TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kompres Demam Pakai Air Hangat atau Dingin? Ini Jawabannya

Beda air, beda pula efeknya ke tubuh

ilustrasi menggunakan kompres dingin untuk menangani heat exhaustion (freepik.com/diana.grytsku)

“Sakit apa?”

Demam.”

Setiap dari kita pasti pernah demam, bahkan penyakit ini bisa dirasakan sejak kecil. Gejala ini merupakan hal yang umum terjadi sejak zaman nenek moyang dulu. Tidak heran jika penanganan pertamanya pun masih terkesan old school, yakni dengan kompres demam.

Meski jadul, opsi ini dianggap mampu memberikan efek positif bagi tubuh yang sedang demam. Namun, kemudian muncul pro kontra, saat demam harus dikompres pakai air apa? Apakah air hangat atau dingin?

Penyebab demam

ilustrasi kompres demam (freepik.com/bearphotos)

Sejatinya, demam bukanlah sebuah disease atau penyakit. Gejala ini muncul ketika tubuh menghadapi infeksi bakteri atau virus. Demam merupakan bentuk pertahanan diri agar tubuh tidak tumbang. 

Suhu tubuh normal berkisar pada angka 37 derajat Celsius. Dikatakan demam apabila naik menjadi sekitar 38 derajat Celsius. Ketika mencapai suhu 39,5 derajat Celsius, maka berarti seorang tersebut mengalami demam tinggi.

Demam memang bisa menjadi tanda-tanda infeksi. Misalnya, serangan streptococcus grup A yang menyebabkan radang tenggorokan. Atau, bisa juga menandakan penyakit serius seperti HIV, infeksi Covid-19, tipes, dan lain sebagainya.

Meski demikian, demam gak selalu menandakan infeksi serius, kok. Penelitian oleh peneliti senior Prof. David Rand dan Mike White yang dipublikasi dalam PNAS memaparkan bahwa demam ringan menunjukkan bahwa tubuh sedang menjalankan tugasnya dengan baik.

Suhu tubuh yang lebih tinggi mendorong aktivitas protein tertentu. Selanjutnya, protein tersebut mengaktifkan dan menonaktifkan gen yang bertanggung jawab atas respons kekebalan tubuh sesuai kebutuhannya.

Baca Juga: 5 Cara Cepat Menurunkan Panas pada Anak Tanpa Obat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya