TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Bahan Berbahaya dalam Jajanan Anak, Ini Kata Pakar

Nitrogen cair dapat menyebabkan kebocoran lambung

ilustrasi jajanan ciki ngebul yang diolah dengan nitrogen cair (freepik.com/jcomp)

Jajanan anak yang banyak mengandung tepung dan gula termasuk jenis makanan yang kurang bergizi bagi anak-anak. Terlebih lagi, banyak dari jajanan tersebut dapat memengaruhi kesehatan pencernaan anak. 

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengadakan media briefing virtual pada Selasa (17/1/2023) untuk memberikan kesadaran tentang jajanan anak dan kesehatan pencernaan. 

1. Kudapan anak banyak yang tidak bergizi

ilustrasi jajanan (pexels.com/Andretti Brown)

Acara ini menghadirkan dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua PP IDAI. Ia menjelaskan bahwa nutrisi penting yang diperlukan anak, khususnya balita, dalam masa pertumbuhan adalah protein hewani. 

Sayangnya, kebanyakan kudapan yang sering dikonsumsi oleh anak adalah ultra processed food. Ini adalah makanan yang telah mengalami banyak pemrosesan sehingga tinggi akan karbohidrat olahan dan gula.

Dari sisi nutrisi makro, makanan tersebut tidak memenuhi syarat makanan bergizi yang diperlukan oleh pertumbuhan anak, yaitu protein hewani. 

Di sisi lain, dr. Piprim mengatakan tidak sedikit jajanan anak yang mengandung bahan yang berpotensi membahayakan, seperti nitrogen cair pada chiki ngebul yang sempat viral belakangan ini. 

2. Bahan berbahaya di sekitar kita

ilustrasi produk pembersih (pixabay.com/Michael-T)

Selain dr. Piprim, acara ini juga menghadirkan Dr. dr. Muzal Kadim, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, untuk menjelaskan bahan berbahaya yang berpotensi tertelan oleh anak.

Dokter Muzal mengatakan bahwa ada banyak bahan berbahaya yang dapat tertelan oleh anak, khususnya balita.

Tidak hanya jajanan, benda-benda di sekitar kita, seperti minyak kayu putih, pembersih toilet, atau bahkan aki motor, berpotensi tertelan oleh anak. Oleh sebab itu, para orang tua diharapkan untuk menyimpan benda-benda tersebut jauh dari jangkauan anak.

"Kalau terjangkau anak, dia pasti ingin mencoba. Kalau bentuknya seperti botol minum, mungkin dikira minuman. Hal keracunan seperti ini sering terjadi," ucap Dr. Muzal. 

Baca Juga: Gerakan Bumil Sehat, Upaya Cegah Stunting Sejak Kehamilan

3. Bahaya menelan bahan berbahaya

ilustrasi anak keracunan (unsplash.com/Leo Rivas)

Menurut Dr. Muzal, kasus menelan bahan berbahaya sering terjadi pada anak di bawah 5 tahun. Bahaya dari keracunan ini bisa ringan hingga fatal. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami keracunan mungkin memerlukan perawatan khusus dalam jangka panjang.

Beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari keracunana bahan berbahaya meliputi luka bakar, denaturasi jaringan, koagulasi, dan striktur (penyempitan saluran). Parahnya kasus keracunan ini akan tergantung pada tipe, jumlah, dan konsentrasi bahan berbahaya yang tertelan.

4. Jenis-jenis bahan berbahaya yang berpotensi tertelan oleh anak

ilustrasi slime (Pexels.com/ cottonbro)

Dokter Muzal mengelompokan bahan-bahan berhaya yang berpotensi tertelan anak menjadi beberapa kategori. Bahan-bahan ini meliputi:

  • Asam kuat (air aki, pembersih toilet).
  • Basa kuat (pembersih saluran, deterjen).
  • Klorin (kaporit, pemutih).
  • Hidrokarbon (insektisida, minyak tanah).
  • Borax (pengawet makanan, slime).
  • Rhodamin B (pewarna).
  • Nitrogen cair.
  • Makanan kedaluwarsa.

Jika seorang anak tidak sengaja menelan salah satu dari bahan tersebut, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Baca Juga: Fakta Kolesterol, Ada yang Baik dan Ada yang Jahat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya