TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Tidak Childfree Bukan Jaminan Lebih Bahagia

Orang tua dengan anak memiliki tingkat stres lebih tinggi

ilustrasi orang tua dan anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Childfree adalah sebuah keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak. Tindakan ini dilakukan karena berbagai alasan, seperti finansial, faktor psikologis, atau bahkan lingkungan.

Topik childfree menjadi perbincangan yang hangat karena pernyataan seorang influencer, Gitasav, yang menuai perdebatan di media sosial.

Di Indonesia, banyak yang beranggapan bahwa mempunyai anak akan membawa lebih banyak rezeki dan kebahagiaan. Lantas, bagiamana sebenarnya hubungan keputusan memiliki anak dan kebahagiaan? Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak memiliki anak dinilai lebih bahagia dibanding orang yang tidak memiliki anak. Simak penjelasannya di sini.

1. Adanya "roller coaster" kebahagiaan

ilusrasi anak (unsplash.com/@ashtonbingham)

Penelitian menunjukkan adanya "lonjakan kebahagiaan" yang dialami orang tua tepat setelah bayi lahir. Akan tetapi, hal tersebut cenderung menghilang selama setahun.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Princeton University dan Stony Brook University menemukan bahwa orang tua anak dan non orang tua mempunyai tingkat kepuasan yang hampir sama.

Akan tetapi, orang tua mengalami kebahagiaan dan stres lebih banyak setiap harinya. Ini disebabkan karena anak membawa tanggung jawab dan tingkat stres yang besar setiap harinya. Hal ini menyebabkan tingkat kebahagiaan orang tua menjadi turun naik secara drastis. 

Baca Juga: Waspada Kanker pada Anak, Ini Tips dari Pakar

2. Orang tua dengan anak cenderung punya depresi yang lebih tinggi

ilustrasi sakit kepala (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Health and Social Behavior mengatakan bahwa depresi dan kecemasan cenderung lebih tinggi di antara orang dewasa yang aktif mengasuh anak.

Stres juga tidak serta-merta langsung hilang saat anak tumbuh dan menjadi mandiri. Hal ini disebabkan oleh hubungan emosional yang kuat antara orang tua dan anak. Para orang tua cenderung punya perasaan khawatir dan cemas walaupun anak sudah beranjak dewasa.

Baca Juga: Cegah Diabetes pada Anak dengan Aktivitas Fisik Teratur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya