TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Vivid Dreams, ketika Mimpi Terasa Begitu Nyata

Orang bisa mengingat mimpi karena pengaruhnya yang intens 

ilustrasi perempuan mengalami vivid dreams (pexels.com/Ron Lach)

Saat kita tengah tertidur, otak tetap aktif bekerja. Akibatnya, orang mengalami mimpi. Sebagian besar orang tidak mengingat mimpi mereka. Namun, ada yang bisa mengingatnya dan merasa seolah-olah mimpi itu nyata. Keadaan ini dikenal dengan vivid dreams.

Vivid dreams adalah mimpi yang terasa begitu nyata sehingga orang yang mengalaminya dapat mengingat dengan jelas saat bangun tidur. Kendati terdengar menyenangkan, vivid dreams bisa mendatangkan dampak serius pada kehidupan.

1. Penyebab terjadinya vivid dreams

ilustrasi perempuan kesulitan tidur dengan nyenyak (pexels.com/Alena Shekhovtcova)

Para ilmuwan belum bisa memastikan penyebab vivid dreams. Namun, beberapa faktor tertentu bisa meningkatkan risikonyaIni berkaitan dengan:

  • Konsumsi obat-obatan: Beberapa obat telah terbukti menyebabkan vivid dreams, salah satunya antidepresan, obat yang dapat membantu meringankan gejala depresi. Salah satu efek samping antidepresan adalah dapat menyebabkan mimpi terasa jelas karena efeknya pada fase tidur rapid eye movement (REM).
  • Gangguan Tidur: Studi dalam Nature and Science of Sleep tahun 2017 menjelaskan, gangguan tidur tertentu dapat menyebabkan vivid dreams. Gangguan yang dimaksud adalah insomnia, narkolepsi, sindrom kaki gelisah, dan sleep apnea.
  • Stres dan kecemasan: Pengalaman seperti kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah ke kota baru, menikah, serta kelahiran seorang anak dapat memicu vivid dreams. Sementara itu, peristiwa hidup terkait dengan efek kecemasan meningkatkan risiko terjadinya vivid dreams lebih besar.
  • Penyalahgunaan zat: Penelitian yang termuat dalam Science Daily tahun 2019 menunjukkan, individu yang sedang dalam masa pemulihan penyalahgunaan zat (narkoba dan alkohol) lebih sering mengalami vivid dreams.
  • Kondisi kesehatan mental: Orang dengan kondisi kesehatan mental tertentu lebih cenderung mengalami mimpi buruk yang terasa nyata. Beberapa kondisi tersebut ialah gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan kecemasan umum, gangguan bipolar, skizofrenia, dan depresi.
  • Kehamilan: Perubahan fisik dan peningkatan produksi hormon yang terjadi selama kehamilan dapat memengaruhi pola tidur. Ini juga berkontribusi pada kejadian vivid dreams.

Baca Juga: 8 Penyebab Seseorang Menangis saat Tidur, Sering Tak Disadari

2. Efek samping

ilustrasi mengalami kantuk di siang hari (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Umumnya vivid dreams tidak perlu dikhawatirkan. Akan tetapi, jika mimpi yang dialami tergolong mimpi buruk yang jelas (terutama jika berlangsung lama) dapat mengganggu kualitas tidur. Seiring berjalannya waktu, ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Efek samping vivid dreams bisa berbeda pada masing-masing individu. Ini mungkin melibatkan aspek sebagai berikut: 

  • Kantuk di siang hari: Dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan memori yang dapat memengaruhi produktivitas baik di sekolah atau di tempat kerja.
  • Permasalahan suasana hati: Sering kali, vivid dreams dapat menguras emosi yang berimbas pada indikasi depresi atau kecemasan. Hal ini bisa menjadi masalah yang sangat memprihatinkan jika vivid dreams bertahan lama.
  • Enggan untuk tidur: Seseorang mungkin secara sadar atau tidak menghindari aktivitas tidur karena takut akan mengalami vivid dreams terlebih jika konteksnya mimpi buruk.
  • Upaya atau pemikiran bunuh diri: Meskipun kasus ini jarang, namun dalam taraf yang ekstrem seseorang bisa mengembangkan pemikiran bunuh diri akibat vivid dreams. Ini biasanya melibatkan mimpi yang sangat intens dan membekas secara negatif pada individu tersebut.

3. Penanganan

ilustrasi perempuan menguap (pexels.com/SHVETS production)

Dalam kebanyakan kasus, vivid dreams akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, apabila vivid dreams menyebabkan tekanan emosional hingga masalah fisik, ada baiknya individu yang bersangkutan segera berkonsultasi pada dokter.

Beberapa bentuk penanganan vivid dreams dapat melibatkan:

  • Intervensi medis dengan menyesuaikan kondisi yang mendasari pasien.
  • Menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang.
  • Menjaga jadwal tidur secara teratur dan berkualitas.
  • Mengatasi stres dan kecemasan dengan mempertimbangkan teknik meditasi, relaksasi, atau olahraga.

Penting untuk dipahami bahwa kebanyakan dokter tidak merekomendasikan penggunaan konsumsi obat-obatan untuk mengatasi vivid dreams. Akan tetapi, dalam kasus yang disebabkan oleh trauma, dokter mungkin mempertimbangkan untuk meresepkan obat tidur atau obat antikecemasan.

4. Apakah vivid dreams perlu dikhawatirkan?

ilustrasi orang-orang duduk bersama dalam keheningan (pexels.com/SHVETS production)

Mimpi adalah bagian alami dari proses emosional dan pembentukan memori. Setelah mengenal vivid dreams mungkin ada yang bertanya-tanya, apakah perlu mengkhawatirkannya? Vivid dreams cenderung tidak perlu dikhawatirkan jika konteksnya terbilang masih wajar dan normal.

Masalah ini dapat dikontrol dengan tindakan sederhana, yakni membuat jurnal mimpi dan menghindari konsumsi alkohol. Dengan menuliskan pemikiran tentang mimpi, dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingatnya. Adapun konsumsi alkohol bisa menekan fase tidur REM yang dapat menyebabkan vivid dreams tidak terkendali.

Baca Juga: 7 Mimpi yang Paling Sering Dialami saat Tidur serta Artinya!

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya