Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Depresi dan frustrasi adalah dua kata yang familier terdengar di telinga kita. Meski begitu, ternyata masih banyak orang yang keliru dalam membedakan dua kondisi tersebut.
Keduanya kerap kali dianggap sama, padahal nyatanya sangat berbeda. Untuk itu, berikut beberapa perbedaan antara depresi dan frustrasi secara umum yang harus kamu tahu supaya tak lagi keliru.
1. Pengertian
ilustrasi seseorang dengan depresi (pexels.com/Alex Green) Depresi dan frustrasi sering kali dianggap kondisi yang sama terutama oleh awam. Padahal, keduanya memiliki pengertian yang jelas berbeda.
- Depresi diartikan sebagai perasaan sedih dan putus asa yang mendalam karena satu atau banyak hal.
- Frustrasi ialah perasaan marah dan kecewa yang timbul karena ketidakmampuan diri untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Bagaimana, apakah sudah cukup jelas? Kalau belum, yuk, simak poin berikutnya!
Baca Juga: Mudah Merasa Marah? Mungkin 13 Faktor Medis Ini Penyebab Kamu Emosian
2. Jangka waktu
ilustrasi seseorang yang frustrasi (freepik.com/jcomp) Perbedaan selanjutnya terletak pada jangka waktu depresi dan frustrasi itu sendiri. Dilansir Healthline, frustrasi cenderung berlangsung sesaat, sementara, atau jangka pendek. Sementara itu, depresi bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan lebih.
Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, frustrasi hanyalah perasaan marah dan kecewa yang bisa diartikan sebagai respons emosional sesaat. Nah, jika kamu merasa perasaan itu berlangsung dalam jangka panjang, ada kemungkinan kamu telah memasuki fase depresi.
3. Klasifikasi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi seseorang dengan frustrasi (freepik.com/wirestock) Depresi dan frustrasi disekat oleh klasifikasi yang berbeda. Depresi termasuk ke dalam penyakit mental atau psikologis, sedangkan frustrasi hanyalah respons emosional semata.
Akan tetapi, jangan menganggap remeh frustrasi. Dilansir WebMD, frustrasi bisa menjadi akar dari segala emosi yang berakibat pada penyakit mental, seperti depresi dan lain sebagainya.
4. Frustrasi sebagai bagian dari depresi
ilustrasi seseorang dengan depresi (pexels.com/Liza Summer) Setelah menyimak dua poin di atas, kamu pasti sudah menangkap bahwasannya depresi lebih tinggi tingkatannya dari frustrasi. Ya, frustrasi termasuk ke dalam salah satu gejala depresi.
Hal itu dibuktikan oleh studi ilmiah yang terbit dalam jurnal Current Psychology pada tahun 2017. Penelitian yang melibatkan 270 orang Polandia dan 209 orang Korea Selatan ini menghasilkan kesimpulan umum bahwa frustrasi dapat mengarahkan seseorang pada depresi.
Begitu pula dengan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Cambridge University Press pada tahun 2018. Di sana tertulis bahwa perasaan marah yang berkaitan dengan frustrasi memiliki koneksi terhadap depresi.
Baca Juga: 8 Jenis Depresi yang Mungkin Kamu Miliki Tapi Tak Disadari, Hati-hati!