TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saling Berkaitan, Ini Hubungan antara Nutrisi dan Kesehatan Mental

Penelitian mengenai keduanya masih perlu digalakkan

pexels.com/Mikhail Nilov

Depresi dan kecemasan adalah masalah kesehatan mental paling umum yang dilaporkan di seluruh dunia. Ditambah lagi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jika depresi bisa menjadi salah satu masalah kesehatan utama dunia tahun 2030.

Maka dari itu, berbagai pihak diminta untuk membuat suatu bentuk terobosan berupa tindakan preventif. Di sinilah tugas khusus psikiatri gizi, salah satunya, melakukan penelitian terkait peran nutrisi dalam pengembangan dan penanganan masalah kesehatan mental.

Menurut beberapa penelitian, menerapkan pola diet sehat dapat memengaruhi kesehatan mental secara positif. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih jelas mengenai korelasi antara nutrisi dan kesehatan mental.

1. Mencegah masalah kesehatan mental melalui asupan nutrisi yang cukup

pexels.com/Lisa Fotios

Studi tahun 2013 dalam jurnal Annals of Neurology menemukan fakta menarik terkait pola makan diet Mediterania yang dapat menurunkan risiko depresi sebesar 32 persen.

Hal tersebut sejalan dengan studi yang dimuat dalam jurnal Psychiatry Research tahun 2017, yang menjelaskan jika pola makan sehat meliputi asupan tinggi buah, sayuran, biji-bijian, minyak zaitun, ikan, produk hewani dan susu yang rendah lemak, serta antioksidan dikaitkan dengan penurunan risiko depresi.

Meskipun studi observasional dapat menunjukkan keterkaitan, penting untuk dicatat bahwa hal tersebut bukan berarti dapat menunjukkan sebab akibat. Selain itu, dengan uji coba terkontrol secara acak, ada beberapa keterbatasan dalam studi penelitian nutrisi. Keterbatasan tersebut salah satunya adalah kesulitan dalam mengukur asupan makanan secara akurat.

Baca Juga: Kesehatan Mental dan Fisik Saling Berhubungan, Ini Penjelasan Medisnya

2. Mengobati masalah kesehatan mental dengan intervensi diet sehat

pexels.com/Kaboompics.com

Pada dasarnya, penelitian terkait intervensi diet untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental masih terbatas dan relatif baru.

Salah satu tinjauan ilmiah tahun 2018 dalam jurnal BMC Medicine menggunakan uji coba terkontrol acak pertama untuk menguji peran diet dalam pengobatan depresi bernama SMILES. 

Intervensi diet dalam tinjauan ilmiah tersebut memiliki kemiripan dengan pola diet Mediterania yang menekankan pada konsumsi sayuran, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, minyak zaitun, serta susu dan daging merah dalam jumlah sedang.

Di akhir penelitian, partisipan yang berada dalam kelompok diet menunjukkan perbaikan gejala depresi yang lebih besar. Perbaikan tersebut tetap signifikan, bahkan ketika para peneliti memperhitungkan variabel perancu termasuk indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.

Meskipun hasil ini tampak menjanjikan, studi SMILES masih bersifat jangka pendek dengan lingkup yang kecil. Untuk itu, masih diperlukan lebih banyak lagi penelitian mengenai topik pengobatan kondisi kesehatan mental dan pola makan tertentu.

3. Efek potensial nutrisi dalam bentuk suplemen makanan terhadap kesehatan mental

pexels.com/Daria Shevtsova

Studi tahun 2008 dalam Indian Journal of Psychiatry menjelaskan adanya keterkaitan antara tingkat nutrisi yang rendah (folat, magnesium, dan vitamin) dengan penurunan suasana hati, perasaan cemas, dan risiko depresi.

Namun, belum ada bukti yang dapat meyakinkan apakah mengonsumsi nutrisi dalam bentuk suplemen memberikan manfaat lebih untuk kesehatan mental. Misalnya, pada orang yang kekurangan magnesium, apakah konsumsi suplemen magnesium bisa bantu meredakan gejala? Selain itu, bila seseorang mendapat jumlah magnesium yang cukup dalam pola makannya, tidak jelas apakah konsumsi suplemen akan memberikan manfaat.

Dalam hal mengonsumsi suplemen untuk kesehatan mental, masih belum diketahui dosis optimal untuk berbagai jenis populasi, keamanan, serta efektivitas jangka panjang. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan perolehan sebagian besar nutrisi melalui pola makan yang sehat dan bervariasi.

4. Hubungan antara makanan yang dikonsumsi dan kesehatan mental

Ilustrasi Makan Sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Ada beberapa teori yang secara spesifik membahas mengenai mekanisme diet terhadap manajemen suasana hati atau risiko masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Beberapa ahli percaya mengenai efek inflamasi dari pola diet tertentu dapat membantu menjelaskan korelasi antara diet dan kesehatan mental.

Contohnya, diet untuk kesehatan mental cenderung menekankan pola makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat yang tinggi. Menu makanan tersebut merupakan jenis makanan yang kaya akan senyawa antiinflamasi.

Sebuah tinjauan observasi tahun 2018 dalam jurnal Molecular Psychiatry juga mendukung teori ini. Dikatakan bahwa diet tinggi antioksidan dan makanan yang mengandung sifat antiinflamasi dikaitkan dengan penurunan risiko depresi.

Baca Juga: 6 Hubungan Seni dan Kesehatan Mental, Bisa Kurangi Depresi Seseorang

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya