TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Vitamin yang Membantu Tubuh Kita Melawan Inflamasi

Beberapa vitamin diperkuat potensi antiinflamasi

ilustrasi makanan yang mengandung vitamin (vecteezy.com/F F)

Saat luka atau cedera bengkak, memerah, dan sakit, itu mungkin merupakan tanda inflamasi atau peradangan. Secara umum, inflamasi adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap iritasi. Yang mengiritasi mungkin kuman, tetapi bisa juga benda asing seperti tusukan serpihan benda kecil di jari.

Ini artinya inflamasi tidak hanya dimulai ketika, misalnya, luka telah terinfeksi oleh bakteri, mengeluarkan nanah, atau penyembuhan yang buruk. Inflamasi sudah dimulai saat tubuh mencoba melawan iritan yang berbahaya.

Inflamasi akut adalah hal yang baik dan ini merupakan respons perlindungan tubuh. Akan tetapi, inflamasi kronis atau yang terjadi terus-menerus bisa merugikan dan menyebabkan sejumlah penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit autoimun seperti psoriasis dan artritis reumatoid.

Penelitian telah menemukan bahwa vitamin tertentu punya potensi antiinflamasi. Banyak penelitian dilakukan dengan suplemen sehingga jumlahnya dapat diukur dan dikontrol secara akurat. Untuk memanfaatkan potensi khasiatnya, kamu bisa mulai dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin ini.

1. Vitamin A

Menurut studi, vitamin A dapat menjaga sistem kekebalan tubuh agar tidak terlalu aktif dalam menyebabkan inflamasi (Advances in Nutrition, 2017).

Vitamin A tersedia dalam dua bentuk, yaitu beta-karoten adalah provitamin yang diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh. Vitamin A adalah antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas. Pola makan kaya akan beta-karoten dan vitamin A dapat membantu mengurangi inflamasi.

Sumber vitamin A termasuk wortel, kale, bayam, dan berbagai jenis sayuran hijau lainnya.

2. Vitamin B

ilustrasi hati ayam (freepik.com/timolina)

Orang dengan kadar vitamin B6 yang rendah akan sering memiliki protein C-reaktif tingkat tinggi, senyawa lain yang bertanggung jawab untuk inflamasi, terutama pada penyakit autoimun seperti artritis reumatoid (Molecular Aspects of Medicine, 2017).

Sumber vitamin B6 termasuk kale, paprika, jamur, melon, tuna, dan daging unggas.

Satu penelitian menemukan bahkan suplemen asam folat (vitamin B9) dosis rendah yang diminum setiap hari untuk waktu yang singkat dapat mengurangi inflamasi (Biomarker Research, 2015).

Sumber asam folat antara lain kacang polong, sayuran hijau gelap, asparagus, hati, dan lainnya.

3. Vitamin C

Vitamin C diketahui dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Selain itu, vitamin C dapat menghilangkan radikal bebas yang bertanggung jawab menyebabkan inflamasi (Indian Journal of Clinical Biochemistry, 2013).

Vitamin C, seperti vitamin B, juga dapat membantu menurunkan protein C-reaktif. Suplemen memang membantu, tetapi yang terbaik adalah mencoba mendapatkan vitamin C dari makanan.

Sumber vitamin C meliputi aneka jeruk, brokoli, buah beri, paprika, dan sayuran berdaun hijau.

Baca Juga: 10 Penyakit yang Terkait dengan Kekurangan Vitamin D

4. Vitamin D

ilustrasi makan makanan sehat (vecteezy.com/Prakasit Khuansuwan)

Dilansir Office of Dietary Supplements, studi lampau menemukan hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan berbagai penyakit inflamasi. Para peneliti mengetahui bahwa meningkatkan asupan vitamin D dapat membantu mengurangi inflamasi dalam tubuh.

Laporan lainnya menunjukkan peristiwa molekuler dan pensinyalan tertentu bertanggung jawab atas kemampuan vitamin D untuk menghambat inflamasi (The Journal of Immunology, 2012). Orang dengan kadar vitamin D rendah akan memperoleh manfaat dari suplementasi vitamin D.

Vitamin D diproduksi secara alami oleh tubuh setelah terpapar sinar matahari, tetapi tidak semua orang bisa mendapatkan semua vitamin D mereka dengan cara ini. Siapa pun yang mencurigai kadar vitamin D tubuhnya rendah harus berbicara dengan dokter tentang pengujian dan suplementasi.

Sumber vitamin D bisa kamu dapatkan dari ikan, kuning telur, jeroan, makanan yang difortifikasi vitamin D seperti susu, dan lainnya.

5. Vitamin E

Vitamin E juga merupakan antioksidan yang juga punya kekuatan antiinflamasi. Hasil metaanalisis mengonfirmasi bahwa vitamin E diperkuat khasiat antiinflamasi dan suplementasinya bisa membantu orang-orang yang hidup dengan kondisi inflamasi (European Journal of Clinical Nutrition, 2015).

Sumber vitamin E termasuk biji bunga matahari, almon dan kacang lainnya termasuk minyak yang dibuat dari kacang-kacang tersebut, alpukat, dan bayam.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya