Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Orang yang memiliki kecenderungan bersikap sinis dan pesimis perlu diwaspadai karena bisa menjadi indikasi kepribadian pasif-agresif. Konsep kepribadian pasif-agresif digambarkan sebagai cara mengekspresikan perasaan negatif dengan tindakan secara halus. Sederhananya, apa yang dikatakan berbeda dengan apa yang dilakukan.
Contoh kasus kepribadian pasif-agresif misalnya, seseorang berpura-pura menyetujui sebuah rencana tim di tempat kerja. Pada praktiknya, orang tersebut menentang rencana kerja tim dengan menunjukkan sikap nonkooperatif seperti melewatkan tenggat waktu tugas atau datang terlambat ke pertemuan penting.
Jenis perilaku pasif-agresif dapat memengaruhi kemampuan dalam menciptakan dan menjaga hubungan dengan orang lain hingga tidak jarang menimbulkan masalah. Berikut ini informasi terkait kepribadian pasif-agresif yang perlu kamu ketahui.
1. Identifikasi kepribadian pasif-agresif
ilustrasi identifikasi kepribadian pasif-agresif (freepik.com/yanalya) Perilaku pasif-agresif bukan termasuk gangguan medis, sehingga dokter tidak dapat mendiagnosis. Akan tetapi, ahli kesehatan mental seperti psikolog dapat membantu mengidentifikasi masalah perilaku yang mengarah pada kepribadian pasif-agresif.
Untuk membantu proses identifikasi, beberapa pertanyaan mendasar tentang gejala, riwayat kesehatan, dan perilaku spesifik mungkin ditanyakan oleh psikolog.
Psikolog juga dapat memberi rujukan ke psikiater jika diyakini pasien mengalami kondisi tertentu yang memerlukan pengobatan. Apabila psikiater mencurigai perilaku pasif-agresif disebabkan oleh kondisi non-psikiatri, memberi rujukan ke dokter untuk menjalani perawatan primer mungkin dilakukan.
2. Tanda-tanda kepribadian pasif-agresif
ilustrasi menyalahkan orang lain (freepik.com/yanalya) Beberapa tanda-tanda yang ditunjukkan oleh seseorang dengan kepribadian pasif-agresif, meliputi:
- Menunda-nunda tugas yang sifatnya kelompok
- Sering lupa akan suatu hal
- Sering mengkritik
- Sering memprotes
- Mengeluh karena tidak dihargai
- Mudah tersinggung
- Melakukan tugas secara tidak efisien
- Keras kepala
- Suka menyalahkan orang lain
- Bertindak sinis atau bermusuhan
- Menunjukkan kebencian atas tuntutan dari orang lain
Baca Juga: 5 Zodiak yang Punya Sifat Pasif tapi Agresif dalam Hubungan Percintaan
3. Penyebab kepribadian pasif-agresif
ilustrasi pola pengasuhan yang kurang tepat (freepik.com/bearfotos) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Saat ini penyebab pasti dari perilaku pasif-agresif belum diketahui. Meskipun demikian, faktor biologis dan lingkungan bisa menjadi kontributor pengembangan perilaku pasif-agresif.
Para ahli mempercayai jika orang-orang yang menunjukkan kepribadian pasif-agresif mulai melakukannya sejak masa kanak-kanak. Faktor penyebabnya bisa jadi dari pola pengasuhan, dinamika keluarga, serta pengaruh masa kecil lainnya seperti pelecehan dan penelantaran anak.
Nampaknya kepribadian pasif-agresif memiliki korelasi terhadap kondisi kesehatan mental tertentu. Namun, tidak jarang gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental berikut sering disalahartikan sebagai perilaku pasif-agresif. Kondisi kesehatan mental tersebut seperti:
- ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
- ODD (oppositional defiant disorder)
- Depresi
- Skizofrenia
- Gangguan kecemasan
- Gangguan perilaku
- Gangguan bipolar
- Gangguan skizotipal
- Penyalahgunaan alkohol dan zat berbahaya
4. Perawatan untuk meminimalkan perilaku pasif-agresif
ilustrasi optimis (freepik.com/wavebreakmedia_micro) Perawatan yang mungkin akan direkomendasikan ahli adalah konseling yang melibatkan terapis atau ahli kesehatan mental lain. Selain dapat membantu mengidentifikasi perilaku pasif-agresif, seorang terapis dapat mengajari cara mengubah perilaku negatif dan menerapkan strategi coping yang efektif.
Jika kamu merasa memiliki tipe kepribadian pasif-agresif yang dominan, beberapa langkah sederhana yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi perilaku tersebut adalah:
- Meningkatkan kesadaran diri dan menyadari perilaku pasif-agresif
- Memberi waktu kepada diri sendiri untuk melakukan perubahan
- Berlatih mengekspresikan diri dengan cara yang lebih positif
- Berpikir jernih sebelum bertindak
- Tetap optimis
- Belajar untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain
Baca Juga: 5 Cara Hadapi Pasangan Pasif-Agresif yang Sering Bikin Pusing Sendiri!