Abuse By Proxy, Bentuk Kekerasan Emosional oleh Pihak Ketiga
Dengan taktik halus yang mungkin tidak disadari oleh korban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Abuse by proxy adalah istilah untuk menggambarkan kekerasan emosional yang terjadi dalam rumah tangga. Kondisi ini terwujud ketika pelaku menggunakan orang lain untuk menyakiti korban. Motif pelaku bervariasi, seperti mempermalukan atau membuat korban percaya bahwa semua orang membenci dirinya.
Beberapa contoh abuse by proxy bisa berbeda pada masing-masing orang. Ini termasuk menyebarkan kebohongan, menyabotase karier, bahkan melakukan fitnah dengan menyebarkan berita palsu.
Perlu dipahami bahwa abuse by proxy ialah fenomena sosial yang kurang diteliti secara ilmiah. Namun, praktiknya telah banyak ditemukan dalam masyarakat luas.
1. Abuse by proxy dalam rumah tangga
Jenis kekerasan ini bisa sulit teridentifikasi karena pelaku sering kali melakukannya dengan cara yang halus. Misalnya, pelaku mungkin bisa saja meminta orang terdekat korban untuk memposting sesuatu yang negatif secara online. Setelah mengetahuinya, maka korban akan mengalami disorientasi dan kebingungan mengapa orang terdekatnya bersikap seperti itu.
Dalam kasus lain dalam rumah tangga, pasangan dapat menjadikan anak sebagai subjek untuk melakukan kekerasan emosional. Ini bisa melibatkan pembuatan tuduhan palsu tentang perselingkuhan atau menjelaskan bahwa orang tuanya yang lain tidak lagi menyayangi anaknya.
Praktik abuse by proxy secara tidak langsung menyebabkan kerugian. Ini menjadikan orang lain sebagai alat untuk menimbulkan kekacauan. Dengan begitu, pelaku akhirnya memiliki kontrol lebih atas diri korban.
Baca Juga: Narsis Dianggap Sebagai Gangguan Kepribadian, Kenali Ciri-cirinya!
Editor’s picks
Baca Juga: Dampak dan Kondisi Korban Kekerasan Seksual Menurut Psikolog
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.