TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sulit Mengatur Emosi? Waspada Crisis Fatigue, Ini 5 Cara Mengatasinya

Yuk, jaga kesehatan mental di masa pandemik

Ilustrasi crisis fatigue. pexels.com/MashaRaymers

Pandemik COVID-19 lebih dari sekadar ancaman penyakit yang bisa mematikan, tetapi dampaknya sangat luas. Salah satunya berdampak pada kondisi mental. Tak jarang seseorang merasakan perubahan emosi yang cepat, seperti mudah takut, khawatir, hingga tak bisa mengendalikan amarah dan berujung pada stres dan lelah secara mental.

Bila kamu mengalami hal di atas, itu menandakan crisis fatigue. Kamu perlu waspada dan harus mulai mencari cara untuk mengendalikan diri.

Apa itu crisis fatigue?

unsplash.com/Doğukan Şahin

Melansir Healthline, Firdaus S. Dhabhar, PhD, profesor di Department Psychiatry & Behavioral Sciences, Sylvester Comprehensive Cancer Center, University of Miami Health System, Amerika Serikat (AS), berpendapat bahwa ketika stres menjadi kronis dan terus berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, efeknya bisa berbahaya.

Jika terus berulang dan tidak ditangani dengan benar, kondisi tersebut dapat menyebabkan crisis fatigue atau kelelahan akibat keadaan krisis, seperti masa pandemik COVID-19 ini.

Berdasarkan keterangan di laman American Institute of Stress (AIS), menurut Dr. Petros Levounis, seorang profesor sekaligus ketua departemen psikiatri pada Rutgers New Jersey Medical School, AS, crisis fatigue memang sulit atau nyaris tak bisa dihindari. Namun, masih ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampaknya, yang tentunya akan membuat dirimu merasa lebih baik. Apa saja? Ikuti cara-cara di bawah ini, ya!

1. Perhatikan pilar utama kesehatan fisik

pexels.com/AndreaPiacquadio

Masih bersumber dari AIS, Dr. Petros mengatakan bahwa terdapat beberapa pilar utama yang berhubungan dengan kesehatan fisik: nutrisi yang cukup, kualitas tidur yang terjaga, dan olahraga secara teratur.

Tentunya, jika ketiganya diperhatikan secara saksama, maka kita akan bisa mengurangi rasa lelah dan tingkat yang saat ini dirasakan. 

Dalam laporan berjudul "Relationship Between Nutrition and Psychology" dalam International Journal of Research in Engineering, Sciece, and Management tahun 2020, pola makan dan emosi dalam diri memiliki hubungan yang terkait.

Sistem pencernaan tidak hanya sebatas mencerna makanan, tetapi juga berperan dalam menjaga emosi. Terdapat serotonin yang diproduksi saluran gastrointestinal dan dilapisi oleh sel saraf dan neuron. Serotonin berperan dalam meningkatkan penyerapan nutrisi makanan, serta menginduksi jalur saraf antara usus dan otak.

Ada beberapa bakteri baik yang membantu menjaga fungsi sel saraf dan produksi serotonin, yakni probiotik. Penelitian membuktikan bahwa probiotik dapat memperbaiki gangguan mental, stres, maupun gangguan kecemasan.

Dikutip dari laporan berjudul "Physical Activity as One of The Most Optimal Ways of Active Fatigue Elimination and Overcoming Midlife Crisis" dalam jurnal Physical Education and Sport tahun 2020, aktivitas fisik dan olahraga dianggap sebagai cara alami dan sehat untuk menghilangkan kelelahan, serta meningkatkan kesehatan dari segi somatik dan mental.

Kesehatan fisik dan mental merupakan dua hal yang saling berkaitan. Jadi, kalau kamu ingin memiliki kesehatan mental yang baik, cobalah untuk mulai memperhatikan kesehatan fisik dengan memenuhi apa yang dibutuhkan tubuhmu sebaik mungkin.

Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Mental Jika Kamu Highly Sensitive Person

2. Jaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat

pexels.com/EdwardJenner

Meski kita sangat disarankan untuk tetap di rumah dan menghindari kerumunan selama masa pandemik, tetapi menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat seperti keluarga dan sahabat tetap perlu dilakukan.

Tak bisa bertemu langsung? Kamu masih bisa menjalin komunikasi lewat telepon, pesan teks, atau panggilan video.

Jangan memendam masalah yang dimiliki. Cari seseorang untuk kamu bisa berbagi, ceritakan masalahmu agar kamu merasa lega.

Menurut laporan "Stress and the Family System" dalam jurnal Family and Consumer Sciences tahun 2020, keluarga merupakan salah satu support system yang diperlukan dalam menanggulangi stres secara positif.

Jika ada salah satu anggota keluarga yang mengalami stres dan butuh pertolongan, bantu mereka dengan mendengar ceritanya, memberi dukungan, atau kalau parah ajak dia untuk konsultasi ke ahli kejiwaan.

Kalau kamu mengalami kesulitan, jangan ragu untuk meminta tolong. Sampaikan secara perlahan keluhan dan masalahmu. Orang-orang yang mendengarmu akan memahami dan merasakan apa yang kamu tengah rasakan, kok.

3. Cobalah lakukan yoga atau meditasi

pexels.com/MaxNikhil

Menurut laporan "Effects of Yoga on Stress Among Healthy Adults: A Systematic Review" dalam jurnal Alternative Therapies in Health and Medicine tahun 2020, efek psikologis yoga sudah terbukti.

Yoga terbukti dapat mengatasi depresi dan gangguan kecemasan. Penelitian melibatkan 27 studi kasus, yang mana 19 di antaranya melaporkan adanya penurunan yang signifikan dalam gangguan kecemasan. Pada perempuan yang menderita gangguan kecemasan, dilaporkan penurunan tingkat kecemasan yang signifikan setelah mengikuti kelas yoga selama 2 bulan.

Sayangnya, tidak semua orang menyadari kalau yoga maupun meditasi dapat membantu mengurangi stres dan mengendalikan emosi. Padahal, keduanya bisa dengan mudah dilakukan di rumah. Tak perlu repot-repot ke gym atau studio yoga, kamu bisa melakukan yoga lewat video tutorial yoga untuk pemula yang banyak tersedia di internet.

Cobalah berlatih yoga secara konsisten selama 60 hari berturut-turut dan rasakan perubahan emosi secara perlahan dalam diri. Yoga juga akan membantumu mengatasi kekhawatiran sekaligus meningkatkan rasa percaya diri, lho!

Lebih dari itu, jika rutin dilakukan, kondisi fisik maupun mentalmu akan terjaga dengan baik, sehingga jauh dari stres yang bisa berujung pada crisis fatigue.

4. Lakukan aktivitas yang membuatmu merasa tenang

pexels.com/GustavoFring

Bersumber dari laporan berjudul "Stress Coping Strategies and Adolescents" dalam International Journal of Reflective Research in Social Sciences tahun 2020, aktivitas yang dilakukan di waktu luang dapat mengurangi ketegangan dan stres.

Berbagai aktivitas seperti mendengarkan musik, menonton film atau serial, berkebun, melukis, membaca, atau aktivitas menenangkan lainnya penting untuk mencegah efek merusak dari stres.

Kamu tentu punya aktivitas tertentu yang disukai, kan? Lakukan sesuatu yang membuatmu merasa hidup. Jangan terus berdiam diri dan larut dalam pikiran negatif, karena itu dapat memicu rasa khawatir yang berujung pada stres.

Dengan melakukan hobi atau rutin melakukan aktivitas yang disukai akan membuatmu merasa lebih baik dan akan mampu menciptakan energi yang positif dalam diri.

Baca Juga: 5 Manfaat Mendengarkan Musik Bagi Kesehatan Mental, Sudah Tahu? 

Verified Writer

Alia Azhara

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya