TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diam-diam, Konsumsi 5 Makanan Ini Bisa Merusak Otak

Ada makanan kesukaanmu di sini?

pixabay.com/kalhh

Selain peranannya yang vital, otak merupakan organ tubuh manusia yang paling kompleks. Otak tersusun dari jaringan serta miliaran sel saraf yang terhubung antara satu sama lain.

Bersama dengan saraf tulang belakang, otak berfungsi sebagai pusat koordinasi tubuh dalam melakukan ragam aktivitas. Mulai dari makan, minum, bernapas, berjalan, dan sebagainya.

Mengingat fungsinya yang begitu penting, maka otak perlu dijaga dengan baik supaya tetap bisa berfungsi normal. Beberapa cara di antaranya adalah dengan menghindari konsumsi makanan yang tanpa disadari bisa merusak otak.

Untuk mengetahui lebih lanjut jenis makanan tersebut, silakan disimak pembahasannya di bawah ini.

1. Gula 

pixabay.com/congerdesign

Sudah bukan rahasia lagi bahkan konsumsi gula yang tidak terkontrol bisa berdampak buruk pada kesehatan, seperti dapat meningkatkan risiko diabetes.

Faktanya, asupan gula berlebih juga bisa merusak otak. Melansir UCLA Health, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Physiology melibatkan dua kelompok tikus sebagai hewan percobaan. Kelompok tikus pertama hanya diberi larutan fruktosa, sementara kelompok tikus kedua diberi larutan fruktosa dan asam lemak omega-3 yang diyakini mampu meningkatkan fungsi otak.

Sebelum diuji coba, kedua kelompok tikus tadi sudah dilatih untuk mengingat rute labirin. Dari hasil pengamatan, tikus kelompok kedua mampu melewati labirin lebih cepat dibanding tikus kelompok pertama.

Para peneliti menyimpulkan bahwa sel-sel otak pada tikus yang hanya diberi larutan fruktosa mengalami gangguan sinyal satu sama lain, menyebabkan mereka tidak bisa berpikir dengan jernih sehingga kesulitan mengingat rute yang telah dilatih sebelumnya.

Tak hanya itu, tikus yang tidak diberi tambahan asam lemak omega-3 juga menunjukkan tanda-tanda resistansi insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah serta fungsi otak. Setelah jaringan otak tikus diamati lebih dekat, terlihat bahwa hormon insulin kehilangan kemampuannya dalam memengaruhi sel-sel otak tikus.

Peneliti menduga, konsumsi gula yang terlalu tinggi dapat menghalangi kemampuan insulin untuk mengatur bagaimana sel-sel otak menggunakan dan menyimpan gula sebagai energi, yang diperlukan dalam memproses pikiran dan emosi.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa konsumsi gula berlebihan bisa memengaruhi fungsi otak. Karena itu, imbangi dengan konsumsi asupan mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan salmon, kacang kenari, biji rami, dan sebagainya yang akan melindungi otak dari efek berbahaya fruktosa.

Baca Juga: Ini Reaksi Tubuh Setelah Minum Soda, Minuman Berkarbonasi Tinggi Gula

2. Soda diet 

unsplash.com/@neonbrand

Banyak yang meyakini bahwa minuman soda diet lebih sehat dibandingkan soda biasa. Dari segi medis, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Stroke menunjukkan bahwa pemanis buatan dalam minuman bersoda dapat meningkatkan risiko penyakit stroke dan demensia.

Demensia bukan penyakit spesifik, tetapi merupakan sejumlah kondisi yang ditandai dengan penurunan setidaknya dua fungsi otak, seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, membuat para penderitanya bergantung pada orang lain.

Demensia terjadi karena kerusakan sel saraf serta hubungan antara saraf pada otak. Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah akibat dari penyakit Alzheimer.

3. Daging merah dan mentega 

pixabay.com/tomwieden

Melansir laman Harvard Health Publishing, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Neurology membuktikan bahwa konsumsi jenis asam lemak jenuh yang biasanya ada pada daging merah dan mentega, ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan otak.

“Perempuan yang paling banyak konsumsi lemak jenuh memiliki kemampuan mengingat serta berpikir terburuk dari waktu ke waktu”, ujar Dr. Olivia Okereke, pemimpin studi sekaligus asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School.

Hal sebaliknya terjadi pada perempuan yang mengonsumsi asupan mengandung lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat). Kemampuan berpikir (kognisi) dan memori mereka menunjukkan performa yang lebih baik.

Lemak jenuh diyakini dapat menyebabkan proses peradangan (inflamasi) dan kerusakan arteri. Sementara, lemak tak jenuh tunggal justru akan mengurangi tingkat peradangan.

Itulah sebabnya, Dr. Olivia menyarankan agar mengurangi konsumsi makanan dengan lemak jenuh dan perbanyak asupan mengandung lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun, kacang-kacangan, atau alpukat.

4. Garam 

pixabay.com/bru-no

Pengaruh konsumsi garam berlebih tidak hanya buruk bagi tekanan darah. Fakta medis lainnya menunjukkan bahwa asupan tinggi garam juga dapat menurunkan fungsi otak.

Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian dalam jurnal Neurobiology of Aging yang melibatkan partisipan lansia berumur 67-84 tahun. Hasilnya, kinerja kognitif lansia dengan asupan garam rendah menunjukkan angka yang lebih baik dibanding lansia dengan asupan garam menengah dan tinggi.

Supaya kesehatan otak tetap terjaga, hindari konsumsi garam berlebihan. Berdasarkan anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO), batas konsumsi garam orang dewasa adalah 2.400 mg natrium per hari, setara dengan 1 sendok teh. Serupa dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI, yaitu 2.000 mg natrium atau setara dengan 1 sendok teh garam (5 gram) per orang per hari.

Baca Juga: 4 Alasan Dibalik Anjuran Mengurangi Konsumsi Gorengan yang Berlebihan

Verified Writer

L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya