TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Anak Gampang Sakit, Orang Tua Harus Waspada!

Dari pola makan hingga alergi

ilustrasi anak sedang sakit (pexels.com/Gustavo Fring)

Menyaksikan buah hati sakit membuat orangtua khawatir dan kasihan terhadap anak. Namun, bagaimana jika anak sering sakit? Tentunya ini membuat orangtua menjadi semakin was-was.

Ketika anak terus-menerus sakit, orangtua biasanya akan mulai bertanya-tanya, apakah anak memiliki sistem kekebalan yang lemah, apakah ada yang salah dengan makanannya, kebiasaan, dan lain sebagainya?

Untuk membantu mengurangi kekhawatiran orangtua, di sini kita akan membahas beberapa penyebab paling umum mengapa anak mudah sakit. Berikut ini penjelasannya yang dirangkum dari laman Mayo Clinic dan Biobay.

1. Sistem kekebalan anak-anak sedang berkembang  

ilustrasi anak sedang bermain (pexels.com/Anete Lusina)

Setiap hari, anak-anak berbaur dengan orang asing di sekolah dan tempat penitipan anak, yang mengakibatkan sistem kekebalan mereka terpapar bakteri dan virus yang baru bagi mereka. Pada saat tersebut, kondisi anak masih rapuh sehingga kemungkinan tertular virus cukup tinggi.

Anak-anak dilindungi oleh kekebalan yang diturunkan ibu mereka selama kehamilan, tetapi antibodi tersebut hilang seiring bertambahnya usia dan anak-anak menjadi lemah secara imunologis.

Umumnya, anak-anak di bawah usia 6 tahun mengalami sekitar 6-8 pilek per tahun. Ketika anak terinfeksi virus tertentu, mereka akan mulai membangun kekebalan terhadap virus tersebut, tetapi ini membutuhkan waktu.

Baca Juga: Beda Dengan Pilek, Ini Gejala Penyakit Pneumonia pada Anak

2. Aktivitas sehari-hari anak

ilustrasi anak sedang bermain (pexels.com/Karolina Grabowska)

Anak-anak di penitipan anak biasanya masih sangat muda dan memiliki sistem kekebalan yang masih lemah. Mereka juga belum memahami protokol kesehatan sehingga bakteri dan virus penyebab penyakit dapat dengan mudah lewat mainan, udara, makanan, dan sebagainya. Ini tentu saja akan menyebabkan siklus penyakit berulang.

Menurut Mayo Clinic College of Medicine, anak-anak di tempat penitipan anak lebih sering mengalami pilek daripada anak-anak yang dirawat di rumah. Namun, saat anak-anak yang tinggal di penitipan anak tumbuh dewasa dan mulai bersekolah, mereka menjadi kurang rentan terhadap pilek dibandingkan anak-anak yang tidak pernah dirawat di tempat penitipan anak.

Ini karena periode paparan penyakit yang intens di tempat penitipan anak membantu memperkuat sistem kekebalan anak-anak, yang membuat mereka lebih jarang sakit di kemudian hari.

3. Anak mengalami alergi 

ilustrasi anak mengalami alergi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terkadang, orangtua tidak sadar bahwa anak sebenarnya mengalami alergi, bukan sakit. Jika anak berusia di atas usia 2 tahun, banyak bersin, menggosok hidung, dan pilek, tetapi tidak demam, ini menunjukkan bahwa mereka mengalami alergi.

Alergi cukup mudah diobati daripada pilek. Yang diperlu dilakukan orangtua adalah mengidentifikasi penyebab alergi dan menjauhkan anak darinya. Juga, memberi anak obat alergi, seperti antihistamin, jika gejala alergi kambuh.

4. Pola makan

ilustrasi anak sedang makan (pexels.com/RODNAE Productions)

Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah kekurangan nutrisi meningkatkan frekuensi penyakit. Dalam kasus malnutrisi berat, anak-anak cenderung mengalami masalah imunitas yang parah.

Untuk anak yang memiliki akses ke makanan dan diet yang bervariasi, kemungkinan mereka mudah sakit cukup kecil. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang lebih rendah mungkin terkait dengan peningkatan frekuensi infeksi pernapasan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa diet berpengaruh pada sistem kekebalan anak.

Baca Juga: 7 Penyakit yang Paling Sering Dialami Anak-anak

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya