TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Racun Alami dalam Makanan yang Bahayakan Kesehatan

Bisa menyebabkan muntah hingga kejang

ilustrasi racun dalam makanan yang dapat membahayakan kesehatan (unsplash.com/dusan jovic)

Racun alami ialah bahan kimia yang diproduksi oleh organisme hidup secara alami. Bahan kimia ini tidak berbahaya bagi organisme itu sendiri, tetapi mungkin beracun bagi makhluk lain, termasuk manusia.

Racun alami ini sering kali dibentuk sebagai mekanisme pertahanan tanaman. Namun, jika dikonsumsi manusia, racun ini dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan yang merugikan.

Kali ini, kita akan membahas apa saja racun alami dalam makanan yang membahayakan kesehatan dan strategi menghindarinya.

1. Mikotoksin

ilustrasi jamur (pixabay.com/cmtsouthshoreroad-3004203)

Mikotoksin berasal dari bahasa Yunani untuk jamur "mykes" dan kata Latin "toxicum" yang berarti racun. Dijelaskan laman Canada.ca, mikotoksin adalah racun alami yang diproduksi oleh jamur yang dapat tumbuh pada tanaman di lapangan atau setelah panen. Makanan yang bisa mengandung mikotoksin termasuk sereal, kacang-kacangan, buah, kopi, kakao, rempah-rempah, minyak sayur, dan susu.

Terdapat lebih dari 300 mikotoksin dengan struktur kimia dan cara kerja yang berbeda. Beberapa menargetkan ginjal, hati, atau sistem kekebalan, dan beberapa bersifat karsinogenik.

2. Glikoalkaloid

ilustrasi kentang (pixabay.com/Mike Goad)

Glikoalkaloid adalah racun alami yang terdapat dalam kentang. Dilansir Auriga Research, glikoalkaloid konsentrasi tinggi ditemukan pada kecambah dan kulit kentang yang rasanya pahit. Racun diproduksi oleh tanaman sebagai respons terhadap stres, seperti kerusakan. 

Konsumsi glikoalkaloid dalam kadar tinggi bisa meracuni manusia. Gejala biasanya muncul 30 menit sampai 12 jam setelah konsumsi, seperti mual, muntah, kram perut, dan diare. Keracunan yang parah biasanya disertai berbagai efek neurologis, seperti mengantuk, gelisah, gemetar, kebingungan, kelemahan, dan gangguan penglihatan. 

Sayangnya, memasak kentang tidak akan menghancurkan racun ini. Oleh karena itu, kecambah kentang tidak boleh dimakan dan bagian yang hijau atau rusak harus dibuang.

Baca Juga: 10 Sayuran yang Baik untuk Mengelola Gula Darah

3. Grayanotoxin

ilustrasi madu (pexels.com/Pixabay)

Lebah mengumpulkan nektar dari bunga untuk menghasilkan madu. Apabila di dalam bunga-bunga itu terdapat racun, racun akan berakhir di madu. 

Salah satu contohnya adalah grayanotoxin, yang diproduksi secara alami oleh tanaman seperti rhododendron dan laurel gunung. Menurut U.S Food & Drug Administration, makan madu dengan jumlah toksin yang tinggi dapat menyebabkan gejala keracunan, seperti mual, muntah, atau pusing.

4. Furokumarin

ilustrasi wortel (pexels.com/Hana Mara)

Furokumarin terdapat dalam wortel, peterseli, akar seledri, tanaman sitrus, dan beberapa tanaman obat. Furokumarin adalah racun yang dilepaskan sebagai respons terhadap stres, seperti kerusakan fisik pada tanaman.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), racun ini dapat menyebabkan masalah gastrointestinal pada orang yang rentan. Furokumarin juga bersifat fototoksik yang dapat menyebabkan reaksi kulit parah di bawah sinar matahari.

5. Asam oksalat

ilustrasi daun bayam (pixabay.com/ThiloBecker)

Asam oksalat ditemukan secara alami di banyak tanaman, seperti:

  • Buah-buahan.
  • Biji cokelat.
  • Sayuran berdaun hijau.
  • Kacang.
  • Biji.
  • Bayam.
  • Ubi jalar.
  • Belimbing.
  • Lobak hijau.
  • Endive.
  • Swiss chard.
  • Sayuran bit.

Asam oksalat tidak boleh dimakan. Asam oksalat bersifat racun yang jika dimakan dapat menyebabkan kedutan otot, kram, penurunan pernapasan dan detak jantung, muntah, nyeri, sakit kepala, dan kejang.

6. Glikosida sianogenik

ilustrasi singkong (pixabay.com/Bintang_Galaxy)

Glikosida sianogenik adalah fitotoksin yang ditemukan pada setidaknya 2.000 spesies tumbuhan. Singkong, sorgum, akar bambu, dan almon adalah beberapa makanan yang mengandung glikosida sianogenik. 

Menurut WHO, glikosida sianogenik dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan pernapasan cepat, penurunan tekanan darah, pusing, sakit kepala, sakit perut, muntah, diare, kebingungan mental, kedutan, dan kejang. Paparan sianida dalam tingkat melebihi batas yang dapat didetoksifikasi dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: 5 Manfaat Manjakani bagi Organ Intim, Anti Jamur Alami!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya