TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awas! 5 Makanan Ini Dapat Mengganggu Metabolisme Tubuh

Jangan dikonsumsi berlebihan

ilustrasi burger (unsplash.com/sk)

Metabolisme merupakan semua proses biokimiawi yang menjalankan fungsi tubuh, termasuk mengubah makanan dan minuman menjadi energi. Jika metabolisme tubuh bermasalah, kamu mungkin akan merasa selalu lelah dan sulit menurunkan berat badan, meskipun sudah cukup tidur dan olahraga.

Banyak hal yang dapat memengaruhi metabolisme, salah satunya makanan sehari-hari yang kamu konsumsi. Bahkan, makanan yang menurut banyak orang relatif sehat ternyata juga berpotensi merusak metabolisme jika dikonsumsi secara sembarangan.

Berikut adalah makanan yang dapat merusak metabolisme tubuh.

1. Makanan hambar

unsplash.com/Louis Hansel

Menerapkan gaya hidup sehat tidak berarti kamu harus selalu makan makanan yang hambar dan tidak kamu sukai. Ingat, diet seharusnya menjadi pola makan sehat jangka panjang, dan kamu akan kesulitan menjalani diet jika kamu tidak benar-benar menyukai apa yang kamu makan.

Rempah-rempah adalah salah satu bahan yang dapat menambah rasa pada masakan, meningkatkan nutrsi, tanpa menambah banyak kalori. Menambahkan sedikit bumbu ke makanan juga dapat meningkatkan metabolisme.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior, individu yang makan sekitar setengah sendok teh cabai merah mengalami pembakaran kalori yang lebih besar setelah makan dibandingkan orang yang tidak menambahkan cabai.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Aman Dimakan sebelum Olahraga

2. Daging sapi konvensional

unsplash.com/Kyle Mackie

Daging sapi yang dibudidayakan secara konvensional dapat merusak metabolisme. Ini lantaran daging sapi yang dibudidayakan secara konvensional mengandung lebih banyak antibiotik daripada daging sapi yang diberi makan rumput. Antibiotik sendiri memberikan efek buruk pada kesehatan jika digunakan secara sembarangan. 

Satu studi yang diterbitkan pada Front Public Health menjelaskan bahaya antibiotik terhadap bakteri baik di usus. Perubahan bakteri di usus ini berkorelasi dengan peningkatan berat badan, karena berdampak negatif pada cara tubuh memproses makanan. Secara sederhana, mengonsumsi antibiotik dari daging bisa membuat berat badan bertambah.

3. Soda diet

unsplash.com/Sorin popa

Seiring bertambahnya usia, pembakaran kalori alami tubuh semakin melambat. Itulah salah satu alasan mengapa seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang mengalami pertambahan berat badan meskipun mereka makan dalam jumlah yang sama.

Pemanis buatan yang terdapat dalam soda diet mungkin menjadi masalah karena dapat mengubah bakteri usus, yang dapat memengaruhi metabolisme, menyebabkan gula darah melonjak sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, menurut sebuah studi yang diterbitkan di Nature.

4. Gandum

unsplash.com/Jude Infantini

Gandum banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari. Sayangnya, beberapa orang sensitif terhadap gandum. Jika tubuh sensitif terhadap makanan yang dikonsumsi secara teratur, antibodi terhadap makanan tersebut akan terbentuk, antibodi ini akan melawan makanan seolah-olah mereka adalah benda asing yang menyerang dalam tubuh, menurut ahli gizi klinis The Whole Journey

Akibatnya, ini memberikan beban peradangan yang ekstrem pada usus, hati, sistem kekebalan dan tiroid. Tiroid merupakan pengatur metabolisme tubuh, dan jika tiroid bermasalah, maka metabolisme tubuh juga akan bermasalah.

Baca Juga: 7 Makanan dengan Kalsium Lebih Tinggi dari Segelas Susu

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya