TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Kenapa Petugas Farmasi Bisa Baca Resep Dokter

Apakah ada kode yang cuma diketahui dokter dan apoteker?

ilustrasi dokter menuliskan resep (libreshot.com/Martin Vorel)

Resep dalam dunia kesehatan merupakan permintaan tertulis dokter atau dokter gigi kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik.

Berdasarkan pengertiannya, resep biasanya ditulis oleh dokter. Walaupun sekarang kebanyakan resep sudah tertulis secara elektronik sehingga memudahkan dalam pembacaan resep, tetapi di beberapa fasilitas kesehatan penulisan resep masih ditulis secara manual di atas kertas.

Buat awam, tulisan dokter mungkin sukar untuk dibaca. Namun, saat resep diberikan ke apoteker, mereka tampaknya bisa dengan mudah membacanya. Mungkin yang terlintas di pikiran kamu ada kode tertentu antara apoteker dan dokter sehingga hanya apoteker yang bisa membacanya. Apa benar begitu? Biar paham, inilah alasan kenapa apoteker bisa membaca resep dokter.

1. Adakah kode khusus antara petugas farmasi dengan dokter?

ilustrasi dokter menuliskan resep (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat melihat resep dari dokter, kamu mungkin melihat singkatan-singkatan asing di bawah nama obat. Singkatan asing inilah yang merupakan standar komunikas petugas farmasi dan dokter. Singkatannya berasal dari bahasa Latin.

Penggunaan bahasa Latin pada resep ini bukannya agar resep tidak bisa dibaca oleh pasien, tetapi karena kadang setiap daerah penyebutan suatu kata berbeda-beda, sehingga digunakanlah bahasa Latin agar persepsi penulis resep dan pembaca resep sama.

Selain itu, bahasa Latin juga tidak pernah berubah. Jadi, yang dituliskan oleh dokter dalam resep itu bukan kode atau kata sandi ya, tetapi bahasa Latin yang disingkat. Contohnya "p.c" (post coenam), yang artinya obat digunakan setelah makan.

Baca Juga: Selain Indikasi dan Efek Samping, 6 Hal Ini Juga Dipelajari Farmasis

2. Bagaimana petugas farmasi bisa membaca resep dokter?

ilustrasi membaca resep dokter (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Walau sudah menggunakan singkatan bahasa Latin, tetapi kadang tulisan dokter tetap sulit dibaca, apalagi jika nama obat yang tertera hanya huruf depannya saja. Ini bisa meningkatkan risiko kesalahan pemberian obat atau medication error. Jika sampai terjadi, ini bisa menyebaban kecacatan atau bahkan kematian pada pasien. Bukannya sembuh, pasien malah lebih parah.

Kadang, walaupun hanya tertera nama awal obat saja, tetapi petugas farmasi sudah bisa menebak obat pada resep. Ini karena mereka terbiasa dan punya pengetahuan tentang nama-nama obat.

Sebelum memberikan obat pada pasien, apabila nama obat kurang jelas, untuk memastikan biasanya petugas farmasi akan menanyakan kepada pasien dari poli apa atau sedang mengalami gejala atau penyakit apa.

3. Bagaimana jika resep dokter benar-benar tidak terbaca?

ilustrasi seorang apoteker (unsplash.com/nci)

Nama obat biasanya memiliki akhiran yang sama, bahkan kadang mirip dan ini buat awam kadang tertukar. Biasanya obat yang mirip ini satu golongan obat dan biasa digunakan untuk penyakit yang sama. Contohnya obat hipertensi amlodipin dan nifedipin.

Nah, bagaimana jika sudah tahu penyakit pasien tetapi nama obat dalam resep tetap tidak terbaca dan dikhawatirkan salah obat?

Jawabannya adalah menelepon dokter penulis resep. Itulah kenapa dalam resep obat harus tertera nama dokter, nomor izin dokter, alamat, nomor telepon dokter, dan paraf dokter untuk memudahkan jika resep tidak terbaca. Hal ini berdasarkan Permenkes 72 tahun 2016.

4. Apa risikonya jika petugas farmasi salah membaca resep?

ilustrasi pemberian obat (pexels.com/Artem Podrez)

Ada banyak hal yang mungkin terjadi jika petugas farmasi salah membaca resep. Salah satunya target terapi pasien tidak tercapai, sehingga keluhan atau penyakit yang dialami pasien tidak teratasi. Hal ini bisa terjadi akibat kesalahan dalam membaca kekuatan sediaan obat, nama obat, dosis obat dan rute pemberian obat. Kesalahan ini dapat menyebabkan cedera ringan sampai berakibat fatal, yaitu kematian.

Untuk menghindari kesalahan dalam membaca resep, petugas farmasi biasanya melakukan ini:

  • Identifikasi pasien, biasanya akan ditanyakan nama lengkap dan alamat untuk menghindari kesalahan penyerahan obat pada pasien yang memiliki nama sama.
  • Klarifikasi pada dokter jika terdapat ketidakjelasan.
  • Menanyakan informasi mengenai pasien seperti penyakit yang diderita, berat badan, tinggi badan, dan hasil pemeriksaan pasien.

Baca Juga: 7 Obat yang Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran

Verified Writer

Rifka Naila

Serotonin needed~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya