TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Efek Kafein di Dalam Kopi terhadap Tubuh, Bukan Hanya Cegah Kantuk

Efeknya bisa berbeda-beda pada setiap orang

ilustrasi kopi (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Minuman berkafein seperti kopi banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ini menjadikan banyak gerai yang menyediakan menu kopi dengan berbagai variasi. Beragam variasi tersebut diharapkan semakin memikat para penggemarnya. 

Setelah mengonsumsi kopi, kafein yang terkandung di dalamnya memberikan banyak efek pada tubuh. Apa saja efeknya pada tubuh? Berikut penjelasannya dirangkum dari WebMD dan Healthline

1. Meningkatkan kewaspadaan

ilustrasi kopi (pexels.com/Burst)

Kafein termasuk stimulan pada sistem saraf pusat. Di otak, kafein akan menghambat efek dari adenosine yang berfungsi untuk membuat seseorang merasa mengantuk.

Penghambatan adenosine oleh kafein tersebut mengakibatkan seseorang menjadi lebih berenergi. Inilah yang mengakibatkan mereka yang mengonsumsi kopi atau minuman berkafein lainnya akan menjadi lebih waspada. Kondisi ini tentu membantu terutama saat mulai beraktivitas di pagi hari atau ingin meningkatkan fokus saat sedang bekerja. 

2. Sulit tidur saat malam hari

ilustrasi sulit tidur (pexels.com/cottonbro)

Mengonsumsi kafein membuat seseorang menjadi lebih segar dan tidak mengantuk. Ini karena zat tersebut membuat kadar hormon melatonin menjadi menurun. Hormon melatonin berperan dalam membuat seseorang menjadi mengantuk.

Jika kafein dikonsumsi menjelang waktu tidur dapat menyebabkan seseorang kesulitan untuk tidur. Efek tersebut akan semakin bertambah buruk dengan semakin bertambahnya usia seseorang. Agar tidak mengganggu siklus tidur, maka batasi konsumsi kafein baik itu dari kopi, teh, minuman berenergi, atau cokelat di sore dan malam menjelang tidur.

Baca Juga: 6 Makanan dan Minuman dengan Kandungan Kafein Selain Kopi

3. Meningkatkan kadar dopamin

ilustrasi kopi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kafein dapat meningkatkan kadar dopamin, yaitu zat kimia pada otak yang membuat seseorang merasa bahagia. Inilah sebabnya mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang dapat mengurangi risiko depresi pada partisipan penelitian.

Selain itu, dikutip dari Healthline, sebuah studi menunjukkan mereka yang mengonsumsi kopi secara teratur memiliki risiko Alzheimer dan demensia yang lebih rendah serta mengurangi risiko bunuh diri hingga 45 persen. Manfaat tersebut didapat dari mengonsumsi kopi berkafein tinggi, bukan kopi tanpa kafein.

4. Menyebabkan sakit kepala

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Mengonsumsi kafein rutin setiap hari membuat tubuh menjadi toleran atau terbiasa dengan masuknya zat tersebut. Apabila tiba-tiba kamu tidak mengonsumsinya dalam satu waktu, salah satu efeknya adalah sakit kepala. Ini biasa disebut dengan caffeine rebound.

Kondisi ini dapat semakin parah jika tidak mengonsumsi kafein sama sekali secara mendadak. Keluhan sakit kepala tersebut dapat membaik jika konsumsi kafein dikurangi secara bertahap sedikit demi sedikit.

5. Meningkatkan asam lambung

ilustrasi nyeri perut (pixabay.com/unknownuserpanama)

Kafein dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga menyebabkan beberapa orang merasa tidak nyaman pada perut setelah mengonsumsi kopi. Beberapa peneliti menghubungkan efek tersebut dengan rasa pahit dari kafein, semakin pahit rasanya maka produksi asam lambung semakin meningkat.

Bagi sebagian orang yang memiliki masalah lambung mungkin akan merasakan keluhan yang semakin memburuk setelah mengonsumsi kopi. Apabila memiliki riwayat masalah pada lambung, maka tanyakan pada dokter apakah masih boleh mengonsumsi kafein.

6. Meningkatkan frekuensi buang air kecil

ilustrasi berkemih (unsplash.com/Giorgio Trovato)

Kafein memiliki sifat diuretik sehingga menyebabkan beberapa orang lebih sering buang air kecil setelah mengonsumsi kafein. Bagi mereka yang tidak terbiasa mengonsumsinya, sekitar 300 miligram kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi dapat menyebabkan lebih sering buang air kecil.

Namun, efek tersebut lebih sedikit dirasakan pada mereka yang sudah sering mengonsumsi kafein. Ini karena tubuh sudah lebih terbiasa dengan adanya kafein.

Baca Juga: Berhenti Ngopi? Ini 5 Gejala Putus Kafein yang Mungkin Kamu Alami 

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya