TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Ada Diabetes Basah dan Diabetes Kering? Ini Faktanya

Keduanya dianggap memiliki ciri berbeda. Bagaimana faktanya?

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Masyarakat umumnya lebih mengenal penyakit diabetes sebagai penyakit gula. Selain itu, beberapa orang pun sering menyebut diabetes basah dan diabetes kering. Keduanya dianggap memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Benarkah dalam dunia kesehatan ada istilah diabetes kering dan diabetes basah? Agar lebih paham, yuk, simak penjelasan berikut ini hingga habis!

1. Kabar mengenai diabetes basah dan diabetes kering

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Banyak masyarakat yang percaya bahwa diabetes dibagi menjadi diabetes basah dan diabetes kering. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) dalam laman resminya menyampaikan bahwa kabar tersebut adalah hoaks. Faktanya, istilah diabetes basah dan diabetes kering tersebut tidak ada dalam dunia kesehatan. 

Diabetes merupakan kondisi adanya gangguan metabolik dengan kadar gula melebihi nilai normal. Untuk menetapkan kondisi yang dialami termasuk diabetes atau bukan, harus melalui konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

2. Diabetes

ilustrasi cek kadar gula (pexels.com/Artem Podrez)

Diterangkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), diabetes merupakan penyakit kronis yang disebabkan adanya ketidakmampuan tubuh mengubah makanan menjadi energi. Normalnya, makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi dengan bantuan hormon insulin.

Mengutip laman American Diabetes Association (ADA), ada dua tipe diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Ada pula diabetes yang dialami ketika hamil, yang disebut diabetes gestasional. Meskipun sama-sama terjadi kenaikan kadar gula hingga melebihi nilai normal, diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 mempunyai penyebab yang berbeda.

Baca Juga: 7 Cara Alami Kurangi Gula Berlebihan dalam Tubuh, Cegah Diabetes

3. Diabetes tipe 1 

ilustrasi diabetes pada anak-anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Diabetes tipe 1 disebabkan reaksi autoimun, kondisi ketika sistem imun tubuh salah mengira sel beta pankreas sebagai musuh. Sistem imun justru menyerang sel beta pankreas yang fungsinya sebagai "pabrik" insulin.

Akibatnya, sel beta pankreas tidak memproduksi insulin. Karena tidak adanya insulin yang dihasilkan, maka kadar gula menjadi tinggi. Inilah sebabnya orang-orang dengan diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan insulin agar kadar gula darah menjadi lebih stabil.

4. Diabetes tipe 2

ilustrasi makanan tidak sehat (pexels.com/Tim Samuel)

Pada diabetes tipe 2, sel beta pankreas mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup. Namun, sel tubuh mengalami resistansi insulin sehingga tidak merespons insulin yang ada. Akibatnya, kadar gula menjadi naik sehingga butuh obat untuk mengendalikan kadar gula tersebut.

Diabetes tipe 2 terjadi secara perlahan-lahan, biasanya lebih sering terjadi pada usia dewasa, meskipun saat ini banyak ditemukan pula pada anak-anak. Diabetes tipe 2 dapat dicegah dan diperlambat dengan menjaga pola hidup sehat, antara lain menjaga berat badan, menjaga pola makan, dan rutin olahraga.

5. Diabetes gestasional

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Leah Kelley)

Diabetes gestasional merupakan diabetes yang terjadi saat kehamilan. Kondisi ini terjadi pada perempuan yang tidak mempunyai riwayat diabetes sebelumnya. 

Dengan berkonsultasi ke dokter, kehamilan yang dijalani tetap sehat dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Biasanya, kadar gula dapat normal kembali setelah melahirkan.

Baca Juga: Studi: COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes pada Anak

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya