Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Beberapa hari lalu, Johnson & Johnson (J&J) disebut-sebut akan menghentikan produksi bedak bayi mereka. Seperti yang diketahui, bedak bayi tersebut telah lama diproduksi dan dipakai di seluruh dunia. Hingga kini, bedak bayi dari J&J juga masih digunakan sebagai perawatan bayi sebagian orang tua di Indonesia.
Beberapa pihak mengaitkan penghentian produksi bedak ikonik tersebut dengan kandungan asbes di dalamnya. Benarkah demikian? Berikut penjelasannya!
1. J&J menghentikan produksi bedak bayi berbahan talk
ilustrasi bayi (pexels.com/Anastasiya Gepp) Baru-baru ini beredar kabar bahwa perusahaan J&J tidak melanjutkan produksi bedak bayinya. Hal ini disampaikan pada laman resmi perusahaan tersebut pada 11 Agustus lalu. Perusahaan tersebut akan menghentikan produksi bedak bayi berbahan talk di seluruh dunia pada tahun 2023.
J&J memiliki alasan mengenai penghentian produksi bedan bayi berbahan talk mereka. Penghentian produksi tersebut karena perusahaan memutuskan untuk beralih memproduksi bedak bayi berbahan dasar cornstrach atau pati jagung.
Perusahaan tersebut juga telah memasarkan bedak bayi berbahan dasar tepung jagung di negara-negara di seluruh dunia. J&J mengklaim bahwa bedak bayi berbahan talk yang mereka produksi tidak mengandung asbes, aman digunakan, dan tidak menyebabkan kanker.
Baca Juga: Bayi yang Sejak Lahir Diberi ASI Berpotensi Tumbuh Cerdas
2. Penarikan sukarela produk yang mengandung asbes di Amerika Serikat tahun 2019
ilustrasi penarikan produk (pexels.com/Monstera) Sebelum adanya pernyataan penghentian produksi bedak bayi tersebut, Food and Drug Administration (FDA) pernah mengumumkan penarikan sukarela bedak bayi pada tahun 2019. Sebab, FDA menemukan adanya kontaminasi asbes kristosil dalam sampel dari satu lot produk bedak bayi J&J. Dengan adanya temuan tersebut, FDA memperingatkan konsumen yang memiliki bedak bayi dengan lot tertentu agar menghentikan pemakaian.
Lantas, bagaimana terdapat cemaran asbes pada produk bedak? FDA menduga talk dapat terkontaminasi dengan asbes apabila lokasi penambangan talk tidak dipilih dengan hati-hati dan pemurnian talk kurang memadai.
Terkait rilis FDA mengenai penarikan satu lot produk bedak bayi, J&J pun menarik secara sukarela satu lot produk tersebut di Amerika Serikat (AS). J&J mengklaim bahwa perusahaan dan pemasok telah melakukan pengujian rutin untuk memastikan produk talk tidak mengandung asbes. Pengujian juga dilakukan oleh berbagai laboratorium independen, universitas, dan otoritas kesehatan global.
3. J&J telah menghentikan penjualan bedak bayi di AS dan Kanada sejak 2020
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi bedak (unsplash.com/Leighann Blackwood) Dilansir Reuters, J&J mengumumkan menghentikan penjualan bedak bayi berbahan talk di AS dan Kanada pada tahun 2020 disebabkan permintaan yang menurun. Penurunan permintaan disebut-sebut karena misinformasi yang beredar mengenai keamanan produk mereka.
Masih mengutip sumber yang sama, perusahaan tersebut menghadapi sekitar 38 ribu tuntutan hukum. Tuntutan tersebut berasal dari konsumen dan penyintas yang mengklaim produk bedaknya terkontaminasi asbes sehingga menyebabkan kanker.
4. J&J membantah produknya mengandung asbes
ilustrasi bedak (freepik.com/v.ivash) J&J membantah dan mengatakan bahwa berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, produk talk mereka aman dan tidak mengandung asbes. Perusahaan tersebut beralasan bahwa bahan dasar talk mereka telah memenuhi spesifikasi yang ketat. Sebanyak ribuan pengujian selama 40 tahun terakhir mendapatkan bahwa produk bedak tidak mengandung asbes, mengutip pengumuman perusahaan yang dirilis oleh FDA tahun 2019.
Hal ini juga ditegaskan kembali dalam pernyataan media yang dirilis oleh J&J lewat laman resmi mereka tanggal 11 Agustus. J&J mengatakan bahwa bedak bayi berbahan talk mereka tidak mengandung asbes, aman, dan tidak menyebabkan kanker.
Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Disebabkan oleh Asbes