TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Burger Tidak Sehat Meskipun Mengandung Sayuran dan Protein

Jangan berlebihan mengonsumsi burger, ya

Ilustasi burger (Unsplash.com/Ilya Mashkov)

Siapa yang tidak suka dengan fast food yang satu ini? Terdiri dari daging, roti, dan sayur, burger memang menjadi pilihan favorit bagi banyak orang. Namun, meskipun terlihat sehat, burger sendiri sebenarnya makanan tidak sehat.

Burger yang dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan risiko penyakit jantung. Apa sebenarnya yang membuat burger dianggap tidak sehat? Mari kita simak penjelasan dari ahli!

1. Tinggi lemak jenuh

Ilustrasi pengolahan daging burger (Unsplash.com/Fiona Calisti)

Bukan rahasia lagi bahwa burger sering dianggap sebagai makanan tidak sehat karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi. Menurut Dr. Markus Keller dari Asosiasi Ahli Gizi Jerman, konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kolesterol tinggi. Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (juga dikenal sebagai kolesterol "jahat") dalam tubuh. 

Jadi, seberapa tinggi kandungan lemak jenuh dalam burger? Menurut Dr. Keller, jenis daging yang sering digunakan untuk membuat burger seperti daging sapi mengandung lemak jenuh yang tinggi. Selain itu, banyak restoran cepat saji yang menggunakan mentega atau minyak kelapa untuk memasak roti burger. Hal ini dapat membuat kandungan lemak jenuh pada burger semakin tinggi. Tingginya lemak jenuh ini membuat para ahli mengklasifikasikan burger menjadi makanan tidak sehat.

Baca Juga: 25 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi dan Enak 

2. Rasio gizi yang “jomplang”

Ilustrasi bahan yang ada dalam burger (Unsplash.com/amirali mirhashemian)

Selain kandungan lemak jenuh yang tinggi, burger juga sering dianggap sebagai makanan tidak sehat karena rasio lemak,serat, dan protein yang tidak seimbang. Menurut Dr. Emma Williams, dokter spesialis gizi dari Inggris, daging yang digunakan untuk membuat burger sering kali dipilih berdasarkan kandungan lemaknya yang tinggi, sehingga menghasilkan rasio lemak, serat, dan protein yang tidak seimbang. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi protein yang tidak mencukupi bagi tubuh, sementara kandungan lemak yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Journal of the American College of Nutrition" menemukan bahwa burger yang dibuat dengan daging sapi mengandung rasio lemak dan protein yang tidak seimbang, dengan kandungan lemak yang lebih tinggi daripada protein. Selain itu, rasio serat yang didapat dari sayuran pun masih kalah dengan lemak yang terkandung dalam burger. Oleh karena itu, jika ingin memilih burger yang lebih sehat, pilihlah burger yang dibuat dengan daging yang rendah lemak atau alternatif vegetarian yang mengandung protein yang cukup.

3. Terlalu banyak natrium

Ilustrasi burger dengan saus yang meluber (Unsplash.com/amirali mirhashemian)

Tak hanya kandungan lemak jenuh dan rasio lemak, serat, dan protein yang tidak seimbang, burger juga memiliki kandungan natrium yang tinggi. Menurut Dr. Jane Lee, dokter spesialis gizi dari Kanada, kandungan natrium yang tinggi pada burger disebabkan oleh bahan tambahan seperti mayonaise, mustard, dan saus tomat. 

Bahkan, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Public Health Nutrition" menemukan bahwa burger dapat mengandung hingga 1.500 mg natrium per porsi, yang sama dengan jumlah natrium yang direkomendasikan dalam satu hari. Konsumsi natrium yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tak heran ahli melarang konsumsi burger berlebihan.

4. Kaya akan pengawet sintetis

Ilustrasi etalase penyimpan burger beku (Unsplash.com/Eduardo Soares)

Burger memang menjadi primadona banyak orang, namun perlu diingat bahwa burger juga dapat memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Burger mengandung natrium dan bahan pengawet yang dapat berdampak negatif pada kesehatan. Dr. Alice Smith, dokter spesialis gizi asal Amerika, menjelaskan bahwa banyak restoran cepat saji umumnya menggunakan bahan pengawet untuk memperpanjang umur simpan burger mereka. 

Bahan pengawet tersebut seringkali mengandung natrium nitrat dan natrium nitrit yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker dan penyakit jantung. Selain itu, tambahan makanan seperti keju, saus, dan mayonaise pada burger juga seringkali mengandung tinggi lemak dan gula yang tidak sehat. Tak ayal burger masuk kedalam kelompok junk food.

Baca Juga: 5 Pilihan Topping Seblak yang Tinggi Protein, Jadi Lebih Sehat! 

Verified Writer

Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya