TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Stres Menyebabkan Asam Lambung Naik?

Perlu belajar manajemen stres yang tepat

ilustrasi laki-laki sedang stres (unsplash.com/ahmad gunnaivi)

Refluks asam atau gastroesophageal reflux (GERD) mengacu pada naiknya asam atau cairan pencernaan dari perut ke kerongkongan. Ini kemudian menyebabkan sensasi terbakar di dada dan dorongan untuk terus berserdawa. Beberapa orang mungkin juga mengalami batuk atau nyeri dada. Kondisi ini dapat memengaruhi siapa saja dari segala usia atau jenis kelamin.

Beberapa orang dengan refluks asam mengamati bawa gejala kambuh saat menghadapi situasi yang memicu stres, seperti saat akan menjalani wawancara kerja atau ujian. Namun, benarkah stres dapat menyebabkan kenaikan asam lambung? Jika ya, apa hubungannya dan bagaimana cara mengatasinya?

1. Banyak orang melaporkan peningkatan gejala asam lambung saat stres

Sebuah survei kesehatan terhadap 40.000 orang Norwegia dan menemukan bahwa orang yang melaporkan stres terkait pekerjaan lebih berisiko mengalami gejala GERD (Scandinavia Journal of Gastroenterology, 2009). Sebaliknya, orang-orang yang melaporkan puas terhadap pekerjaannya lebih jarang mengalami gejala GERD.

Studi lain melakukan wawancarai 12.653 orang dengan GERD dan menemukan bahwa hampir setengahnya melaporkan stres sebagai faktor terbesar yang memperburuk gejala. Bahkan, ketika mereka telah menjalani pengobatan (Internal Medicine, 2015).

2. Kenapa stres memperburuk asam lambung?

ilustrasi laki-laki sedang stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Stres dapat meningkatkan produksi asam di lambung, yang memperburuk GERD, menurut penjelasan laman Harvard Health Publishing. Pada orang dengan GERD, otot sfingter esofagus bagian bawah—yang berperan sebagai pintu antara lambung dan kerongkongan—tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini kemudian memungkinkan asam lambung naik dan masuk ke kerongkongan.

Sebenarnya, apakah stres benar-benar meningkatkan produksi asam lambung atau hanya memperburuk gejala secara fisik masih diperdebatkan. Sebuah penelitian lampau menemukan bahwa orang dengan refluks asam yang mengalami kecemasan dan stres dilaporkan memiliki gejala yang lebih menyakitkan (American Journal of Gastroenterology, 1993). Akan tetapi, tidak ada yang menunjukkan peningkatan asam lambung. Bisa dibilang, meskipun orang secara konsisten melaporkan gejala refluks asam yang lebih buruk, para ilmuwan tidak menemukan peningkatan total asam yang dihasilkan.

Studi lain juga mendukung ide ini. Para peneliti memaparkan orang-orang dengan GERD pada suara yang membuat stres. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa hal itu memperparah gejala dengan membuat peserta lebih sensitif terhadap paparan asam (Gastroenterology, 2008).

Baca Juga: 7 Pertolongan Pertama saat Asam Lambung Naik, Jangan Panik!

3. Refluks asam memicu stres dan kecemasan

Para ahli juga menemukan bahwa asam lambung dapat menjadi sumber stres dan kecemasan. Sebuah penelitian menemukan bahwa penyintas GERD yang mengalami nyeri dada memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalami nyeri (Cureus, 2019).

Penelitian juga menemukan bahwa seseorang lebih mungkin mengaitkan gejala seperti nyeri dada dengan kondisi lain yang lebih serius, yang meningkatkan kecemasan mereka tentang gejala ini.

Kombinasi faktor-faktor ini dapat menjadi lingkaran setan. GERD menyebabkan stres dan kecemasan, di sisi lain stres dan kecemasan juga berkontribusi terhadap GERD. Karena alasan ini, penyintas perlu menemukan cara untuk mengobati gejala-gejala demi memutus siklus.

4. Cara mengatasi stres

Ilustrasi tai chi (pixabay.com/franciscojcesar)

Mengadopsi teknik koping untuk mengelola stres dalam hidup dapat membantu mengurangi risiko gejala asam lambung dan kondisi lain, seperti penyakit jantung, stroke, obesitas, sindrom iritasi usus besar, dan depresi. Semakin kamu bisa mengatasi stres dengan baik, semakin bagus kondisimu.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres dilansir Healthline:

  • Olahraga: Olahraga membantu mengendurkan otot-otot yang tegang dan memicu pelepasan hormon alami yang membuat kamu merasa lebih baik.
  • Hindari makanan pemicu: Saat sedang stres, kamu cenderung lebih sensitif terhadap makanan pemicu GERD, seperti cokelat, kafein, buah dan jus jeruk, tomat, makanan pedas, dan makanan berlemak.
  • Tidur cukup: Tidur adalah peredam stres alami. Untuk membantu menghindari refluks asam saat tidur, jaga agar kepala tetap tinggi.
  • Berlatih teknik relaksasi: Yoga, taici, atau meditasi dapat membantu kamu lebih relaks.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya