TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan, Apa Saja?

Perubahan iklim memicu penyakit lebih sering terjadi

ilustrasi batuk (freepik.com/kroshka__nastya)

Menurut laman Perserikatan Bangsa-Bangsa, perubahan iklim merupakan perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pada mulanya, perubahan iklim terjadi secara alami, seperti adanya variasi siklus matahari. Sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia terutama pembakaran bahan bakar fosil menjadi penyebab utama perubahan iklim.

Selain merusak lingkungan, perubahan iklim juga memiliki dampak yang luas pada kesehatan. Adanya perubahan iklim meningkatkan frekuensi beberapa penyakit menjadi lebih sering. 

1. Meningkatnya masalah pernapasan

ilustrasi polusi udara (pexels.com/Zakir Rushanly)

Dilansir National Institute of Environmental Health Sciences, adanya perubahan iklim dapat berpengaruh pada kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Kualitas udara yang buruk berakibat pada masalah kesehatan. Paparan polusi udara dapat memicu masalah pernapasan dan masalah sistem kardiovaskular. Secara global, ada jutaan kematian dini disebabkan polusi udara.

Selain itu, adanya perubahan iklim menyebabkan peningkatan kejadian kebakaran hutan. Masalah kebakaran hutan dapat memengaruhi kesehatan karena asap dari kebakaran hutan mengandung particulate matter, karbon monoksida, dan nitrogen oksida. Perubahan kualitas udara dapat terjadi di sekitar area kebakaran hutan maupun area yang lebih luas.

Baca Juga: Tentang Perubahan Iklim, Perubahan Sikap Manusia Terhadap Alam

2. Alergi serbuk sari

ilustrasi serbuk sari bunga (pexels.com/Lukas)

Serbuk sari termasuk alergen yang ada di udara sehingga dapat memengaruhi kesehatan. Serbuk sari dihasikan dari bunga tanaman, pohon, rumput, dan gulma. Jumlah dan jenis serbuk sari yang ada di udara tergantung dari musim dan letak geografis.

Perubahan iklim berpotensi memicu lebih banyak serbuk sari dan musim serbuk sari menjadi lebih panjang. Ini berdampak pada orang-orang dengan masalah kesehatan yang berkaitan dengan serbuk sari dan alergi lainnya.

Paparan serbuk sari dapat memicu berbagai reaksi alergi. Orang yang memiliki masalah pernapasan, seperti asma mungkin lebih sensitif terhadap serbuk sari. Adanya paparan serbuk sari berkaitan dengan serangan asma dan peningkatan rawat inap rumah sakit akibat masalah pernapasan. 

3. Penyakit yang menular melalui makanan dan air lebih sering terjadi

ilustrasi diare (unsplash.com/Giorgio Trovato)

National Institute of Environmental Health Sciences menyebutkan, perubahan iklim diperkirakan dapat meningkatkan kejadian penyakit terkait air dengan mengganggu sumber air tawar dan air laut. Adanya kenaikan suhu permukaan laut, perubahan frekuensi dan intensitas hujan dapat meningkatkan perkembangan patogen dan mencemari air. Adanya kontaminan, seperti bakteri, virus, protozoa, termasuk racun dapat menyebabkan penyakit yang menular melalui air.

Hal senada juga dijelaskan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), bahwa adanya perubahan suhu udara dan air, hingga curah hujan ekstrem dapat memengaruhi penularan penyakit. Misalnya, paparan dengan patogen di air dan makanan dapat menyebabkan penyakit diare.

4. Meningkatnya penyakit yang menular melalui nyamuk

ilustrasi nyamuk (pixabay.com/FotoshopTofs)

Nyamuk termasuk vektor yang dapat menularkan penyakit ke manusia. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara beriklim tropis seperti Indonesia.

Menurut penjelasan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, perubahan iklim berpengaruh pada siklus hidup nyamuk dan intensitas gigitan nyamuk. Adanya peningkatan suhu dapat mempercepat proses perkembangan larva nyamuk menjadi nyamuk dewasa. Akibatnya, frekuensi penularan penyakit yang berkaitan dengan nyamuk makin meningkat.

Baca Juga: 7 Fakta Metana, Gas yang Bertanggung Jawab Atas Perubahan Iklim

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya