TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Syarat Penting agar Ibu Hamil Bisa Puasa dengan Aman

Paling amannya ibu hamil berkonsultasi dengan dokter dulu

ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Juan Encalada)

Intinya Sih...

  • Ibu hamil harus berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan tentang kelayakan kondisi untuk berpuasa, juga tentang kemungkinan keluhan-keluhan yang akan dihadapi selama berpuasa.
  • Ibu hamil tidak dianjurkan berpuasa jika mengalami hiperemesis gravidarum dan morning sickness.
  • Selain itu, ibu hamil harus memastikan memiliki kadar hemoglobin yang normal saat berpuasa.

Puasa Ramadan tinggal menghitung hari. Umat Islam dari seluruh penjuru dunia sudah tidak sabar untuk menyambutnya. Akan tetapi, tidak semua orang bisa berpuasa dengan leluasa. Salah satunya adalah ibu hamil.

Jika ibu hamil ingin berpuasa tanpa membahayakan diri sendiri dan janin yang dikandung, syarat apa saja yang harus dipenuhi? Let's find out together!

1. Tidak mengalami mual dan muntah berlebihan

Mengutip MedlinePlus, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang ekstrem dan terus-menerus selama kehamilan. Ini bisa menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, dan ketidakseimbangan elektrolit. Biasanya, ini terjadi pada trimester awal kehamilan.

Menurut dr. Zeissa Rectifa Wismayanti, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya dalam press release dari RSPI Group, ibu hamil tidak dianjurkan berpuasa jika mengalami hiperemesis gravidarum dan morning sickness.

2. Memiliki kadar hemoglobin yang normal

ilustrasi sel darah merah (pixabay.com/allinonemovie)

Kadar hemoglobin yang rendah menandakan adanya risiko anemia. Pemicunya adalah kekurangan protein dan zat besi. Padahal, keduanya dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang janin. Ibu hamil diperbolehkan berpuasa jika kadar hemoglobinnya normal.

Berdasarkan studi, kadar hemoglobin normal pada trimester pertama dan ketiga adalah 11 gram per desiliter. Sementara itu, pada trimester kedua normalnya adalah 10,5 gram per desiliter (Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 2012).

3. Tidak memiliki gangguan sistem pencernaan

Ibu hamil diperbolehkan berpuasa jika tidak memiliki gangguan sistem pencernaan, seperti dispepsia atau mag. Dilansir SciELO, sekitar 79,6 persen perempuan hamil memiliki gejala dispepsia.

Dispepsia sangat umum dijumpai pada ibu hamil karena perubahan hormonal dan janin yang tumbuh menekan perut. Makin tua usia kandungan, makin terasa gejalanya. Itulah mengapa dispepsia banyak dirasakan di atas minggu ke-27 kehamilan.

Baca Juga: 7 Manfaat Menakjubkan Daun Kelor untuk Ibu Hamil dan Calon Bayi

4. Tidak memiliki diabetes

ilustrasi cek gula darah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Secara umum, berpuasa bisa meningkatkan risiko hipoglikemia atau turunnya kadar gula dalam darah. Tentu saja ini berbahaya bagi ibu hamil dan janin dalam kandungannya.

Berdasarkan penelitian, hipoglikemia menyebabkan retardasi pertumbuhan janin dan membuat bayi berukuran lebih kecil daripada seharusnya (Frontiers in Diabetes, 2020).

5. Makan makanan bergizi dan mencukupi kebutuhan cairan selama sahur dan berbuka

Setelah memastikan tidak mengalami kondisi yang telah disebutkan, langkah selanjutnya adalah mengonsumsi makanan bergizi dan minum banyak air selama sahur dan berbuka.

Yang direkomendasikan untuk ibu hamil yang berpuasa adalah makanan yang kaya akan vitamin, mineral (terutama zat besi dan kalsium), serta tinggi protein.

Selain itu, menurut Permenkes RI nomor 28 tahun 2019, ibu hamil dianjurkan meminum 2.450 sampai 2.650 ml air setiap harinya.

Terakhir, hindari makanan dan minuman manis, mentah, asam, dan berminyak, serta yang mengandung kafein dan alkohol.

Nah, itulah beberapa syarat yang harus dipenuhi ibu hamil jika ingin berpuasa. Yang tak kalah penting, jangan lupa berkonsultasi dengan dokter, ya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya