TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Kanker Sedunia, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Nyawa

Yuk, skrining reguler untuk cegah kanker!

ilustrasi kanker (pexels.com/Anna Shvets)

Memperingati Hari Kanker Sedunia, Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) baru saja menggelar acara dengan tema "Close the Care Gap" pada Selasa (7/2/2023). Acara ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker.

Tema ini memiliki tujuan untuk mengajak setiap individu bahu-membahu melakukan perubahan untuk menutup kesenjangan dalam pengetahuan dan perawatan kanker. Kita diharapkan dapat mengambil peran dalam memerangi kanker secara global. 

1. Kasus kanker di Indonesia masih tinggi

ilustrasi pasien kanker (unsplash.com/Steven HWG)

Data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) tahun 2022 menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebesar 136 orang per 100.000 penduduk. Angka ini menempatkan Indonesia pada urutan ke-8 di Asia Tenggara. 

Kanker payudara memiliki angka kejadian tertinggi pada perempuan dengan 42 kasus per 100.000 penduduk dan memiliki rata-rata kematian 17 orang per 100.000 penduduk. Kanker leher rahim berada di urutan kedua dengan angka 23 orang per 100.000 penduduk dan rata-rata kematian 14 orang per 100.000 penduduk.

Untuk laki-laki, kanker paru memiliki angka kejadian tertinggi dengan angka 19 orang per 100.000 penduduk dan rata-rata kematian 11 orang per 100.000 penduduk. Sementara itu, kanker hati berada di urutan kedua dengan angka 12 orang per 100.000 penduduk dan rata-rata kematian 8 orang per 100.000 penduduk.

Baca Juga: Apakah Kafein Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara?

2. Masih banyak orang belum bisa mendapatkan akses layanan kesehatan layak

ilustrasi pasien kanker (unsplash.com/Maksym Kaharlytskyi)

Dokter Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM, dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi RS MRCCC Siloam Semanggi, menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat yang belum bisa mendapatkan akses layanan kanker yang layak.

Kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan rasa takut melakukan skrining menjadi faktor penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia. Selain itu, keterbatasan finansial dan kurangnya tenaga ahli juga berkontribusi dalam tingginya angka kanker di Indonesia.

"Meskipun terdapat kemajuan dalam penanganan kanker, di Indonesia ternyata masih banyak masyarakat yang belum dapat mengakses atau mendapatkan layanan kanker yang layak," ucap dr. Jeffry dalam sebuah rilis. 

Baca Juga: Hari Kanker Anak Sedunia, Ini Mitos dan Fakta seputar Kanker Anak

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya