurus Kemensos Hadapi Stunting

2. Pada saat bayi lahir

Pixabay/Sanjasy

Ketika bayi akan lahir, sangat disarankan atau bahkan diwajibkan para ibu untuk ditolong oleh bidan atau dokter yang terlatih. Setelah lahir, bayi harus segera Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Hal ini sangat penting karena ASI yang keluar pertama kali merupakan ASI terbaik. Pemberian ASI eksklusif juga wajib dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan.

3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

Pixabay/sathyatripodi

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan, bayi harus diberikan MP-ASI atau Makanan Pendamping ASI. Pemberian ASI juga harus terus dilakukan hingga bayi berusia 2 tahun. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan bayi dan anak kapsul vitamin A dan imunisasi dasar lengkap di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas atau posyandu.

4. Memantau perkembangan anak

Pixabay/eugeniu

Meskipun langkah-langkah diatas sudah dilakukan, ibu tentunya tetap harus memperhatikan tumbuh kembang anak. Bukan tidak mungkin jika sudah memenuhi hal diatas tetapi terjadi stunting pada anak. Bisa saja karena kita kurang jeli dalam melihat gejala stunting pada anak.

Baca Juga: Sederhana, Terapkan 5 Kebiasaan Ini Agar Terhindar dari Stunting

Writer

Chanastalia

Newbie here

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya