Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Salah satu penyebab perdarahan pada trimester pertama dan kedua kehamilan adalah keguguran atau abortus, yang dapat menyebabkan komplikasi perdarahan hebat, sehingga pasien bisa jatuh dalam kondisi syok, perforasi, infeksi, kegagalan fatal ginjal, dan kematian ibu hamil serta janin.
Ya, abortus yang parah dapat menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang terjadi dapat menyebabkan anemia, sehingga dapat meningkatkan risiko kematian.
Calon ibu dan ayah harus mengerti dan memperhatikan faktor-faktor penyebab keguguran sebagai berikut.
1. Faktor janin
ilustrasi bayi dalam kandungan (cpl.org) Kelainan pertumbuhan pada janin merupakan kelainan yang paling umum sebagian penyebab keguguran pada trimester pertama.
Seperti yang dijelaskan dalam laporan di Idea Nursing Journal, dijelaskan bahwa penyebab keguguran adalah karena kelainan kromosom pada umumnya tidak diketahui. Akan tetapi, ada kemungkinan disebabkan oleh kelainan genetik seperti mutasi tunggal, berbagai penyakit, dan mungkin beberapa faktor dari ayah.
Baca Juga: Waspada, Ini 7 Tanda Keguguran pada Ibu Hamil yang Paling Umum Terjadi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
2. Faktor orang tua
ilustrasi hasil USG bayi (unsplash.com/Omar Lopez) Perempuan hamil memiliki risiko mengalami abortus sebesar 10-25 persen. Semakin meningkatnya usia kehamilan akan meningkatkan risiko keguguran.
Risiko keguguran sebesar 15 persen pada usia di bawah 35 tahun, 20-35 persen pada usia 35-45 tahun, dan risiko lebih dari 50 persen pada usia di atas 45 tahun.
Menurut sebuah laporan dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2015, sebanyak 10 persen abortus terjadi pada perempuan yang berusia kurang dari 20 tahun, 20 persen terjadi pada usia 35-39 tahun, dan 50 persen pada usia 40-45 tahun.
Usia ayah juga berisiko terhadap kejadian abortus. Angka insidennya meningkat 12-20 persen pada ayah yang berusia lebih dari 40 tahun. Usia laki-laki yang lebih tua bisa menyebabkan translokasi kromosom pada sperma, yang mana ini bisa menyebabkan abortus.
3. Faktor gaya hidup
ilustrasi rokok (IDN Times/Arief Rahmat) Menurut sebuah laporan dalam Higieia Journal of Public Health Research and Development tahun 2017, dijelaskan bahwa merokok akan meningkatkan risiko perempuan mengalami keguguran akibat kelainan kromosom.
Perempuan yang merokok lebih dari 14 batang per hari akan meningkatkan risiko keguguran sebanyak dua kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang tidak mereokok.
Keguguran juga bisa terjadi akibat sering mengonsumsi alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan.
Perempuan yang mengonsumsi kopi tiga gelas per hari tercatat memiliki risiko keguguran sebanyak 3 persen dan kematian bayi, sedangkan perempuan yang minum kopi rata-rata atau lebih dari delapan gelas dalam sehari mempunyai risiko abortus spontan hingga 75 persen dan berisiko 2,7 kali terhadap kematian janin.
4. Faktor lingkungan
ilustrasi kecelakaan mobil (pixabay.com/valtercirillo) Beberapa kasus keguguran terjadi setelah ibu mengalami kecelakaan lalu lintas. Selain kecelakaan, penganiayaan fisik dan penganiayaan seksual juga bisa menjadi penyebab keguguran.
Baca Juga: 7 Hal Ini Harus Dihindari Ibu Hamil Agar Gak Keguguran, Perlu Diingat!