TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Masker, Perlu Tambah Kacamata untuk Perlindungan dari COVID-19?

Karena virus mungkin masuk ke tubuh lewat mata

pexels.com/EVG Culture

Pakai masker, baik masker bedah atau masker kain, adalah salah satu cara efektif untuk membantu menekan penularan COVID-19.

Seperti kata Badan Kesehatan Dunia (WHO), kamu bisa terinfeksi SARS-CoV-2, virus corona strain baru penyebab COVID-19 bila menghirup droplet yang dikeluarkan penderita (lewat bersin, batuk, bicara, dan bernyanyi) atau menyentuh benda atau permukaan yang terkontaminasi droplet, kemudian kamu menyentuh hidung, mulut, dan mata.

Mengingat mulut dan hidung bisa tertutupi dengan masker (bila dipakai dengan benar, ya!), mata harusnya juga mendapat perlindungan yang sama. Nah, selain pakai masker, apakah pakai kacamata seperti goggles dibutuhkan? Berikut ini penjelasannya.

1. Didukung oleh penelitian dan ahli

pexels.com/ThisIsEngineering

Berbagai studi telah mendukung penggunaan masker sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah penularan COVID-19, selain menerapkan physical distancing dan menjaga kebersihan diri.

Namun, menurut sebuah studi dalam jurnal "The Lancet" terbit Juni lalu, kita bisa melindungi diri lebih optimal bila mata terlindungi dengan kacamata pelindung (goggles) maupun face shield.

Bahkan, pada akhir Juli lalu, Dr. Anthony Fauci, direktur direktur Lembaga Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat (NIAID) mengatakan kepada ABC News bahwa warga Amerika Serikat (AS) perlu mempertimbangkan untuk pakai goggles atau face shield untuk mencegah penularan virus corona.

Maksud dari Dr. Fauci bukannya untuk menggantikan masker, tapi pada situasi tertentu alat perlindungan tersebut bisa menjadi tameng tambahan.

Meski awalnya pernyataan Dr. Fauci ini dianggap berlebihan, tapi banyak ahli yang setuju bahwa penggunaan goggles atau face shield memang dapat bermanfaat pada orang-orang di situasi tertentu.

Baca Juga: 6 Cara Efektif Mencegah Penularan COVID-19 di Dalam Transportasi Umum

2. Mewaspadai penularan COVID-19 lewat mata

unsplash.com/Paul Merki

Sebuah laporan dalam jurnal "JAMA Ophthalmology" yang terbit bulan Maret lalu menyebut bahwa virus COVID-19 bisa ditularkan lewat mata.

"Kami tahu bahwa itu adalah risiko di level rumah sakit," kata Dr. Matthew Heinz, seorang internis di Arizona, AS, kepada Healthline. "Kalau ada orang yang batuk dan bersin dan tidak ada perlindungan dari face shield, maka droplet bisa masuk selaput lendir di sekitar mata," lanjutnya.

Melansir Xinhua, ada pula studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Hong Kong yang menemukan bahwa mata adalah rute utama untuk virus corona menginfeksi manusia, selain saluran pernapasan bagian atas yang meliputi hidung, mulut, dan tenggorokan.

Kepala tim peneliti, Dr. Michael Chan Chi Wai, lektor kepala Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas Hong Kong menemukan bahwa coronavirus jauh lebih efisien dalam menginfeksi konjungtiva, yaitu jaringan yang melapisi permukaan mata, dan saluran pernapasan bagian atas. Tingkat penularannya sebanding dengan yang teramati pada pandemi flu babi tahun 2009 lalu.

Ia juga mengatakan bahwa temuan tersebut sedikit banyak menjelaskan alasan kenapa penularan COVID-19 lebih tinggi dari SARS.

3. Jadi, perlukah pakai kacamata pelindung?

pixabay.com/Mier Chen

Tak seperti masker, Dr. Fauci mengatakan bahwa penggunaan kacamata pelindung tak harus seluas pemakaian masker.

Namun, katanya, ada beberapa orang yang memang lebih butuh kacamata tersebut sebagai proteksi tambahan. Misalnya orang-orang yang tinggal atau bekerja di area dengan kasus COVID-19 tinggi, atau mereka yang pekerjaannya berhadapan dengan publik. Misalnya petugas transportasi umum, petugas kasir di swalayan, apoteker, dan sebagainya.

4. Untuk pemakai lensa kontak, beralih dulu ke kacamata, yuk!

pixabay/Martin Slavoljubovski

Bulan Maret lalu, American Academy of Ophthalmology (AAO) merilis langkah-langkah kemanan untuk mata, karena ada bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 bisa ditularkan lewat mata.

Kamu diinstruksikan untuk tidak menggosok atau mengucek mata, tidak menyentuh wajah, dan tidak menyentuh benda atau permukaan yang mungkin terpapar virus.

Mereka yang menggunakan lensa kontak menyentuh mata saat memasang atau melepaskan lensa kontak, atau ketika merasa ketidaknyamanan di mata. Mereka juga cenderung lebih sering menyentuh mata dan wajah ketimbang orang-orang yang tidak pakai lensa kontak.

"Beberapa orang kurang dapat menjaga kebersihan dan mungkin lupa membersihkan tangannya," kata Thomas Steinemann, juru bicara AAO kepada CNN.

Walaupun beberapa ahli mengatakan bahwa belum ada bukti yang benar-benar membuktikan bahwa virus bisa masuk lewat mata, tapi memakai kacamata dianggap sebagai tindakan pencegahan.

Meski tidak seefektif goggles, tapi kacamata bisa jadi pelindung tambahan untuk melindungi kamu dari virus.

Anjuran tambahan, saat ingin membenarkan posisi kacamata, kamu direkomendasikan untuk melapisi tangan dengan tisu ketimbang menyentuhnya langsung.

Meskipun pakai lensa kontak tidak dilarang, tapi pastikan untuk cuci tangan dengan air sabun dan air mengalir sebelum memasang dan setelah melepasnya. Selain itu, ganti lensa kontak sesuai jangka waktu penggunaan, serta ganti atau cuci tempat penyimpanannya secara berkala. 

Baca Juga: Masih Misteri, 5 Pertanyaan Seputar COVID-19 Ini Belum Terjawab

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya