TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tanpa Disadari, 7 Hal Sederhana Ini Memengaruhi Kondisi Otak

Ada yang positif, ada juga yang negatif

ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Tubuh kita memiliki berbagai macam organ yang masing-masing memiliki fungsi penting. Nah, dari keseluruhan organ dalam tubuh, otak mungkin yang paling menarik. Sebab, otak bertanggung jawab dalam mengendalikan semua yang terjadi pada tubuh, mulai dari emosi, pola tidur, dan kesehatan fisik.

Ternyata kondisi otak kita senantiasa dipengaruhi oleh banyak hal. Bahkan, hal sederhana yang kita lakukan sehari-hari ternyata mampu menyebabkan perubahan pada otak. Berikut adalah beberapa hal tersebut.

1. Membaca

ilustrasi laki-laki sedang membaca (pexels.com/nappy)

Selama ini, orang yang suka membaca sering dianggap sebagai orang yang pandai. Nah, ternyata studi membuktikan bahwa membaca meningkatkan kognisi.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford University, Amerika Serikat, mengamati hubungan antara membaca, perhatian, dan gangguan dengan membuat subjek tes membaca novel karya Jane Austen. Aliran darah di otak subjek dilacak setiap kali mereka membaca kutipan novel.

Dari penelitian ini, ditemukan bahwa membaca dengan penuh perhatian meningkatkan aliran darah ke otak yang meningkatkan kognisi dan fokus. Hal ini dimungkinkan karena memperhatikan teks sastra menuntut koordinasi berbagai fungsi kognitif kompleks di otak.

2. Konsumsi gula berlebihan

ilustrasi gula (pixabay.com/pasja1000)

Banyak orang sudah paham bahwa makanan dan minuman manis bisa menyebabkan gigi berlubang dan diabetes. Rupanya, asupan gula yang berlebihan juga memiliki efek negatif pada kemampuan kognitif dan suasana hati.

Penelitian dalam British  Journal of Nutrition tahun 2011 menemukan bahwa makan terlalu banyak gula dapat menyebabkan penurunan kognitif, terutama dalam hal memori dan pembelajaran spasial. Lebih dari itu, gula juga dapat memicu gangguan psikologis, seperti depresi.

Baca Juga: Patut Dihindari, Ini 5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Otak Menyusut

3. Jatuh cinta

ilustrasi jatuh cinta (pexels.com/Anastasiya Lobanovskaya)

Banyak penelitian yang telah menemukan bahwa jatuh cinta melibatkan reaksi kimia. Lebih tepatnya, perasaan jatuh cinta dapat membuat tubuh melepaskan oksitosin, dopamin, adrenalin, dan norepinefrin yang membuat mood terasa baik dan jantung berdebar lebih kencang.

Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Psychological Science tahun 2010 menemukan bahwa orang-orang yang sebelumnya canggung secara sosial mungkin mengalami peningkatan dalam kognisi sosial setelah bertemu dengan orang yang mereka cintai. Ini berkaitan dengan hormon oksitosin yang dilepaskan secara alami, yang membuat orang lebih berempati dan pengertian. Namun, efek ini tidak begitu dirasakan orang-orang yang sudah mahir secara sosial.

4. Hamil

ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Alicia Petresc)

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh perempuan, salah satunya adalah pada otak. Kehamilan memicu penyusutan pada materi abu-abu otak yang menentukan memori, emosi, kendali otot, persepsi sensoris, daya ingat, emosi, ucapan, pengambilan keputusan, dan pengendalian diri.

Penyusutan ini diyakini membantu menumbuhkan naluri keibuan dan kognisi sosial. Perubahan ini bahkan dapat berlangsung hingga 2 tahun, menurut sebuah penelitian dalam jurnal Nature Neuroscience.

5. Stres

ilustrasi laki-laki merasa stres (pexels.com/Tim Gouw)

Stres memengaruhi kesehatan secara negatif dalam banyak aspek. Rupanya, stres juga memiliki efek signifikan pada otak.

Studi dalam jurnal BMC Psychiatry menunjukkan bahwa stres mempercepat penurunan kognitif terkait penuaan. Alasannya, periode stres yang berkepanjangan menyebabkan hilangnya neuron, utamanya di hipokampus, yang berperan penting dalam konsolidasi informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

6. Melukis

ilustrasi melukis (pexels.com/Jadson Thomas)

Melukis bukan hanya akan membuat kamu merasa bahagia, tetapi juga meningkatkan kemampuan kognitif. Penelitian dalam jurnal PLoS One tahun 2014 menemukan bahwa lukisan dan seni lainnya dapat menghambat proses penuaan dan penurunan kognitif.

Lebih lanjut, dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa kelas melukis memiliki efek memperlambat penuaan yang lebih efektif daripada belajar sejarah seni. Jadi, kamu mungkin perlu membeli kanvas dan satu set pewarna untuk terapi otak.

Baca Juga: 5 Makanan yang Diam-diam Menyebabkan Dehidrasi, Wajib Berhati-hati

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya